KOMPAS.com - Unggahan yang menyebut perempuan di usia subur perlu rutin mengonsumsi tablet penambah darah, ramai di media sosial Twitter.
Unggahan tersebut dibagikan oleh akun ini pada Sabtu (13/5/2023) malam.
Tampak dalam twit, pengunggah mengingatkan para perempuan untuk rajin mengkonsumsi tablet tambah darah atau TTD.
"Reminder buat semua perempuan yuk rajin konsumsi TTD, aku minum merk samcobion harganya murce jadi nyetok banyak," tulisnya.
Konsumsi tablet tambah darah saat menstruasi
Pengunggah juga menyertakan tangkapan layar twit lain yang mengajak para perempuan untuk mengonsumsi tablet tambah darah setiap hari saat menstruasi.
Sementara saat tidak menstruasi, sebanyak satu tablet setiap minggu.
Salah satu warganet menanggapi, perempuan tanpa riwayat kekurangan darah atau anemia tetap dianjurkan minum penambah darah.
"Sebenernya tanpa ada riyawat anemia —termasuk yg ga pernah ngecek Hb wanita usia subur emang tetap dianjurkan buat minum suplemen tambah darah," kata warganet.
Hingga Minggu (14/5/2023) siang, unggahan ini telah menuai lebih dari 844.000 tayangan, 9.700 suka, dan 1.300 twit ulang dari warganet.
Lalu, benarkah mengonsumsi tablet penambah darah dianjurkan untuk perempuan di usia subur? Apa tujuannya?
Bantu cegah anemia dan stunting
Saat dikonfirmasi, Guru Besar Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga IPB University, Ali Khomsan membenarkan anjuran minum tablet tambah darah seperti dalam unggahan.
"Benar, bahkan sejak remaja SMP dan SMA dianjurkan minum tablet tambah darah satu minggu sekali," ujarnya kepada Kompas.com, Minggu (14/5/2023).
Menurut Ali, konsumsi tablet tambah darah bukan hanya akan membantu mencegah anemia atau kekurangan darah pada perempuan.
Melainkan, juga menghindari terjadinya stunting pada anak-anak yang akan dilahirkan pada generasi selanjutnya.
"Anemia berisiko mendatangkan kelahiran berat badan lahir rendah yang juga akhirnya dapat menyebabkan pertumbuhan anak terganggu atau stunting," tuturnya.
Stunting sendiri merupakan kondisi gagal tumbuh akibat kurangnya asupan gizi.
Dalam dalam jangka pendek, kondisi ini dapat menyebabkan perkembangan otak, metabolisme, dan pertumbuhan fisik anak terganggu.
Sementara itu, dalam jangka panjang, stunting dapat menyebabkan anak kesulitan belajar, serta berisiko terkena gangguan pada jantung dan pembuluh darah.
Ali mengungkapkan, pemerintah memiliki program pemberian tablet tambah darah bagi masyarakat sebagai salah satu pencegahan stunting.
Namun, saat ini, tablet gratis tersebut diutamakan untuk remaja putri dan calon pengantin perempuan.
"Saat ini yang diutamakan remaja SMP dan SMA, dan mungkin calon pengantin," kata Ali.
Selain anjuran konsumsi seminggu sekali, tablet tambah darah juga bisa diminum setiap hari selama menstruasi.
"Bisa diminum tiap hari saat haid. Namun tetap perlu konsultasi dokter lebih dulu," tambahnya.
Baca juga: Benarkah Orang Pendek Sudah Pasti Stunting?
Stunting dapat dicegah dengan gizi seimbang
Dihubungi terpisah, Spesialis Obstetri dan Ginekologi (Obgyn) sekaligus Dekan Fakultas Kedokteran Uhamka, dr Wawang Sukarya mengungkapkan, kebutuhan zat besi sebenarnya masih bisa dipenuhi oleh makanan.
"Kebutuhan zat besi atau disebut penambah darah, sehari-hari masih bisa dipenuhi oleh makanan," jelas Wawang saat dihubungi Kompas.com, Minggu (14/5/2023).
Oleh karena itu, dia melanjutkan, apabila perempuan di usia subur tidak ada indikasi atau tanda-tanda medis tertentu seperti anemia, maka tidak perlu mengonsumsi tablet tambah darah.
Di sisi lain, berkenaan dengan pencegahan kelahiran anak stunting, menurut Wawang, dapat dilakukan dengan makan makanan bergizi baik.
"Mencegah stunting yang penting makan dengan gizi yang baik, sekarang istilahnya gizi seimbang," paparnya.
Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan, gizi seimbang dapat dipenuhi dengan menerapkan konsep "Isi Piringku".
Konsep "Isi Piringku" secara menggambarkan porsi makan yang dikonsumsi dalam satu piring terdiri dari 50 persen buah dan sayur, serta 50 persen karbohidrat dan protein.
Konsep ini membagi piring makan menjadi empat bagian dengan porsi berbeda. Bagian pertama, sebanyak 1/3 dari total luas piring, adalah porsi makanan pokok seperti nasi.
Bagian kedua, diisi lauk dengan porsi hanya sebesar 1/6 dari total luas piring.
Sementara di sisi sebelah kanan, bagian ketiga sebanyak 1/3 adalah porsi makan sayur. Sedangkan, 1/6 bagian sisanya merupakan porsi makan buah.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.