Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hati-hati, Kaget dan Patah Hati Bisa Memicu Serangan Jantung

Baca di App
Lihat Foto
Ilustrasi orang kaget. Kaget dapat menimbulkan serangan jantung. (Pexels/Andrea Piacquadio)
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Serangan jantung terjadi saat aliran darah yang mengandung oksigen terhambat menuju jantung.

Akibatnya, penderita bisa mengalami gangguan kesehatan, bahkan kematian.

Banyak hal bisa memicu serangan jantung. Selain faktor gaya hidup, kaget dan stres secara emosional ternyata juga bisa menjadi faktor pemicu yang tidak boleh disepelekan.

Untungnya, serangan jantung akibat kaget dan stres ini dapat diobati asal segera mendapatkan penanganan dengan cepat.

Baca juga: Faktor Risiko Terkena Serangan Jantung, Apa Saja?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Kaget dan serangan jantung

Penelitian yang dilakukan Fakultas Kedokteran Universitas Johns Hopkins menyebutkan terkejut dan stres emosional dapat memicu gangguan pada jantung.

Dilansir dari Johns Hopkins News Letter, studi ini dipimpin oleh ahli jantung Dr. Ilan Wittstein dan dipublikasikan di New England Journal of Medicine.

Tim peneliti melakukan studi terhadap 19 orang yang mengalami putus cinta antara tahun 1999 dan 2003. Hasilnya, stres emosional yang intens sangat berhubungan dengan masalah jantung.

Para peneliti menyebut, putus cinta, kematian orang yang dicintai, atau bahkan terkejut saat mendapatkan pesta kejutan, semuanya dapat memicu serangan jantung.

Gangguan ini juga terjadi pada orang yang tidak memiliki riwayat penyakit jantung alias sehat.

"Penting bagi orang untuk mengetahui bahwa ini adalah sesuatu yang benar-benar dapat dilakukan oleh stres emosional," kata Wittstein.

"Hati yang hancur bisa membunuhmu, dan ini mungkin salah satu caranya," lanjutnya.

Sayangnya, kebanyakan orang tidak menyadari hal ini. Orang-orang biasanya mengira serangan jantung hanya terkait dengan kesehatan yang buruk, dan tidak terkait dengan trauma emosional.

Meski prosentase kejadiannya cukup tinggi, untungnya para peneliti mengungkapkan bahwa penderita serangan jantung akibat stres emosional biasanya hanya memerlukan pengobatan jangka pendek.

Hal tersebut karena jantung biasanya bisa pulih dengan sendirinya.

Baca juga: Bisakah Kembali Beraktivitas Normal Setelah Terkena Serangan Jantung?

Butuh perawatan intens

 

Di sisi lain, peneliti menjelaskan bahwa kelebihan hormon stres bisa menyumbat arteri dan menyebabkan otot jantung melemah. Kondisi ini membuat jantung jadi kurang mampu memompa darah untuk sementara waktu.

Jika dibiarkan, darah tidak akan terpompa ke seluruh tubuh dan menyebabkan gagal jantung.

Stres emosional yang tiba-tiba dan luar biasa akan melepaskan banyak hormon adrenalin dan bahan kimia lainnya ke aliran darah.

Bahan kimia ini menjadi racun dan memicu gejala serangan jantung, seperti nyeri dada, cairan di paru-paru, sesak napas, dan gagal jantung.

Gangguan jantung akibat stres dan terkejut sebagian besar dialami orang lanjut usia dengan usia rata-rata 63 tahun. Namun, ada juga korban berusia 27 dan 32 tahun.

Masalah ini lebih sering terjadi pada wanita. Diperkirakan, hal ini terjadi karena ada perbedaan reaksi antara pria dan wanita terhadap stres.

Wittstein memperingatkan bahwa serangan jantung yang disebabkan oleh stres maupun penyakit lainnya harus segera ditangani dengan cepat, terutama jika konsisinya sudah parah.

Orang yang kondisi jantungnya sangat buruk membutuhkan perawatan intens untuk menjaga sirkulasi darah. Dengan perawatan yang cepat, penderita bisa berpeluang sembuh.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi