Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aktor Taiwan Ini Masak dan Makan Plasenta Bayinya, Amankah?

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/Explode
Ilustrasi plasenta dan janin
|
Editor: Farid Firdaus

KOMPAS.com – Seorang aktor Taiwan, Benjamin Wang memasak lalu memakan plasenta bayinya yang lahir pada 12 Mei 2023 lalu.

Dalam sebuah wawancara dengan TVBS News Network, Wang mengungkapkan, dia berada di sisi istrinya, Stella selama persalinan dan bahkan membantu memotong tali pusar bayinya seperti dikutip dari The Sun.

Pria berusia 40 tahun itu juga mengungkapkan bahwa ia meminta seorang staf rumah sakit untuk mengemas tali pusar dan plasenta hasil persalinan.

Plasenta bayinya itu menurut dia akan didinginkan kemudian dimasak di rumah dan dimakan bersama istrinya.

Wang mengatakan, hal itu ia lakukan setelah mendengar bahwa mengonsumsi plasenta dapat memberikan mikronutrien penting seperti zat besi, meningkatkan produksi ASI, dan mempercantik wajah.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pada Minggu (14/5/2023), Wang mengunggah Instagram Reels saat ia memasak dan memakan plasenta tersebut.

“Ini pertama kalinya saya makan daging manusia. Awalnya saya sangat gugup saat pertama kali menggigit,” katanya.

Baca juga: Mengenal Craniopagus Parasiticus, Kelainan Bawaan Bayi Lahir dengan Dua Kepala yang Melekat

Cara Wang memasak dan memakan plasenta

Dilansir dari Mothership, Wang memulai dengan mencuci plasenta dan mengeluarkan selaput abu-abu yang menutupi plasenta.

Setelah itu, dia memotongnya menjadi potongan-potongan seukuran gigitan sebelum memasukkannya ke dalam air mendidih.

Selanjutnya, aktor keturunan Taiwan-Amerika itu merebus potongan plasenta lagi setelah mengganti air.

Wang kemudian menyiapkan beberapa sayuran. Dia memotong dua buah paprika, bawang bombay, dan jahe.

Dia menumis sayuran dalam minyak alpukat sebelum membumbui dengan garam dan menambahkan plasenta rebus.

Terakhir, Wang menaburkan lada hitam untuk bumbu tambahan sebelum memasaknya dan menyajikannya kepada istrinya dan memakannya berdua.

Baca juga: Hong Kong Krisis Populasi, Warga Adopsi Kucing daripada Punya Bayi

Pendapat dokter

Dokter spesialis obstetri dan ginekologi Wawang Sukarya menjelaskan, plasenta dapat mengandung bakteri yang berbahaya bagi tubuh jika sudah keluar dari tubuh manusia.

“Risiko kemungkinan terkena infeksi bakteri streptokokus meningkat,” katanya kepada Kompas.com, Sabtu (20/5/2023).

Dia menjelaskan, plasenta atau ari-ari bayi adalah organ yang akan tumbuh dan berkembang di dalam rahim atau uterus ketika perempuan hamil.

“Letak plasenta pada umumnya di bagian atas rahim. Plasenta penting untuk pusat kehidupan bayi. Di situ terjadi pertukaran darah bersih, pertukaran oksigen, dan nutrisi bayi agar bayi bisa berkembang,” jelasnya.

Baca juga: Lebih Jauh tentang Madsaz, Aplikasi Penerjemah Tangisan Bayi Karya Dosen IPB

Selain itu, di dalam plasenta juga diproduksi hormon-hormon seperti estrogen, progesteron, laktogen, dan oksitocin yang dapat melindungi bayi dari infeksi.

“Zat-zat yang tidak diperlukan akan masuk ke dalam darah ibu dan dibuang melalui sistem tubuh,” katanya.

Selain itu, plasenta juga dapat membentuk antibodi untuk melindungi bayi sampai 3 bulan pasca melahirkan.

“Kalau plasenta terganggu, pertumbuhan janin atau bayi di dalam rahim bisa terganggu, bahkan bisa menimbulkan kematian dalam rahim,” ungkapnya.

Baca juga: Pertama Kali di Dunia, Bayi Lahir dari Robot Sperma, Bagaimana Prosesnya?

Senada, dokter spesialis obstetri dan ginekologi Indra Adi Susianto menjelaskan, plasenta adalah organ rumit yang berperan untuk memelihara janin yang sedang tumbuh dengan menukar nutrisi dan oksigen.

“Serta menyaring produk limbah melalui tali pusar,” kata Indra kepada Kompas.com, Sabtu (20/5/2023).

“Memang saat ini ada obat dengan ekstrak dari plasenta, tetapi setelah melalui proses rumit,” sambungnya.

Indra yang juga merupakan dosen Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Soegijapranata Semarang menjelaskan, belum tentu bakteri dan virus yang ada di plasenta hilang meski sudah digoreng.

“Di Amerika Serikat, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit telah mengeluarkan peringatan untuk tidak mengonsumsi kapsul plasenta karena kasus bayi baru lahir sangat mungkin terkena (bakteri) Streptokokus grup B (Strep Grup B),” tuturnya.

Menurutnya, bakteri Strep Grup B tersebut dapat menular ke bayi melalui ASI saat sang ibu menyusuinya.

“Strep Grup B dapat menyebabkan penyakit serius pada bayi baru lahir,” ungkapnya.

Baca juga: Pertama Kali Bayi di Inggris Lahir dengan 3 DNA, Kok Bisa?

Belum ada bukti manfaat kesehatan

Indra mengatakan, memang terdapat pendapat bahwa memakan plasenta mempunyai manfaat kesehataan.

Manfaat itu di antaranya dapat mencegah depresi pascapersalinan, mengurangi perdarahan postpartum; meningkatkan mood, energi dan pasokan susu, serta memberikan mikronutrien penting, seperti zat besi.

Namun, menurutnya belum ada bukti yang menjelaskan beberapa manfaat kesehatan tesebut.

“Jadi pendapat saya makan plasenta setelah melahirkan (placentophagy) dapat membahayakan kesehatan orang tua dan bayi,” tandasnya.

Baca juga: Apa Itu Hubungan Inses yang Bisa Melahirkan Bayi Cacat Bawaan? Ini Penjelasan Dokter

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi