Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Cacing Masuk ke Dalam Kulit Tangan Bocah, Penyakit Apa Itu?

Baca di App
Lihat Foto
tiktok.com/@dwp.18
Tangkapan layar unggahan video memperlihatkan terdapat cacing di dalam bagian kulit tangan
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com – Unggahan video yang menyebutkan cacing berada di dalam kulit tangan anak-anak, viral di media sosial.

Video itu diunggah oleh akun TikTok ini pada Sabtu (20/5/2023).

Dalam unggahan tersebut, terdapat narasi tanya jawab. Salah satu warganet menanyakan apakah sang anak yang menderita cacing di dalam kulit tangan sudah sembuh ataukah belum.

Sang pengunggah pun menjawab pertanyaan tersebut.

“Masih aktiv bun cacing nya padahal udh di bawa berobat ke dokter dan minum obat cacing trus di olesin juga. Cacing nya kebal banget,” jawab sang pengunggah.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hingga Minggu (21/5/2023), unggahan itu mendapat lebih dari 31.000 suka dan ribuan komentar.

Baca juga: Apa Itu Kamitetep, Serangga di Rumah yang Bisa Bikin Kulit Gatal?

Pengakuan pengunggah

Saat dikonfirmasi, sang pengunggah yang merupakan ibu dari anak yang terkena penyakit cacing tersebut mengatakan, dirinya mengetahui ada cacing di tangan anaknya setelah sekitar dua minggu selepas sang anak bermain pasir.

“Saya tahunya di tanggal 13 (Mei 2023), kalau itu larva cacing yang masuk ke kulit,” ucap Dewi Purwaningsih kepada Kompas.com, Minggu (21/5/2023).

Saat awal mengetahui, menurutnya cacing tersebut masih berukuran sangat kecil di bagian pergelangan tangan.

“Saya belum tau kalau itu cacing di dalamnya tapi terus garuk-garuk karena kebetulan ada koreng juga di pergelangannya dan saya pikir itu hanya gatal karena koreng atau nyamuk,” tuturnya.

Namun, gatal yang dirasakan anaknya semakin hari semakin terasa, bahkan disertai muncul alur berbentuk seperti huruf Z.

“Sampai tiga hari berikutnya saya liat dia garuk-garuk terus. Huruf Z yang awalnya di bawah udah memanjang ke atas telapak tangan,” ungkapnya.

Saat malam, sang anak yang berumur 1,5 tahun itu pun tidak bisa tidur karena rasa gatal yang luar biasa dan tangannya pun membengkak.

“Jadi pas malam itu saya coba browsing (mencari informasi di internet),” katanya.

Baca juga: Ramai Unggahan Kulit Wajah Lebih Gelap dari Tangan meski Sudah Pakai Sunscreen, Ini Saran Dokter

Menderita cutaneous larva migrans

Saat mencoba mencari informasi melalui internet, Dewi pun menemukan dugaan bahwa sang anak menderita cutaneous larva migrans atau CLM.

Pada esok harinya, Dewi langsung mencoba mendatangi dokter di desa tempatnya tinggal untuk mencari obat CLM tersebut.

Namun, sang dokter meminta sebaiknya sang anak dibawa untuk dicek langsung olehnya.

“Sorenya saya ke tempat bu dokter. Bu dokter lihat sendiri keadaan tangannya bahwa memang benar itu CLM,” terangnya.

Dokter pun memberikan sirup dan obat cacing. Selepas pengonsumsian obat, gatal sedikit berkurang.

“Tapi si cacing masih aktif berjalan hingga hari ini udah di kulit tangan bagian atas,” tuturnya.

Baca juga: Cara Mengusir Cacing dari Kamar Mandi dan Wastafel Rumah

Penjelasan dokter

Dokter spesialis kulit dan kelamin dari RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Ismiralda Oke Putranti mengatakan, penyakit tersebut bernama creeping eruption atau cutaneous larva migrans (CLM).

“Disebabkan larva cacing, biasanya larva berasal dari kotoran hewan kucing/anjing yang ada di tanah/pasir,” kata Ismiralda kepada Kompas.com, Minggu (21/5/2023).

Anak dapat terinfeksi kalau memiliki kebiasaan bermain pasir atau tanah, plus tidak memakai alas kaki.

“Menyebabkan larva cacing tambang tersebut akan masuk ke dalam kulit,” jelasnya.

Kemudian larva cacing tersebut akan membuat terowongan di bawah permukaan kulit (epidermis) karena tidak bisa menembus lapisan jaringan ikat kulit (dermis).

“Gejala yang paling sering terjadi (berupa) bintil/lenting kecil yang gatal terutama malam, kemudian semakin lama semakin memanjang berkelok-kelok,” ungkapnya.

Ia mengatakan, larva cacing tersebut akan tetap menjadi larva.

“Dia tidak akan menembus lapisan kulit dalam dan ikut peredaran darah yang menjadikannya cacing dewasa,” terangnya.

Bentuk yang berkelok-kelok itu disebabkan oleh jalur terowongan yang dibuat larva cacing tersebut.

“Bisa makin panjang terowongannya. Tapi nanti daerah yang ditinggalkan akan menyembuh,” katanya.

Selain gejala umum yang sudah disebutkan, juga ada gejala sekunder berupa pembentukan nanah atau bahkan selulitis yang disebabkan oleh infeksi bakteri.

Baca juga: Ramai soal Kulit Tangan Kering dan Mengelupas, Apa Penyebabnya? Ini kata Dokter

Pengobatan cutaneous larva migrans

Menurutnya, secara teori larva cacing tersebut dapat mati dengan sendirinya.

“Tapi larva (cacing) daya tahannya cukup tinggi sehingga risiko makin panjang (dan) terowongannya juga makin besar,” ungkapnya.

Oleh karena itu, sebaiknya konsumsi obat cacing sesuai dengan saran dokter.

“Silahkan dikonsultasikan terlebih dahulu ke dokter terdekat supaya mendapat pengobatan dan terapi yang tepat,” tandasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi