KOMPAS.com - Pihak Kementerian Pertanian (Kementan) tengah meningkatkan kewaspadaan sembari melakukan sejumlah mitigasi terkait adanya babi yang terserang African Swine Fever (ASF) atau flu babi Afrika.
Diketahui, babi asal Pulau Bulan, Batam, Kepulauan Riau tengah terserang penyakit tersebut.
Kementan menyebut, virus ini bangkit kembali setelah sebelumnya kasus terakhir ditemukan puluhan tahun lalu.
“Di dunia, virus itu berputar, bakteri lagi bekerja sehingga (wajar) penyakit yang sudah tertimbun 20-30 tahun lalu (muncul kembali). Kayaknya virus bangkit lagi,” kata Syahrul dikutip dari Kompas.com (15/5/2023).
Menurutnya, kasus flu babi afrika ini belum sampai menyerang daerah lain.
Lantas, apakah flu babi Afrika bisa menular ke manusia?
Baca juga: Mengenal Flu Babi Afrika, Apa Bedanya dengan Flu Babi H1N1?
Penjelasan epidemiolog
Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman saat dihubungi menjelaskan, flu babi hanya menyerang babi.
"Flu babi Afrika ini termasuk amat sangat menular untuk babi, namun bukan untuk manusia," kata Dicky kepada Kompas.com, Senin (15/5/2023).
Ia menjelaskan, babi merupakan binatang yang hidup berkelompok, sehingga penyebarannya bisa sangat mudah dengan cara kontak langsung antar babi.
"Penyebarannya bisa melalui obyek atau barang yang terkontaminasi," ujarnya.
Salah satu cara penyebarannya adalah dari air yang terkontaminasi darah atau cairan tubuh babi yang terinfeksi.
Menurutnya, virus penyebab flu babi Afrika bisa bertahan sangat lama di lingkungan.
"Jadi sangat penting melakukan pencegahan," tuturnya.
Dirinya menjelaskan, jika peternakan jorok, maka flu babi Afrika akan mudah menyebar, termasuk saat pendistribusian hewan.
Baca juga: Waspada Flu Burung, Bisakah Virus Ini Menular dari Manusia ke Manusia?
Konsumsi daging tetap tak aman
Ia menjelaskan, konsumsi daging babi yang terinfeksi flu babi Afrika menurutnya tidak aman untuk dilakukan.
"Kalau bicara konsumsi daging tetap tak aman," katanya.
Ia menjelaskan, flu babi Afrika (ASF) disebabkan oleh virus flu babi Afrika (ASFV).
ASFV menurutnya tidak diketahui dapat ditularkan kepada manusia, dan belum ada kasus yang terkonfirmasi pada manusia.
Namun ia menekankan, ada risiko teoritis bahwa virus dapat ditularkan kepada manusia melalui kontak dengan babi yang terinfeksi atau produk-produk mereka.
Selain itu, meskipun pada manusia tak ada catatan penularan, namun menurutnya ada potensi daging hewan yang terinfeksi dapat menularkan ke hewan lain.
Upaya pencegahan
Untuk menghindari flu babi Afrika, maka yang sebaiknya dilakukan adalah menerapkan good biosecurity pada binatang.
Di mana ini berarti peternak harus melakukan karantina dan isolasi pada hewan yang sakit.
Selain itu, juga memperhatikan kebersihan kandang, peralatan, maupun menjaga perilaku peternak.
"Peternak harus tahu gejala babi yang terinfeksi dan melaporkan ke dokter hewan setempat (jika ada gejala)," pungkasnya.
Baca juga: Kementan Waspada, Virus Flu Babi Afrika Bangkit Kembali dan Serang RI
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.