Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Detik-detik Bola Api Kehijauan Jatuh Hantam Langit Australia, Benda Apa Itu?

Baca di App
Lihat Foto
Instagram/@warungjurnalis
Tangkapan layar video penampakan bola api kehijauan menghantam langit Australia
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Sebuah kompilasi video yang menayangkan detik-detik bola api menghantam langit Australia, viral di media sosial.

Video tersebut salah satunya dibagikan oleh akun Instagram ini, Kamis (25/5/2023).

Tampak dalam unggahan, sebuah bola api yang diduga meteor memancarkan cahaya kehijauan meluncur dari atas langit.

Baca juga: Mengenal Aborigin Australia, Peradaban Tertua di Dunia Berusia 75.000 Tahun

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cahayanya kian terang saat jarak bola api semakin dekat, hingga menerangi wilayah tersebut dalam waktu sekian detik.

"VIDEO: Detik-detik Bola Api Jatuh di Langit Australia," tulis pengunggah.

Hingga Kamis siang, unggahan ini telah menuai lebih dari 12.300 tayangan, 640 suka, dan 50 komentar dari pengguna Instagram.

Lantas, benda apa yang menghantam langit Australia tersebut?

Baca juga: Viral, Video Pesawat Siluman F-35 Australia Mendarat di Bali, Ada Apa?


Bola api di Australia merupakan meteor

Kepala Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Emanuel Sungging, membenarkan bahwa bola api dalam video tersebut adalah meteor.

"Iya (meteor), terbakar habis di atmosfer," kata dia, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (25/5/2023).

Emanuel menjelaskan, ledakan meteor akan menyebabkan gelombang kejut di udara.

Kondisi ini akan mengakibatkan adanya ledakan suara, mirip dengan penyebab suara keras ketika ada pesawat jet melintas.

"Dikenal sebagai sonic boom," sambungnya.

Baca juga: 9 Fenomena Astronomi 2023, dari Hujan Meteor hingga Gerhana

Kendati memancarkan cahaya terang dan suara mengejutkan, Emanuel mengatakan bahwa meteor jatuh umumnya tidak berdampak besar pada Bumi.

Sebab, benda langit ini biasanya akan habis terbakar saat mencoba menembus lapisan atmosfer Bumi.

Namun, apabila ukuran meteor lebih besar dan tidak habis terbakar di atmosfer, maka fenomena ini dapat berbahaya.

"(Akibat meteor jatuh) terburuk seperti kepunahan dinosaurus 65 juta tahun lalu," ungkapnya.

Baca juga: Muncul Penampakan Benda Bercahaya Meluncur ke Atas di Langit Lombok, Apa Itu?

Berukuran lebih kecil dari rata-rata

Sementara itu, diberitakan Guardian, Minggu (21/5/2023), video bola api dengan semburan cahaya hijau tersebut direkam dari Cairns hingga Normanton, Quensland, Australia.

Terjadi pada Sabtu (20/5/2023) pukul 21.22 waktu setempat, jatuhnya bola api bukan hanya diikuti cahaya, tetapi juga suara ledakan keras.

Pakar astrofisika di Australian National University, Brad Tucker menjelaskan, meteor tersebut kemungkinan besar berukuran antara 0,5 meter hingga 1 meter.

Ukuran tersebut membuat obyek langit ini tergolong lebih kecil dari ukuran rata-rata, dan kemungkinan bergerak hingga kecepatan 150.000 kilometer per jam.

Baca juga: Sempat Disebut Muncul Dukhan, Langit Cerah Malam 15 Ramadhan Hiasi Twitter

Dugaan warna kehijauan

Menurut Tucker, sebagian besar meteor terbuat dari batu chondrite atau kondrit.

Namun, warna kehijauan sebelum menghantam Bumi seperti dalam video kemungkinan disebabkan panas berlebih serta pecahan besi dan nikel.

Dia turut menegaskan, tabrakan meteor dengan Bumi tidak akan meninggalkan kawah di permukaan.

Pasalnya, sebelum sempat mencapai permukaan Bumi, batu ini pasti sudah lebih dulu terfragmentasi atau pecah.

Baca juga: Ramai soal Matahari Bercincin di Langit Sukabumi, Berbahayakah? Ini Kata BRIN

Adapun bagian paling mengkhawatirkan dari jatuhnya meteor besar sebenarnya adalah sonic boom, terutama saat benda ini menghantam daerah berpenduduk.

"Itu (sonic boom) adalah ledakan di udara, jadi jika terjadi di daerah berpenduduk, dapat menyebabkan kerusakan," kata Tucker.

"Yang ini kecil, tapi kami khawatir dengan meteor berukuran 10 meter, 20 meter," pungkasnya.

Baca juga: Video Viral Tempat Batas antara Siang dan Malam di Bumi, Ini Penjelasan BRIN

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi