Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelajaran dari Kekalahan Indonesia di Sudirman Cup 2023

Baca di App
Lihat Foto
Dok. PP PBSI
Tim bulu tangkis Indonesia yang akan bertanding di Piala Sudirman 2023 di Suzhou, China, pada 14-21 Mei 2023.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Indonesia harus tersingkir dari Piala Sudirman 2023 setelah menelan kekalahan 3-0 dari tuan rumah China.

Hasil ini sekaligus mengubur impian Indonesia untuk memenangi ajang Piala Sudirman pertama dalam lebih dari 30 tahun.

Diketahui, Indonesia terakhir kali menjuarai Piala Sudirman pada 1989.

Baca juga: Pesawat Tim Bulu Tangkis Piala Sudirman Indonesia Alami Go Around, Apa Itu?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas, apa yang terjadi dengan pemain Indonesia sehingga tak mampu meraih hasil maksimal?

Akui mentalitas kurang

Manajer tim bulu tangkis Indonesia Armand Darmadji mengatakan, para pemain sebenarnya memiliki motivasi tinggi untuk memenangkan setiap pertandingan.

Sayangnya, mereka tidak bisa memberikan finishing touch yang baik dalam poin-poin kritis. Dalam hal ini, Armand lebih menyoroti faktor nonteknis, seperti mentalitas pemain.

"Secara mentalitas harus kita pompa lagi, faktor pendukung tuan rumah juga sangat besar terhadap permainan lawan yang kita hadapi kemarin," kata Armand kepada Kompas.com, Sabtu (20/5/2023).

Terkait pemilihan ganda campuran yang diturunkan pada partai perempat final, Armand menyebut hal itu diharapkan agar pemain lawan tidak bisa membaca permainan pemain Indonesia.

Baca juga: Jadwal Semifinal Sudirman Cup 2023: Malaysia Vs Korea, China Vs Jepang


Pasalnya, semua opsi ganda campuran yang dimiliki Indonesia pada Piala Sudirman, semuanya berada di bawah level pemain China.

"Maka kami berpikir pada saat penentuan pemain, sepakat untuk mencoba pasangan kombinasi, di mana pasangan tersebut baru pertama kali dipasangkan di ajang internasional," jelas dia.

"Kami melihat mereka (China) ini kan selalu mempelajari semua track record pertandingan, dengan kombinasi baru ini mereka diharapkan sama sekali tidak bisa membaca kita," sambungnya.

Hasilnya, pasangan Rinov Rivaldy/Gloria Emanuelle Widjaja sempat mengimbangi pasangan China pada dua game.

Sayangnya, Armand sekali lagi menyoroti finishing touch keduanya yang kurang maksimal.

Baca juga: INFOGRAFIK: Profil Ahsan/Hendra, Juara Dunia Badminton 2019

Salah strategi

Sementara itu, legenda bulu tangkis Indonesia Christian Hadinata menyebutkan, kegagalan Indonesia di Piala Sudirman ini tidak lepas dari strategi yang diturunkan saat melawan Thailand di babak grup.

Diketahui, Indonesia takluk 3-0 dari Thailand sehingga gagal mengunci status sebagai juara grup.

Padahal, jika berhasil menjadi juara grup, Indonesia berpotensi bertemu lawan lebih ringan di babak perempat final.

Dengan status runner-up, Indonesia pun akhirnya bertemu China di babak perempat final.

"Waktu lawan Thailand itu susunan pemainnya agak beda ya. Menurut saya, harusnya yang terbaik jadi pilihan, karena itu penentuan untuk juara grup atau runner-up," kata Christian saat dihubungi secara terpisah, Sabtu.

"Di sini kita yang kecolongan, langsung kalah 3-0. Kalau seumpama kita menang satu saja, banyak kemungkinan jadi juara grup, karena ganda putra dan putri kita cukup kuat di atas mereka," sambungnya.

Baca juga: Dipaksa Mundur dari All England 2021, Ini Cerita Para Atlet Bulu Tangkis Indonesia

Christian pun menyoroti kegagalan para pemain Indonesia dalam menuntaskan pertandingan setelah unggul jauh.

Menurutnya, para pemain yang unggul jauh dari lawan justru terburu-buru ingin menyelesaikan pertandingan.

Hasilnya, fokus dan konsentrasi mereka pun menurun ketika sudah unggul jauh.

Secara kualitas para pemain, ia tidak melihat mentalitas menjadi persoalan dalam ajang Piala Sudirman ini.

"Sebetulnya dengan kualitas dan jam terbang para pemain, seharusnya mental tidak menjadi masalah. Mereka sudah sering bertemu di turnamen-turnamen individu. Hal seperti itu harusnya tidak menjadi masalah," jelas dia.

Baca juga: Sejarah All England, Kejuaraan Bulu Tangkis Tertua di Dunia, Bagaimana Awal Mulanya?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi