Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan
Bergabung sejak: 24 Mar 2020

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Api Abadi Mrapen dan Yazd

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/PUTHUT DWI PUTRANTO
Suasana peresmian penyalaan kembali Api Abadi Mrapen di Desa Manggarmas, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Selasa (20/4/2021). Api Abadi Mrapen yang bertahan dari masa ke masa akibat pengaruh gas rawa yang bersemayam di bumi itu, saat ini mulai berkobar lagi menyapa masyarakat dunia setelah sebelumnya padam sejak September 2020.
Editor: Sandro Gatra

KOMPAS.com pada 11 Maret 2023, menayangkan naskah berjudul “Fenomena Api Abadi di Dunia yang Tak Pernah Padam” berdasar artikel di majalah Science ABC edisi 9 Maret 2023, tentang sumber alami api abadi yang berada di Azerbaijan, Australia, dan Kutub Utara Kanada.

Sebenarnya di Indonesia juga hadir sumber alami api abadi sebagai fenomena geologi misterius maka menakjubkan, yaitu di kawasan Mrapen di Desa Manggarmas, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Api obor PON bersumber di Mrapen.

Juga perwakilan umat Buddha mengunjungi Mrapen, untuk mengambil api dari sumber api abadi Mrapen yang akan dibawa ke Candi Mendut dan Candi Borobudur dalam rangka perayaan Waisak.

Api abadi Mrapen sempat terberitakan nyaris padam, namun syukur alhamdullilah kini sudah berkobar kembali. Insya Allah api abadi Mrapen bakal kekal berkobar sampai akhir zaman.

Para paleontolog kini sempat berteori bahwa asal muasal manusia menemukan api adalah dari sumber api abadi yang memang hadir di berbagai pelosok planet bumi termasuk di Mrapen.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Freddy Mercury juga fasih berkisah tentang api abadi sebab meski Freddy pribadi dilahirkan di Zansibar, namun ayah-ibu penyanyi tersohor ini penganut Zoroasterisme yang diprakarsai oleh Zarathustra kemudian dipopulerkan kembali oleh Friederich Nietzsche serta disimfonikan oleh Richard Strauss digunakan sebagai musik ilustrasi film “2001: A Space Odyssey” garapan Stanley Kubrik.

Api abadi memegang peran penting di dalam Zoroasterisme yang di masa kini berpusat di sebuah kota purba yang telah dinobatkan oleh UNESCO sebagai situs kebudayaan dunia, yaitu Yazd yang berada di dalam wilayah Iran masa kini.

Dalam bahasa Parsi, Yazd bermakna “Yang Suci”. Meski secara resmi Iran menyebut diri sebagai Negara Islam, namun terbukti tetap menjunjung tinggi kebebasan beragama dengan mengizinkan para wakil dari Zoroasterisme ikut duduk di Dewan Perwakilan Rakyat Iran.

Tak kurang dari sang maha muzafir Marco Polo sempat mengaku pernah singgah di Yazd ketika menelusuri Jalan Sutera dari Venezia ke China.

Ibu Kota provinsi Yazd yang terletak sekitar 270 kilometer tenggara Isfahan ini sempat tersohor dengan gelar “Kota Penangkap Angin.”

Julukan keren tersebut berasal dari bangunan-bangunan kuno kota Yazd dengan interior berteknologi penyejuk udara alami tiada dua di planet bumi jauh sebelum Amerika Serikat menemukan teknologi alat penyejuk ruangan yang disebut sebagai air condition.

Kuil Api Abadi resmi didirikan pada 1934 di kawasan Atash Bahram di mana sejak abad V sebelum Masehi umat Zoroasterisme melakukan ritual penghormatan spiritual terhadap api abadi sebagai manifestasi Ahura Mazda.

Api abadi yang kini berkobar di dalam Kuil Api Abadi Yazd semula berasal dari Kuil Api Abadi Karyan di kawasan Parsi Selatan, distrik Larestan yang kemudian dipindah ke Aqda sebelum diboyong ke Kuil Api Abadi Nahide dekat Ardakan sebelum akhirnya pada 1934 dipindah oleh para ulama tinggi Zoroaster ke dalam Kuil Api Abadi di Yazd.

Kuil Api Abadi Yazd dibangun dengan gaya arsitektural Achaemenid terbuat dari batu bata yang didesain para arsitek dari Mumbai, India sebagai pusat Zoroasterisme masa kini di luar Iran di mana sang maha konduktor Zubin Mehta tergabung.

Di atas gerbang Kuil Api Abadi Yadz terpampang sebuah patung bersosok Ahura Mazda tampil megah bersayap.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi