Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Lesi Merah di Permukaan Kulit Mirip Ringworm, Apa Penyebabnya?

Baca di App
Lihat Foto
Twitter
Ramai soal lesi merah di permukaan kulit mirip dengan ringworm, apa penyebabnya?
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Unggahan foto yang memperlihatkan kulit dengan lesi merah yang menyebar seperti ringworm ramai di media sosial.

Unggahan itu dibuat oleh akun Twitter ini pada Minggu (28/5/2023). Dalam unggahan, tampak lesi merah tersebut tersebar tak hanya di satu tempat saja.

Selain itu, disebutkan bahwa lesi tersebut muncul di seluruh tubuh.

"Ini tu apa ya? Tbtb muncul banyak hampir seluruh badan depan belakang. Gapunya hewan peliharaan padahal. Apa bisa karena dari karpet?," tulis pengunggah.

Diketahui, salah satu penyebab lesi merah berbentuk bulat di permukaan kulit adalah karena infeksi kutu hewan peliharaan seperti anjing dan kucing.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kendati demikian, pengunggah mengaku dirinya tidak memiliki hewan peliharaan di rumahnya.

Hingga Selasa (30/5/2023) siang, unggahan itu sudah dilihat sebanyak 110.900 kali dan mendapatkan lebih dari 170 komentar warganet.

Respons warganet 

Beberapa warganet yang berkomentar mengatakan bahwa lesi merah tersebut adalah ringworm yang biasanya terjadi karena gigitan tunga atau kutu.

"Kayak ring worm , itu jamur deh , coba pake salep kalpan*x apa salep *8 kak," ungkap akun ini.

"Udah coba vacuum karpetnya belomm? Takutnya karena tungau/ something. Kalo karpet bersih, mungkin alergi lagi kumat nder. SEMANGAT SENDER!! Aku juga sedang berjuang," kata akun ini.

"Ini ring worm atau kurap sih," tulis akun ini.

Lantas, bagaimana penjelasan dokter?

Baca juga: Ramai soal Kulit Tangan Kering dan Mengelupas, Apa Penyebabnya? Ini kata Dokter


Penjelasan dokter 

Dokter spesialis kulit dan kelamin RSUD Prof Dr Margono Soekarjo Purwokerto Ismiralda Oke Putranti mengatakan bahwa lesi dalam unggahan tersebut belum bisa dipastikan apakah benar ringworm atau tidak.

Hal ini karena ada banyak infeksi kulit yang memiliki gambaran klinis yang mirip seperti ringworm, seperti psoriasis, kusta, erythema annulare, dan lainnya.

"Ringworm merupakan nama lain dari tinea, terutama tinea kapitis, suatu infeksi jamur dermatofita yang menyerang kulit dan rambut kepala," ujarnya kepada Kompas.com, Selasa (30/5/2023).

Ismiralda menjelaskan, untuk infeksi jamur dermatofita yang lain, dinamakan berdasarkan lokasi lesinya.

Dermatofita adalah kelompok taksonomi jamur kulit superfisial yang terdiri dari 3 genus, yaitu Microsporum, Trichophyton, dan Epidermophyton.

Apabila infeksi jamur dermatofita berada di wajah, maka disebut tinea facialis, tapi apabila di leher, badan, sampai perbatasan pergelangan tangan dan kaki disebut tinea corporis.

Sementara itu, pada area lipatan paha dan seputar kemaluan disebut tinea cruris.

"Selain itu, jamur ini juga dapat menyerang kuku kita yang disebut sebagai tinea unguium," ungkapnya.

Baca juga: Ramai soal Tidak Reapply Sunscreen Bisa Bikin Kulit Gosong, Benarkah? Ini Kata Dokter

Penyebab dan faktor risiko ringworm

Lebih lanjut, Ismiralda menyampaikan bahwa faktor risiko yang bisa menyebabkan ringworm bukan hanya dari hewan peliharaan saja.

Faktor risiko lain yang juga bisa memicu terjadinya ringworm ataupun lesi merah di kulit adalah kurangnya kebersihan sanitasi, terlalu banyak berkeringat, atau terlalu sering memakai pakaian yang tidak menyerap keringat ketat dan tebal.

Selain itu, diabetes akibat mengonsumsi antibiotik/steroid jangka panjang juga dapat menjadi faktor risiko munculnya lesi merah pada kulit.

"Kenapa disebut ringworm? Ya karena lesinya membentuk gambaran cincin di mana terjadi kemerahan pada kulit dan tampak aktif pada area tepinya, dan pada bagian tengah yang tampak menyembuh," jelasnya.

Gejala infeksi jamur yang paling menonjol dan banyak terjadi adalah timbulnya rasa gatal yang akan semakin parah, terutama bila berkeringat atau sedang dalam kondisi lembab.

Baca juga: Ramai soal Kulit Berjerawat Harus Berhenti Menggunakan Sunscreen, Benarkah Demikian?

Bagaimana pengobatannya?

Sementara itu, untuk pengobatan infeksi jamur, tidak bisa hanya dengan menggunakan salep antijamur saja.

Akan tetapi, perlu juga untuk mengetahui penyebab dan mengontrol faktor-faktor resikonya.

"Karena gambaran klinis tinea itu banyak jenisnya, makanya harus diperiksakan ke dokter kulit terdekat untuk mendapat pengobatan yang tepat," pungkasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi