Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Dinilai Setengah Hati Dukung Ganjar, Ini Alasannya

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.COM/BAYUAPRILIANO
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang juga calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) tanggapi isu Relawan Gibran Rakabuming Raka dan Joko Widodo (Jokowi) mendukung Prabowo Subianto.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Institute of Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam mengatakan, Presiden Joko Widodo masih setengah hati dalam memberikan dukungan kepada Ganjar Pranowo sebagai capres di Pemilu 2024.

Pasalnya, Jokowi hingga kini belum mengeluarkan pernyataan jelas untuk mengarahkan kekuatan sel-sel politiknya guna mendukung Ganjar, capres yang diusung PDI-P.

Bahkan, sejumlah relawan Jokowi secara terang-terangan menyatakan dukungannya untuk Prabowo Subianto.

"Itulah kenapa kemudian Jokowi tidak mau mengumumkan dukungannya terhadap capres tertentu ketika Musyawarah Rakyat (Musra)," kata Umam kepada Kompas.com, Senin (22/5/2023).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Maka di sinilah keterbelahan (pendukung) itu semakin kuat dan layak menjadi pertanyaan besar dari PDI-P, mengapa jokowi bermain dua kaki," sambungnya.

Baca juga: Menakar Arah Berlabuh Pendukung Jokowi, Ganjar atau Prabowo?


Umam menuturkan, kondisi ini mengindikasikan bahwa Jokowi mencoba bermain waktu.

Sebab, Jokowi membutuhkan sosok yang bisa "mengamankannya" dan lingkaran di sekitarnya setelah suksesi pada 2024.

"Pemimpin yang akan datang bisa menempatkannya (Jokowi) pada spot life pengambilan kebijakan, sehingga dia tetap relevan pasca-suksesi 2024," jelas dia.

"Yang dia bayangkan, presiden akan datang adalah figur yang melanjutkan visi dia, bukan visi sendiri," lanjutnya.

Dalam hal ini, Umam melihat bahwa Ganjar semula bisa menjawab harapan tersebut.

Akan tetapi, momen kegagalan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20 membuat Jokowi mulai ragu dengan Ganjar.

Pasalnya, Jokowi sekarang kemungkinan melihat Ganjar sebagai figur yang tidak bisa dikontrol, karena berada di bawah struktur dan konstitusi partai.

Dengan begitu, ruang gerak Ganjar benar-benar dibatasi oleh mekanisme kepartaian.

Baca juga: Gerindra: Cak Imin Calon Terkuat Cawapres Prabowo

"Sepertinya Jokowi berharap figur yang bisa memimpin Indonesia tetap berada di bawah pengaruh dan kendalinya," ujarnya.

"Ruang ini sepertinya akan lebih terbuka kalau konteksnya bukan satu partai, sehingga ia bisa menjadi perekat. Di level itu, ada nama Probowo," tambahnya.

Kondisi ini kemudian menyebabkan keterbelahan di antara pendukung Jokowi dan semakin menguatkan posisi Prabowo.

Bahkan ketika para relawan itu melakukan tabulasi ulang di 30 daerah, hasilnya menujukkan Prabowo berada di nomor pertama dengan 20,9 persen, Ganjar 19 persen, dan Airlangga Hartarto dengan suara 12 persen.

Meski hanya selisih tipis, Umam menyebut hal itu memiliki dampak psikologis dalam konteks politik.

"Bagaimanapun juga, Jokowi adalah petugas PDI-P, tapi fakta menunjukkan mesin politik Jokowi menempatkan nama Prabowo di posisi pertama," paparnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi