KOMPAS.com – Pala adalah komoditas rempah penting pada masa penjajahan hingga diperebutkan oleh bangsa-bangsa Eropa.
Buah yang mempunyai nama latin Mystrica fragrans ini berwarna kekuningan dengan biji hitam yang dilapisi selaput merah.
Pala yang mempunyai aroma harum dan rasa sedikit manis merupakan buah yang berasal dari Banda, Maluku.
Baca juga: Begini Cara Mengatasi Mood Swings dengan Pala
Sejarah buah pala jadi rebutan
Dikutip dari Kompas.com (19/4/2020), pada abad ke-6, buah pala sudah mencapai Byzantium yang jaraknya mencapai 12.000 kilometer.
Pada tahun 1.000 Masehi, Ibnu Sina menggambarkan pala sebagai ‘jansi band’ atau ‘kacang dari Banda’.
Masyarakat Arab saat itu sudah menggunakan pala sebagai barang barter, yang kemudian membawa pala ke Venesia, Italia yang dijadikan perasa untuk makanan para bangsawan Eropa.
Pada abad ke-14 di Jerman, harga satu pon atau sekitar setengah kilogram pala bisa dihargai sama dengan tujuh ekor lembu yang gemuk.
Perburuan pala dikatakan telah membantu pembangunan dunia modern komersial.
Pada 1453, bangsa Turki Ottoman menaklukan Konstantinopel yang saat ini bernama Istanbul, Turkiye.
Baca juga: 5 Rempah Termahal di Dunia, Ada yang Tumbuh di Indonesia
Hal itu kemudian berdampak pada embargo jalur perdagangan sehingga muncul monopoli rempah.
Adanya embargo dan monopoli lalu memaksa orang Eropa untuk mencari jalur perdagangan dan sumber rempah-rempah.
Alfonso de Albuquerque, seorang pemimpin militer Portugis pun masuk ke Malaka dan Banda pada 1511.
Ia kemudian menemukan sumber buah pala dan membangun benteng di sana.
Saat itu ia mengkonsolidasikan monopoli bangsa Portugis untuk mengamankan jalur perdagangan pala di dunia yang bertahan hingga satu abad lamanya.
Pada sekitar 1605, Belanda melalui perusahaan dagang Dutch East India Company (VOC) berhasil menguasai Banda.
Mereka memperbudak masyarakat asli Banda dan membuat perjanjian yang mengharuskan masyarakat Banda menjual pala dan bunga pala hanya kepada VOC.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: VOC Didirikan
Mengenal buah pala
Dilansir dari Britannica, pohon pala dapat mencapai ketinggian sekitar 20 meter yang menghasilkan buah delapa tahun setelah disemai.
Buah yang dihasilkan mencapai puncaknya dalam 25 tahun dan dapat berbuah selama lebih dari 60 tahun.
Ketika sudah matang sepenuhnya, ia akan terbelah menjadi dua, memperlihatkan daging dan bijinya.
Setelah dikumpulkan, buah pala kemudian dikeringkan di mana bunga pala dikeluarkan dan diratakan.
Pala dikeringkan secara bertahap di bawah sinar matahari langsung dan diputar dua kali sehari selama enam sampai delapan minggu.
Selama waktu itu, pala akan menyusut dari kulit bijinya yang keras sampai biji-bijinya berbunti gemerincing di dalam cangkangnya ketika dikocok.
Cangkangnya kemudian dipatahkan dan biji pala diambil. Bentuknya oval berwarna coklat keabu-abuan dengan permukaan berekerut.
Baca juga: Dicari, Muda-mudi Usia 17-24 Tahun, Susuri Jalur Rempah dengan KRI Dewa Ruci
Manfaat buah pala
Dilansir dari WebMD, berikut berbagai manfaat dari buah pala untuk kesehatan:
1. Melindungi dari berbagai penyakitBuah pala dapat melindugi dari berbagai penyakit seperti kanker, penyakit ajntung, dan penyakit hati karena mengandung antioksidan yang tinggi.
Selain itu, pala juga membantu melindungi dari tanda-tanda penuaan.
2. Mejaga kesehatan gigiMinyak pala diketahui digunakan dalam beberapa produk kesehatan gigi.
Hal itu karena pala mempunyai sifat antibakteri yang terbukti efektif untuk melawan patogen mulut yang menyebabkan penyakit dan bau mulut.
3. Memperbaiki suasana hatiSebuah studi menemukan bahwa pala juga bersifat antidepresan, sehingga diketahui bahwa konsumsi buah pala dapat memperbaiki suasana hati atau mood seseorang.
4. Memperbaiki tidurPala terbukti dapat membantu seseorang tidur, baik dalam durasi maupun kualitas.
Hal itu karena pala mengandung bahan kimia alami yang bernama trimiristin, mampu membuat otot dan saraf menjadi rileks.
Baca juga: 5 Buah dan Rempah untuk Mengatasi Hidung Tidak Bisa Mencium
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.