KOMPAS.com – Menjelang Hari Raya Waisak 2023 yang jatuh pada Minggu (4/6/2023), puluhan biksu melakukan ritual thudong dengan berjalan kaki ribuan kilometer.
Dikutip dari Kompas.com (12/5/2023), sebanyak 32 biksu yang berasal dari berbagai negara melakukan thudong dari Nakhon Si Thammarat, Thailand menuju Candi Borobudur yang berada di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Indonesia.
Mereka memulai perjalanan dari Nakhon Si Thammarat pada Kamis (23/3/2023) dan direncanakan tiba di Candi Borobudur pada Rabu (31/5/2023).
Diketahui para biksu tersebut melakukan perjalanan dengan berjalan kaki melewati empat negara, yakni Thailand, Malaysia, Singapura, dan Indonesia.
Ritual thudong menjelang Waisak ini disambut hangat masyarakat Indonesia.
Banyak yang memperbincangkannya di media sosial, maupun menunggunya dengan sabar di pinggir jalan dengan harapan bisa menyapa satu per satu biksu yang lewat.
Baca juga: Thudong, Perjalanan Biksu Puluhan Ribu Kilometer untuk Mengikuti Jejak Buddha
Lantas, bagaimana cara menyapa para biksu yang baik dan sopan? Bisakah dengan panggilan "biksu" saja?
Penjelasan Dirjen Bimas Buddha
Dirjen Bimas Buddha Kementerian Agama (Kemenag) Supriyadi menjelaskan, masyarakat Indonesia dapat menyapa dengan sebutan “bhante” saat berpapasan atau bertemu puluhan biksu tersebut.
“Tapi ditulis dalam naskah itu bhikkhu,” ucap Supriyadi kepada Kompas.com, Minggu (21/5/2023).
Ia mengungkapkan, antara bhante, bhikkhu, dan biksu mempunyai arti yang sama.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), biksu adalah pendeta atau petapa (Buddha) pria.
“(Selain menyapa) juga bisa dengan cara di agama Buddha dengan mengacungkan tangan di depan dada dan sedikit membungkuk,” tuturnya.
Namun, ia mengatakan sebaiknya bagi masyarakat yang berbeda agama cukup dengan menyapanya.
“Karena tidak terbiasa, berbeda budaya,” ungkapnya.
Baca juga: Perjalanan 32 Biksu dari Thailand ke Borobudur Menyingkap Wajah Toleransi Indonesia
Bisa juga memberikan makanan atau minuman
Supriyadi menjelaskan, masyarakat juga bisa memberikan makanan atau minuman. Namun jika memberikan makanan, sebaiknya pada saat jam makannya saja.
“Mereka ada jam makan. Jam makan pagi sama siang,” katanya.
Ia menerangkan, jam makan pagi para biksu sekitar pukul 07.00 WIB. Sedangkan untuk jam makan siangnya antara pukul 11.00-12.00 WIB.
“Tapi ada bhante yang hanya makan sehari sekali,” terangnya.
Menurutnya, tidak ada pantangan makanan untuk dimakan oleh para biksu tersebut.
“Nah kalau di luar jam makan siang, cukup minuman saja tapi jangan alkohol,” tutupnya.
Baca juga: Apa Itu Waisak? Berikut Ini Sejarah dan Penjelasan Tanggalnya
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.