Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Pasangan Gancet Saat Berhubungan Badan Disebut Vaginismus, Benarkah?

Baca di App
Lihat Foto
4 Mitos tentang Seks, dari Selaput Dara hingga Masturbasi
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Unggahan video yang memperlihatkan sepasang laki-laki dan perempuan yang tertangkap warga sedang melakukan hubungan seksual dan disebut mengalami gancet ramai di media sosial.

Video itu diunggah oleh akun Twitter ini pada Selasa (23/5/2023).

"Anjrit 2023 masi ada aja yg gancet," tulis pengunggah.

Hingga Minggu (28/5/2023), unggahan tersebut sudah dilihat sebanyak 686.000 kali dan mendapatkan lebih dari 949 komentar dari warganet.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menanggapi unggahan tersebut, salah seorang warganet berkomentar bahwa kejadian gancet itu disebut sebagai vaginismus.

"Fenomena ini namanya vaginismus, yakni kondisi dimana otot vagina kontraksi secara kuat, dan kontraksi yang terjadi itu tanpa bisa dikontrol ya," kata warganet pada Kamis (25/5/2023).

Lantas, benarkah fenomena gancet tersebut disebut sebagai vaginismus?

Baca juga: Bagaimana Ciri Vagina Sehat? Ini Penjelasan Dokter Boyke

Penjelasan dokter

Dokter spesialis obstetri dan ginekologi (Obgyn) sekaligus Dekan Fakultas Kedokteran Uhamka Wawang Sukarya membantah apabila kejadian dalam unggahan video itu disebut vaginismus.

"Pada vaginismus buat masuk saja susah, karena ada penolakan," ujarnya kepada Kompas.com, Jumat (26/5/2023).

Ia mengungkapkan vaginismus adalah kondisi medis yang disebabkan karena kontraksi otot-otot di sekitar vagina yang terjadi secara tak sadar dan menimbulkan rasa sakit hebat.

Kondisi ini terjadi ketika adanya penetrasi seksual pada vagina.

Wawang menyampaikan, kontraksi atau pengencangan otot-otot vagina dan sekitarnya itu dipicu karena beberapa hal.

"Biasanya terjadi karena ada rasa takut, cemas yang hebat, tidak bisa membayangkan penis itu sebesar apa, dan lainnya, sehingga memicu kontraksi dan berakibat pada sulit dalam melakukan penetrasi," jelasnya.

"Kalau dipaksakan, maka dapat menimbulkan rasa sakit yang menyebabkan trauma," sambungnya.

Selain itu, kata Wawang, vaginismus juga bisa terjadi karena trauma psikologis yang pernah di alami oleh perempuan tersebut sebelumnya, seperti kekerasan seksual, emosional, dan lainnya.

Saat disinggung soal gancet, Wawang mengatakan bahwa dirinya belum pernah menjumpai kasus seperti pada unggahan video tersebut.

Baca juga: Ramai soal Kentut Vagina, Normal atau Berbahaya? Ini Penjelasan Dokter Obgyn

Cara mengatasi vaginismus

Lebih lanjut Wawang menyebutkan cara untuk mengatasi kondisi vaginismus. 

Menurutnya, vaginismus bisa diobati dengan pemberian terapi.

Meski begitu, perawatan dari gangguan pada otot vagina ini juga akan melibatkan beberapa spesialis yang berbeda, tergantung dari penyebabnya.

"Kalau kondisinya berat, maka terapinya harus pelan-pelan dan hati-hati. Harus ada kerjasama antara dokter kandungan, psikolog atau psikiater," ungkapnya.

Baca juga: Ramai soal Gatal di Vagina Menjelang Haid, Apa Penyebabnya?

Apa itu gancet dalam berhubungan seksual?

Dalam istilah medis, gancet disebut juga penis captivus.

Seksolog sekaligus dokter spesialis obstetri dan ginekologi Boyke Dian Nugraha menyampaikan bahwa gancet sampai membuat penis benar-benar tidak bisa lepas adalah mitos.

"Biasanya ini dipakai untuk menakut-nakuti anak muda biar tidak melakukan hubungan seks sembarangan. Tapi itu tidak benar kalau tidak bisa lepas," kata Boyke dikutip dari Kompas.com (8/9/2021).

Menurut Boyke, bila penis tersangkut di vagina dan tidak bisa lepas, maka kemungkinan hanya sementara.

Ketika kedua pasangan sudah lebih rileks dan menunggu beberapa waktu, otot-otot akan kembali rileks dengan sendirinya.

"Tidak mungkin penis itu tidak dapat lepas karena vagina itu licin (lubrikasi) dan saat penis mengecil pasti lepas. Secara medis tidak mungkin terjadi gancet kecuali ada hal yang di luar nalar," ujar Boyke.

Menurut Boyke, normalnya pada situasi seperti itu otot-otot penis akan mengendur.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi