Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Dark Web? Tempat yang Diklaim Jadi Penyebaran Data Nasabah BSI

Baca di App
Lihat Foto
Twitter/@darktracer_int
Apa itu dark web?
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Platform Intelijen dan Investigasi dark web yang aktif di Twitter, Dark Tracer mengunggah tangkapan layar berisi data nasabah PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI), Selasa (16/5/2023).

Disebutkan, data nasabah BSI itu sudah tersebar di dark web.

Penyebarnya adalah kelompok peretas spesialis ransomware "LockBit".

"Periode negosiasi telah berakhir, dan kelompok ransomware LockBit akhirnya telah membuat semua data BSI yang telah mereka 'sandera' bocor ke publik di dark web," tulis akun @darkktracer_int.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Layanan BSI Eror Diduga Terkena Serangan Ransomware, Virus Apa Itu?

Lantas, apa itu dark web?

Mengenal dark web

Pengamat keamanan siber Alfons Tanujaya mengatakan, dark web adalah istilah halaman situs yang memberikan informasi bersifat abu-abu.

Umumnya aktivitas di dark web cenderung melanggar hukum, seperti berbagi hasil peretasan, pembajakan konten, piranti lunak, pertukaran data yang dicuri, dan sejenisnya.

Mereka yang mengakses dark web bertujuan agar pengaksesnya lebih sulit diidentifikasi.

"Karena pengakses situs konvensional mudah diidentifikasi dengan IP-nya, kan tinggal kontak ISP ketahuan siapa yang menggunakan IP tersebut," terang Alfons kepada Kompas.com, Rabu (17/5/2023).

Baca juga: Hacker asal Sleman Raup Rp 31,5 Miliar dengan Meretas Perusahaan di AS


Pengakses umumnya disamarkan karena akses informasi tidak langsung menggunakan IP pengakses tetapi menggunakan IP komputer lain.

"Biasanya orang mengakses darkweb dengan TOR browser," jelas Alfons.

Dilansir dari Investopedia, dark web terdiri dari serangkaian situs web yang disembunyikan oleh masyarakat umum.

Website ini tidak dapat diakses menggunakan mesin telusur biasa, seperti Google.

Dark web pertama kali muncul pada awal 2000-an bersamaan dengan pembuatan Freenet yang dikembangkan oleh lan Clarke.

Tujuannya adalah untuk mnegamankan pengguna dari intervensi pemerintah dan serangan dunia maya.

Baca juga: Viral, Twit Nasabah Mengaku Kehilangan Uang Rp 378 Juta, Ini Tanggapan BSI

Bahaya data yang tersebar di dark web

Alfons mengungkapkan, data yang tersebar di dark web sama berbahayanya dengan data yang tersebar di internet.

"Apa pun yang didapatkan di dark web bisa disebarkan di internet, hanya melanggar hukum jika menyebarkan data hasil retasan di internet," terangnya.

Data itu bisa digunakan siapa saja yang mengakses dark web.

"Jadi apakah akan digunakan seperti apa itu tergantung kepada yang menerima datanya," kata Alfons.

Pada dasarnya, dark web hanya menjadi tempat menyebarkan informasi yang bersifat abu-abu atau yang melanggar hukum.

Baca juga: Setelah Bobol BI dan BSI, Selanjutnya Siapa?

BSI klaim data nasabah aman

Menindaklanjuti klaim penyebaran data nasabah BSI ke dark web, Corporate Secretary Bank Syariah Indonesia (BSI) Gunawan A Hartoyo memastikan bahwa data tersebut aman.

"Dapat kami sampaikan bahwa kami memastikan data dan dana nasabah aman, serta aman dalam bertransaksi," ujarnya, dilansir dari Kompas.com, Selasa (16/5/2023).

Pihaknya mengaku bakal melakukan investigasi internal secara berkala dan berkoordinasi dengan pihak-pihak lain, seperti Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Bank Indonesia (BI).

Sebagai upaya pencegahan, Gunawan mengungkapkan bahwa pihaknya terus melakukan penguatan sistem keamanan teknologi informasi terhadap potensi gangguan data, peningkatan proteksi, dan ketahanan sistem.

BSI juga mengaku telah melakukan asesmen terhadap serangan, melakukan pemulihat, audit, dan mitigasi terkait gangguan sistem BSI yang terjadi pada Senin, 8 Mei 2023.

Baca juga: Sempat Ada Perbaikan Layanan, Kantor Cabang BSI dan ATM Diklaim Pulih secara Bertahap

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi