Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Potensi 4 Pasangan pada Pilpres 2024, Begini Skenarionya

Baca di App
Lihat Foto
SLAMET WIDODO
Menhan RI Prabowo Subianto, menyampaikan keterangan kepada awak media setelah melaksanakan serangkaian kegiatan di Kabupaten Pacitan Jawa Timur, Sabtu (20/05/2023).
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Institute of Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam mengatakan, ada potensi munculnya empat pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) pada Pemilu 2024.

Hal ini seiring alotnya negosiasi penentuan cawapres dari Prabowo Subianto.

"Memang ada nama Cak Imin, tapi seiring dengan rusaknya fondasi KIB yang secara de facto sudah bubar, ada alternatif baru," kata Umam kepada Kompas.com, Senin (23/5/2023).

"Ada kekuatan yang mencoba menggunakan PAN untuk mendekati Prabowo, yaitu Erick Thohir dengan segala kekuatan logistiknya," sambungnya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apalagi, Prabowo dalam sejarahnya sangat percaya pada kekuatan logistik, seperti yang ditunjukkannya pada Pemilu 2019.

Baca juga: Menakar Arah Berlabuh Pendukung Jokowi, Ganjar atau Prabowo?


Pada Pemilu 2019, Prabowo tidak memilih ketua umum partai pendukungnya, tetapi lebih memilih sosok Sandiaga Uno yang berasal dari partainya sendiri.

"Sekarang ada satu nama yang membawa logistik, dia bisa melakukan politik transaksional untuk membeli tiket PAN dan mendekati prabowo," ujarnya.

"Supaya tidak terjadi benturan antara Golkar dan PKB, memungkinkan bagi dia (Prabowo) untuk mengambil Erick Thohir dengan tiket PAN," lanjutnya.

Akan tetapi, Umam melihat hal ini sudah diantisipasi oleh PKB dan Golkar.

Jika Prabowo nantinya akan memilih Erick Thohir sebagai cawapres, maka kemungkinan besar akan muncul alternatif pasangan lain.

Dalam hal ini, Golkar dan PKB disebut akan bersatu.

"Secara syarat memungkinkan, karena Golkar punya 14,8 persen, PKB punya 10 persen. Jadi secara syarat memenuhi presidential threshold (20 persen)," jelas dia.

Baca juga: Tak Disanksi DPP soal Pertemuannya dengan Prabowo, Gibran: Ya karena Saya Tidak Salah

Umam menuturkan, target alternatif pasangan baru ini lebih untuk mengulur waktu, bukan menang.

Dengan masuk ke dalam kontestasi, ia menyebut kedua partai ini bisa mengonsolidasikan basis pemilih loyal dan mendapatkan logistik politik dari para donatur yang ada.

"Begitu nanti sudah selesai dan masuk putaran kedua, mereka punya keleluasaan lebih terbuka untuk memilih mana capres dan cawapres yang memiliki potensi menang lebih besar," paparnya.

Seperti diketahui, Prabowo hingga kini belum mengumumkan secara resmi nama pasangan yang akan mendampinginya dalam Pemilu 2024.

Namun, kesepakatan awal antara Partai Gerindra dan PKB disebut menempatkan nama Muhaimin Iskandar sebagai cawapres.

Kendati demikian, beberapa nama cawapres lain kemudian muncul, seperti Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Erick Thohir.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi