Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Adu Kuat Kandidat Capres 2024...

Baca di App
Lihat Foto
Ilustrator: KOMPAS.com/ANDIKA BAYU SETYAJI
Ilustrasi survei elektabilitas kandidat capres.
|
Editor: Farid Firdaus

KOMPAS.com - Jajak pendapat Litbang Kompas Mei 2023 terkait elektabilitas kandidat calon presiden (capres) menunjukkan adanya pergeseran posisi dari survei sebelumnya.

Hasil jajak pendapat kali ini masih didominasi oleh tiga kandidat, yakni Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan.

Namun, Prabowo Subianto yang dalam dua survei sebelumnya berada di posisi kedua, elektabilitasnya kini melonjak hingga mengungguli Ganjar Pranowo.

Elektabilitas Prabowo diketahui naik 6 persen dibandingkan survei Januari, sehingga menjadi 24,5 persen.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sementara elektabilitas Ganjar Pranowo turun dari 25,3 persen pada Januari 2023 menjadi 22,8 persen. Namun selesih Prabowo dan Ganjar masih dalam rentang margin of error sekitar 2,83 persen.

Adapun bakal capres dari Koalisi Perubahan, Anies Baswedan berada di peringkat ketiga dengan elektabilitas 13,6 persen.

Baca juga: Survei Litbang Kompas: Elektabilitas Prabowo Unggul di Kalangan Pemilih Laki-laki

Pergeseran suara Ganjar-Prabowo

Menanggapi hasil survei ini, Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menilai, pendeklarasian Ganjar oleh PDI-P belum menghasirkan efek bola salju.

Dalam hal ini, ia menyebut basis dukungan Ganjar masih terkonsolidasikan pada simpul-simpul PDI-P.

Sementara itu, Prabowo Subianto yang belakangan mendapat dukungan dari sejumlah jaringan relawan Joko Widodo justru mengalami lonjakan elektabilitas.

"Hal ini mengindikasikan bahwa basis pendukung Jokowi tampaknya tidak solid menjadi satu entitas kekuatan tunggal," kata Umam kepada Kompas.com, Rabu (24/5/2023).

Menurutnya, pendukung Jokowi mengalami pembelahan yang tersebar secara merata antara mendukung Ganjar dan Prabowo, serta sebagian kecil ke Anies.

Kondisi ini membuat PDI-P merespons cepat manuver Gibran yang tampak condong mendukung Prabowo.

DPP PDI-P kemudian memanggil Gibran. Setelahnya, putra sulung Jokowi itu mengadakan acara makan malam bersama Ganjar.

Baca juga: Survei Litbang Kompas: Elektabilitas Ganjar dan Prabowo Terpaut Tipis di Kalangan Pemilih Perempuan

Stagnasi suara Anies

Terkait suara Anies yang cenderung stagnan dan terpaut jauh, Umam menyebut posisi Anies dalam menarasikan konsep perubahan yang diusungnya, belum jelas.

Namun, Anies belakangan sudah mulai menunjukkan sikap kritisnya, seiring dengan posisi Partai Nasdem yang semakin terdesak di pemerintahan.

"Anies tidak mungkin diharapkan bisa memimpin gerakan perubahan jika ia masih tidak punya keberanian untuk menjelaskan apa konsep perubahan yang ia usung," jelas dia.

Karenanya, Anies perlu menjelaskan poin-poin perubahan apa untuk membedakannya dari capres lain yang mewakili narasi keberlanjutan.

Selain itu, belum adanya keberanian untuk segera mendeklatasikan bakal calon wakil presiden (bacawapres) juga berperan dari stagnasi elektabilitas Anies.

Umam menjelaskan, belum jelasnya bacawapres Anies karena menunggu sinyal dari Nasdem yang tak kunjung mendeklarasikan capres-cawapres.

Baca juga: Survei Litbang Kompas: Pemilih Anies Lebih Banyak dari Luar Nasdem

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi