Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan
Bergabung sejak: 24 Mar 2020

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Menyempurnakan Pemikiran Hawking

Baca di App
Lihat Foto
chemtrailsplanet
Stephen Hawking
Editor: Sandro Gatra

PADA berita berjudul provokatif “A Brief History of Time is ‘wrong’, Stephen Hawking told collaborator” yang dimuat The Guardian edisi 19 Maret 2023, Thomas Hertog berkisah menerima email yang memanggilnya ke kantor mentornya, Stephen Hawking.

Peneliti muda itu bergegas ke kantor Hawking di Cambridge.

“Matanya bersinar karena kegembiraan,” kenang Hertog.

Mengetik pada sistem suara yang dikendalikan komputer yang memungkinkan sang ahli kosmologi berkomunikasi, Hawking menegaskan: “Saya telah berubah pikiran. Buku saya, A Brief History of Time, ditulis dari perspektif yang salah.”

Berarti buku ilmiah terlaris dalam sejarah penerbitan, dengan penjualan di seluruh dunia lebih dari 10 juta eksemplar, dibuang ke tong sampah oleh penulisnya sendiri.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hawking dan Hertog kemudian mulai mengerjakan cara baru untuk merangkum pemikiran terbaru mereka tentang alam semesta.

“Masalah bagi Hawking adalah perjuangannya untuk memahami bagaimana alam semesta dapat menciptakan kondisi yang begitu ramah bagi kehidupan,” kata Hertog.

Contoh dari kondisi pendukung kehidupan ini termasuk keseimbangan halus yang ada antara kekuatan partikel yang memungkinkan adanya kimia dan molekul kompleks.

Selain itu, fakta bahwa hanya ada tiga dimensi ruang memungkinkan tata surya yang stabil berevolusi dan menyediakan rumah bagi makhluk hidup.

Tanpa sifat-sifat ini, alam semesta mungkin tidak akan menghasilkan kehidupan seperti yang kita ketahui, begitu pendapat beberapa kosmolog.

Hertog dan Hawking siap memberikan penjelasan untuk kondisi ketidakpastian bintang ini setelah Hawking memvonis upaya sebelumnya sebagai tidak memadai.

"Stephen mengatakan kepada saya bahwa dia sekarang mengira dia telah salah maka dia dan saya bekerja, bahu-membahu, selama 20 tahun ke depan untuk mengembangkan teori baru tentang kosmos, teori yang dapat menjelaskan kemunculan kehidupan secara lebih baik," demikian kata Hertog.

Pada April 2023, Thomas Hertog yang kini masih berkarya sebagai guru besar fisika teoritis di Universitas Leuwen, Belgia menerbitkan buku berjudul “On The Origin of Time” dengan sub judul yang menjamin buku tersebut masuk kategori best sellers: “Stephen Hawking’s Final Theory”.

Penerbitan buku “On The Origin of Time” yang menurut penulisnya sendiri merupakan penyempurnaan demi menghindari istilah koreksi terhadap teori Stephen Hawking wajar apabila disambut skeptis oleh para pemberhala teori Hawking yang terlanjur dianggap solid dan valid maka mustahil tidak solid dan tidak valid ternyata secara kelirumologis dinyatakan oleh Stephen HawkIng sendiri sebagai ditulis dengan perspektif yang keliru.

Sebagai insan awam fisika apalagi kosmologi, sudah barang tentu saya tidak berani melibatkan diri ke dalam kemelut polemik “On The Origin of Time”.

Namun saya pribadi secara intuitif dapat merasakan kehadiran makna kebenaran di dalam komentar kosmolog dan astrofisikawan Lord Martin Rees “This superbly written book offers insight into an extraordinary individual, the creative process, and the scope and limits of our current understanding of the cosmos.”

Bagian terakhir komentar sang mantan Presiden Royal Society 2005-2010, mengingatkan saya kepada kearifan kosmologis yang tersirat di dalam legenda Dewa Ruci di samping membuat diri saya makin yakin bahwa daya pikir manusia memang tidak sempurna maka mustahil mampu mengungkap segenap misteri yang menyelubungi alam semesta.

Namun ketidaksempurnaan daya pikir manusia justru merupakan energi penggerak mekanisme peradaban agar manusia yang tidak sempurna terus menerus tanpa henti gigih berikhtiar mendekatkan diri ke kesempurnaan.

Selaras makna luhur bukan ketinggian, namun kerendahan hati yang terkandung di dalam kearifan ojo dumeh.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi