KOMPAS.com - Retinopati diabetik adalah salah satu komplikasi diabetes melitus, akibat kondisi kadar gula tinggi dan mengakibatkan kerusakan pada pembuluh darah retina mata.
Kondisi ini dapat dialami oleh semua penderita diabetes, baik tipe 1 maupun tipe 2. Terlebih mereka yang telah lama menderita diabetes dan gula darahnya yang tidak terkontrol.
Mulanya, retinopati diabetik hanya menunjukkan gejala ringan, atau bahkan tidak memperlihatkan gejala sama sekali.
Namun apabila tidak ditangani segera, kondisi tersebut dapat menyebabkan kebutaan.
Baca juga: Bantu Cegah Diabetes, Ini 17 Makanan Penurun Gula Darah
Gejala retinopati diabetik
Dilansir Centers for Disease Control and Prevention, penderita diabetes yang mengalami retinopati diabetik, dapat mengalami sejumlah gejala ketika sampai pada stadium lanjut, yakni:
- Penglihatan kabur
- Bintik-bintik atau bentuk gelap dalam penglihatan (floaters)
- Kesulitan dalam melihat warna
- Ada area gelap atau kosong dalam penglihatan Anda
- Kehilangan penglihatan.
Oleh karena itu, jika Anda adalah penderita diabetes, sangat disarankan untuk rutin melakukan pemeriksaan mata, setidaknya satu kali dalam setahun.
Hal itu dilakukan meski Anda tidak merasakan keluhan apapun pada mata. Sebab diagnosis dan penanganan sejak dini akan sangat membantu melindungi penglihatan Anda.
Baca juga: 7 Cara Mengobati Diabetes dengan Perubahan Pola Hidup Sehat, Apa Saja?
Penyebab retinopati diabetik
Dilansir Mayo Clinic, seiring waktu, terlalu banyak gula dalam darah Anda dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh darah kecil yang memberi makan retina, sehingga memotong suplai darahnya.
Akibatnya, mata berusaha menumbuhkan pembuluh darah baru. Tapi pembuluh darah baru ini tidak berkembang dengan baik dan mudah bocor.
1. Tahap awalPada tahap awal, disebut retinopati diabetik nonproliferatif, pembuluh darah baru tidak tumbuh (berproliferasi).
Dinding pembuluh darah di retina Anda melemah, kemudian tonjolan kecil muncul dari dinding pembuluh yang lebih kecil, terkadang mengeluarkan cairan dan darah ke retina.
Pembuluh retina yang lebih besar dapat mulai melebar dan diameternya juga tidak teratur.
Baca juga: Mengenal Nefropati Diabetik, Risiko Penyakit Ginjal Penderita Diabetes
Retinopati diabetik nonproliferatif dapat berkembang dari ringan menjadi parah jika semakin banyak pembuluh darah yang tersumbat.
Terkadang kerusakan pembuluh darah retina menyebabkan penumpukan cairan (edema) di bagian tengah (makula) retina.
Jika edema makula menurunkan penglihatan, pengobatan diperlukan untuk mencegah kehilangan penglihatan permanen.
Baca juga: Apakah Air Kelapa Aman Diminum Penderita Diabetes? Berikut Penjelasannya
2. Tahap lanjutanRetinopati diabetik dapat berkembang menjadi jenis yang lebih parah sebagai retinopati diabetik proliferatif.
Pada tipe ini, pembuluh darah yang rusak menutup sehingga menyebabkan pertumbuhan pembuluh darah baru yang abnormal di retina.
Pembuluh darah baru ini rapuh dan dapat bocor ke dalam zat bening seperti jeli yang mengisi bagian tengah mata Anda (vitreous).
Baca juga: Kenali 5 Tanda Awal Diabetes yang Sering Diabaikan, Apa Saja?
Akhirnya, jaringan parut dari pertumbuhan pembuluh darah baru dapat menyebabkan retina terlepas dari bagian belakang mata Anda.
Jika pembuluh darah baru mengganggu aliran normal cairan keluar dari mata, tekanan dapat terbentuk di bola mata.
Penumpukan ini dapat merusak saraf yang membawa gambar dari mata ke otak (saraf optik), yang mengakibatkan glaukoma.