Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Telat Menikah Bisa Membuat Rahim Kering, Benarkah?

Baca di App
Lihat Foto
Twitter
Ramai soal telat nikah bisa menyebabkan rahim kering.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Sebuah twit yang menyebutkan pertanyaan "kapan nikah" dan dilanjutkan dengan kalimat "kamu gak takut rahimnya kering", ramai di media sosial.

Twit tersebut diunggah oleh akun ini pada Senin (16/5/2023). 

"Bener. Pertanyaan "kapan nikah" nya biasa aja. Tapi mostly ada pertanyaan lanjutan like these: Km gak takut rahim km kering? Jangan terlalu pemilih, liat itu anak saya udah cerai 2x sebelum umur 30. Tandanya dia laku Kamu usia 30 masa gak laku-laku? Jangan jual mahal," tulis narasi dalam unggahan.

Hingga Rabu (17/5/2023) sore, twit tersebut sudah dilihat sebanyak 1,7 juta kali dan mendapatkan lebih dari 400 komentar dari warganet.

Twit tersebut menuai beragam komentar dari warganet.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Gue ga ngerti sama kata "rahim kering", harus terus disiram sperma kah? Jih . Makin gede makin mikir, ternyata kebanyakan org2 tua tuh tau anatomi cuma soal seks doang," ungkap akun ini.

Lalu, benarkah telat menikah bisa menyebabkan rahim kering?

Baca juga: Berapa Usia Ideal Wanita untuk Melahirkan? Ini Penjelasan Dokter Obgyn


Penjelasan dokter obgyn

Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi (Obgyn) sekaligus Dekan Fakultas Kedokteran Uhamka Wawang Sukarya mengatakan, tidak ada istilah rahim mengering atau rahim kering dalam medis.

"Rahim itu uterus, jadi tidak ada istilah rahim mengering. Jadi bukan rahimnya yang kering, tapi dinding vaginanya yang menipis," ujarnya kepada Kompas.com, Rabu (16/5/2023).

Ia mengungkapkan, dinding vagina yang menipis disebabkan karena terganggunya produksi hormon estrogen yang kemudian memengaruhi lendir pada dinding vagina.

Selain itu, berkurangannya produksi lendir dari dinding vagina juga akan membuat lapisan dalam rahim/uterus menipis yang menyebabkan wanita tidak bisa hamil.

"Penyakit-penyakit yang memengaruhi terganggunya produksi hormon estrogen juga akan berpengaruh pada produksi lendir dinding vagina, seperti halnya sindrom polikistik ovarium (PCOS)," ungkapnya.

Baca juga: Ramai soal Kentut Vagina, Normal atau Berbahaya? Ini Penjelasan Dokter Obgyn

Masa subuh wanita dan usia ideal untuk melahirkan

Wawang mengungkapkan terkait waktu reproduksi sehat bagi wanita, yaitu di antara 20-35 tahun. Sedangkan usia ideal untuk hamil dan melahirkan di antara 20-30 tahun.

Kendati demikian, ia membantah apabila wanita yang belum menikah di usia 30 tahun akan mengalami rahim kering atau kesulitan memiliki anak.

Masyarakat sering kali menggunakan istilah rahim kering untuk kondisi infertilitas atau kemandulan, dan juga menopause.

"Untuk wanita menopause memang benar akan sulit untuk memiliki anak. Hal ini karena produksi lendir dari dinding vagina akan berkurang. Namun biasanya wanita menopause terjadi pada rata-rata usia 52 tahun," kata Wawang.

Ketika produksi lendir dari dinding vagina berkurang, maka produksi hormon estrogen juga akan berkurang yang berakibat pada menuanya indung telur (ovarium).

Selain menopause, Wawang juga menyampaikan, penyebab wanita sulit hamil pada masa reproduksi bisa karena beberapa hal.

Seperti adanya gangguan perkembangan dari folikel primer ke folikel matang (di ovarium), atau tidak bisa ovulasi (sel telur tidak bisa keluar dari indung telur) karena ada hormon yang terganggu, atau lapisan ovarium menebal.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi