Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Mengobati Gatal di Sela Jari Tangan dan Kemaluan Saat Tinggal di Asrama

Baca di App
Lihat Foto
twitter BaseAnakFK
Penyakit gatal karena tinggal di asrama, pesantren, dan rumah kos disebut scabies atau gudikan. Ini cara pengobatannya
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com – Sebuah unggahan yang menyebutkan penyakit gatal di sela jari tangan dan kemaluan saat tinggal di asrama, viral di media sosial setelah diunggah oleh akun Twitter ini pada Rabu (17/5/2023).

Disebutkan, rasa gatal tersebut akan semakin terasa ketika malam hari dan juga dirasakan oleh teman dalam satu asrama. 

Dalam unggahan itu juga terdapat foto yang menampilkan terdapat bintik kemerahan di sela-sela jari. Berikut narasi selengkapnya: 

“Tebak dx yuk dok!
Pria 16 tahun, gatal di sela jari, tangan, dan kemaluan, memberat pd malam hari, teman sekamar di asrama mengeluh keluhan serupa,” tulis sang pengunggah.

"A. Dermatitis kontak alergi
B. Urtikaria
C. Cacar air
D. Skabies
E. Keseringan twitteran saat zoom.” 

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hingga Kamis (18/5/2023), unggahan itu sudah dilihat lebih dari 48.300 kali dan mendapat 289 likes.

Warganet pun ramai memberi tanggapan terkait unggahan tersebut, kebanyakan dari mereka menjawab bahwa penyakit yang diderita adalah penyakit skabies.

Baca juga: Ramai Unggahan Kulit Kering Keriput hingga Sidik Jari Hilang, Ini Kata Dokter

Penjelasan dokter

Dokter spesialis kulit dan kelamin RSUD Prof Dr Margono Soekarjo Purwokerto Ismiralda Oke Putranti mengatakan, penyakit seperti dalam unggahan tersebut adalah penyakit scabies atau gudikan.

“Penyakit scabies/gudikan, penyakit kulit akibat tungau Sarcoptes scabiei,” kata Oke kepada Kompas.com, Kamis (18/5/2023).

Ia mengungkapkan, umumnya penyakit kulit ini menyerang seseorang yang tinggal di komunitas padat seperti pesantren, asrama, atau rumah kos.

Dia juga menyebutkan, penyakit scabies atau gudikan ini termasuk bisa menular ke beberapa orang dalam komunitas tersebut. 

Penularan penyakit kulit yang mempunyai nama lain kudis ini dapat secara langsung melalui gesekan kulit sehingga tungau dapat berpindah tempat.

“Atau secara tidak langsung melalui baju, handuk yang dipakai secara bergantian atau sprei, sofa, karpet, kasur yang dipakai bersama-sama,” ungkapnya.

Baca juga: Ramai soal Penularan Kutil Kelamin Melalui Benda, Ini Kata Dokter

 

Gejala scabies

Oke juga menuturkan, gejala munculnya scabies berupa bintik-bintik kemerahan hingga lenting berisi cairan disertai pembentukan terowongan bawah kulit yang dibuat oleh tungau tersebut.

Kondisi tersebut yang menurutnya menyebabkan penderitanya mengalami rasa gatal yang memberat terutama pada malam hari. 

Ia menjelaskan, rasa gatal yang memberat pada malam hari dikarenakan tungau yang beraktivitas.

“Karena tungau aktif di malam hari, dia hewan nocturnal. Aktif mencari makan dan menggali terowongan, respon tubuh kita menjadi gatal,” jelasnya.

Scabies tersebut umumnya menyerang area-area kulit yang tipis, seperti di sela-sela jari, lipatan tubuh, seputar pusar, dan area kelamin.

Pencegahan penularan scabies

Ismiralda mengatakan, jika seseorang di dalam keluarga atau komunitas tempat tinggal menderita scabies. Maka seluruhnya harus segera diobati tanpa terkecuali.

"Baju seprei handuk yang habis dipakai harus direndam air panas dulu baru dicuci seperti biasa. Sofa, karpet, dan kasur harus dijemur di bawah matahari," tuturnya. 

Baca juga: Apa Itu Kamitetep, Serangga di Rumah yang Bisa Bikin Kulit Gatal?

Pengobatan scabies

Mengutip dari American Academy of Dermatology (AAD), sebagian besar obat untuk scabies merupakan obat topikal atau obat yang dioleskan pada kulit.

Pemberian obat pada kulit tersebut biasanya dilakukan sebelum tidur dan dibersihkan setelah bangun tidur.

Biasanya dokter akan meresapkan obat dengan persentase kandungannya seperti berikut:

  • Krim permetin (5 persen)
  • Krim atau losion crotamiton (10 persen)
  • Losion bencil benzoate (25 persen)
  • Cairan spinosad (0,9 persen)
  • Salep sulfur (5 persen - 10 persen)
  • Losion lindane (1 persen).

Selain itu, dokter akan memberikan obat lainnya sebagai pendukung penyembuhan scabies seperti:

  • Antihistamin, untuk mengontrol rasa gatal dan membantu tidur
  • Losion pramoxine, untuk mengontrol rasa gatal
  • Antibiotik, untuk menghilangkan infeksi
  • Krim steroid, untuk meredakan kemerahan, bengkak, dan gatal.

Baca juga: Ramai Unggahan Kulit Wajah Lebih Gelap dari Tangan meski Sudah Pakai Sunscreen, Ini Saran Dokter

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi