KOMPAS.com - Unggahan video yang menyarankan agar orang memaju-mundurkan tangan ketika merasakan gejala jantung tidak sehat, viral di media sosial.
Dalam video yang ditayangkan akun Instagram ini, terdapat contoh gerakan tangan ketika gejala jantung tersebut muncul. Berikut narasinya:
"Lakukan pergerakan ini segera jika ada tanda-tanda:
- Nyeri Dada yang menjalar,
- Sesak nafas,
- Dada Berdebar,
- Batuk,
- Cepat Lelah,
- Pusing,
- Peluh berlebihan dalam waktu sejuk.
Ini adalah Tanda Jantung Kamu Tidak Sehat," tulis keterangan dalam video.
Gerakan dilakukan saat tubuh berdiri tegap sambil memaju-mundurkan tangan ke arah depan seperti sedang push up dengan intensitas yang cepat.
Hingga Minggu (28/5/2023), video soal saran memaju-mundurkan tangan saat merasakan gejala jantung tidak sehat sudah ditayangkan 4,8 juta kali.
Lantas, benarkah orang harus memaju-mundurkan tangan ketika merasakan gejala jantung tidak sehat?
Baca juga: Studi: Konsumsi Minuman Soda Disebut Bisa Meningkatkan Risiko Serangan Jantung
Penjelasan dokter
Dokter Spesialis Jantung RS Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo Habibie Arifianto mengatakan, sebagian besar tanda dan gejala yang ditulis dalam video adalah tanda dan gejala serangan jantung maupun gagal jantung.
"Kedua hal tersebut merupakan kegawatan dalam bidang jantung dan pembuluh darah yang mengancam jiwa," kata Habibie kepada Kompas.com, Minggu (28/5/2023).
Kendati demikian, Habibie menegaskan bahwa saran yang ditayangkan pengunggah melalui video merupakan hal yang tidak benar.
"Sudah sering sekali kita melihat video yang cenderung menyesatkan tersebut, mulai dari tepuk-tepuk di lengan atas, penekanan atau melukai ibu jari, hingga seperti pada video tersebut menggerak-gerakkan tangan dengan cepat," jelas Habibie.
Baca juga: Studi: Video Game Dapat Memicu Serangan Jantung pada Anak
Bahaya mengikuti video viral di medsos
Habibie mengatakan, melakukan gerakan yang disarankan warganet untuk mengatasi serangan jantung maupun gagal jantung justru merugikan orang yang mengalaminya.
Berikut penjelasannya.
1. Kehilangan "golden period"Kerugian pertama adalah melakukan gerakan seperti itu menyebabkan penderita jantung kehilangan waktu "golden period" untuk segera ke RS.
Selain itu, melakukan gerakan yang belum dipastikan keberannya menbuat penderita jantung melewatkan tindakan awal untuk penyelamatan jiwa.
"Semakin banyak waktu terbuang semakin jelek pula luaran klinis pasien," imbuh Habibie.
Baca juga: Studi: Anak Muda Pengidap Gangguan Mental Berpotensi Tinggi Kena Serangan Jantung atau Stroke
2. Menyebabkan gangguan irama jantung yang mematikanHabibie juga menjelaskan, pergerakan otot yang repetitif akan cenderung menyebabkan jantung harus memompa darah lebih cepat untuk mencukupi kebutuhan oksigen otot lengan.
Jika dilakukan, gerakan semacam itu membahayakan jantung yang sedang terkena serangan.
Pasalnya, gerakan akan mengakibatkan kekurangan oksigen yang semakin parah pada otot jantung.
"Hingga dapat mencetuskan gangguan irama yang mematikan," jelas Habibie.
Segera bawa ke rumah sakit
Ketimbang melakukan gerakan tangan seperti yang beredar di media sosial, Habibie meminta siapapun yang merasakan gejala jantung tidak sehat untuk segera pergi ke UGD.
"Segera bawa pasien menuju unit gawat darurat untuk menurunkan risiko perburukan yang mungkin dapat terjadi," jelasnya.
Baca juga: Gejala Serangan Jantung pada Wanita, Awas Lebih Mematikan daripada Pria
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.