KOMPAS.com - Empat situs geopark atau taman Bumi Indonesia resmi masuk dalam UNESCO Global Geoparks (UGG).
Penetapan empat situs geopark tersebut berdasarkan keputusan dalam Sidang Dewan Eksekutif UNESCO ke-216 di Paris, Perancis, Rabu (24/5/2023).
Dari 18 geopark yang baru ditetapkan Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB, empat di antaranya merupakan kepunyaan Indonesia.
Menurut Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), geopark atau geological park adalah kawasan yang memiliki keunikan geologi.
Keunikan tersebut mencakup nilai arkeologi, ekologi, dan budaya dengan mengikutsertakan masyarakat setempat untuk berperan melindungi warisan alam.
Baca juga: Mengenal Arak Bali, Warisan Dunia Tak Benda yang Jadi Suvenir G20
Adapun empat geopark dari Indonesia, yakni Ijen, Maros Pangkep, Merangin Jambi, dan Raja Ampat.
Kini, empat geopark ini resmi bergabung dengan enam taman Bumi Indonesia yang lebih dulu diakui, yakni Geopark Batur, Pegunungan Sewu, Ciletuh, Gunung Rinjani, Danau Toba, dan Belitong.
1. Ijen UNESCO Global Geopark
Ijen UNESCO Global Geopark atau Geopark Ijen terletak di dua wilayah kabupaten, yaitu Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur.
Dilansir dari laman Geopark Ijen, nama Ijen diambil dari Gunung Ijen yang menjadi dasar pembentukan cerita geologi di seluruh kawasan ini.
Tak hanya itu, Gunung Ijen juga menjadi salah satu penyumbang unsur biologi maupun budaya di wilayah sekitar geopark.
Sebelum menjadi bagian UNESCO Global Geopark, Ijen merupakan geopark nasional yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Komite Nasional Geopark Indonesia pada 30 November 2018.
Saat ini, terdapat 21 situs geologi yang dikembangkan di Ijen, mulai dari skala lokal hingga skala internasional.
Salah satu dari banyak situs geologi yang mempunyai fenomena luar biasa dan menjadi sorotan adalah Kawah Ijen, danau kawah paling asam di Bumi dengan api biru.
Baca juga: Kaldera Toba Ditetapkan Jadi UNESCO Global Geopark
2. Maros Pangkep UNESCO Global Geopark
Maros Pangkep UNESCO Global Geopark di Sulawesi Selatan sudah ditetapkan sebagai anggota geopark nasional pada November 2017 lalu.
Dikutip dari Jurnal Environmental Science (2022), kawasan seluas 75.931 hektar ini terdiri atas geologi (geodiversity), biologi (biodiversity), dan kebudayaan (cilturaldiversity).
Namun, berdasarkan rekomendasi UNESCO Global Geopark, wilayah ini akan diperluas hingga batas administratif Kabupaten Maros dan Kabupaten Pangkep.
Salah satu daya tarik di Maros Pangkep adalah karst atau kawasan batu gamping yang masuk dalam jajaran karst kelas dunia.
Bukan hanya itu, Karst Maros Pangkep juga memiliki ratusan gua yang pernah ditinggali manusia prasejarah.
Baca juga: Ramai soal Candi Borobudur Tidak Masuk 7 Keajaiban Dunia, Apa Alasannya?
3. Merangin Jambi UNESCO Global Geopark
Geopark Merangin Jambi terletak di Kabupaten Merangin, tepatnya di Desa Air Batu dan Dusun Baru, Kecamatan Pemberap, Jambi.
Sebelum mengglobal, Geopark Merangin Jambi sempat ditetapkan sebagai geoopark nasional pada awal Maret 2023.
Dilansir dari laman Kabupaten Merangin, geopark ini memiliki daya tarik utama berupa fosil flora berusia 350 juta tahun.
Tumbuhan yang menjadi fosil ini termasuk lumut, tumbuhan runjung primitif, dan pakis biji yang bereproduksi dengan penyebaran biji dan bukan spora.
Selain pemandangan fosil tua, kegiatan arung jeram yang harus ditempuh untuk mencapai kawasan itu juga akan menantang adrenalin para wisatawan.
4. Raja Ampat UNESCO Global Geopark
Geopark Raja Ampat atau Raja Ampat UNESCO Global Geopark menjadi salah satu geopark nasional sejak 2017.
Dikutip dari situs Geopark Raja Ampat, kawasan ini terdiri dari gugusan kepulauan karst yang terletak tepat di garis khatulistiwa.
Keunikan geologisnya masuk skala internasional, dengan penemuan batuan tertua yang tersingkap di dunia yakni berusia sekitar 439–360 juta tahun di Pulau Misool.
Kawasan ini pun tidak terlepas dari kawasan megabiodiversitas Papua, sehingga tidak heran sebagian besarnya masuk ke dalam kawasan konservasi.
Tak sampai di situ, ekosistem laut Raja Ampat juga menjadi habitat bagi ratusan jenis makhluk unik, langka, dan terancam punah.
Tempat ini turut menjadi rumah bagi berbagai jenis satwa dan tumbuhan endemik, yang tak dapat ditemukan di belahan Bumi mana pun.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.