KOMPAS.com - Tornado adalah siklon udara yang menghubungkan awan badai di atas dan di bawah permukaan bumi.
Tornado biasanya disertai atau didahului oleh badai petir yang hebat dan angin kencang. Bahkan dalam beberapa kesempatan bisa terjadi hujan es.
Fenomena ini bisa termasuk bencana, karena ketika ia terjadi cukup lama, akan mampu menghancurkan bangunan yang dilaluinya.
Baca juga: Siklon Tropis Herman Landa Indonesia, Apa Perbedaan Badai, Topan, Siklon, dan Tornado?
Dilansir Britannica, rata-rata tornado terjadi hanya beberapa menit. Namun, dalam beberapa kasus terjadi cukup lama dan menjadi salah satu peristiwa cuaca paling merusak di dunia.
Tornado terliar dapat bertahan selama berjam-jam dan mencapai kecepatan hingga 480 km per jam.
Bagaimana tornado terbentuk?
Meskipun kondisi persisnya berbeda untuk masing-masing tornado yang terjadi, untuk memahami bagaimana mereka terbentuk, perlu dipahami badai yang mendasarinya, yakni badai supercell.
Supercell tidak seperti badai petir biasa, ia mengandung unsur terpenting dalam pembuatan tornado: kolom udara yang berputar di tengahnya, yang disebut pusaran.
Saat supercell berubah ukuran, pusaran di tengah akan mulai miring, menyedot udara hangat dan kelembapan ke atas dan memuntahkan udara kering yang dingin ke tanah.
Aliran udara hangat ke atas menyebabkan pusaran membengkak dengan uap air, menciptakan awan corong spiral di tengahnya.
Sedangkan aliran udara dingin ke bawah kemudian melawan spiral ke atas awan corong, memfokuskan awan ke area yang lebih kecil dan meningkatkan kecepatannya.
Dengan tekanan dan berat yang cukup dari aliran udara dingin ke bawah, awan corong yang bergerak cepat terpaksa mendarat di tanah, dan tornado akhirnya terjadi.
Baca juga: Badai Pasir Belakangan Sering Terjadi di Irak, Apa Sebabnya?
Waktu terjadinya tornado
Dilansir National Geographic, sekitar satu dari seribu badai menjadi supercell, dan satu dari lima atau enam supercell memunculkan tornado.
Tornado dapat terjadi kapan saja sepanjang tahun, tetapi lebih sering terjadi pada awal musim semi, khususnya untuk negara bagian di sepanjang Teluk Meksiko.
Biasanya pada bulan Mei dapat terjadi lebih banyak tornado daripada bulan lainnya. Lebih jauh ke utara, tornado cenderung lebih sering terjadi di akhir musim panas.
Selain itu, sebagian besar tornado terbentuk pada sore hari. Saat dimana matahari telah memanaskan tanah dan atmosfer, cukup untuk menghasilkan badai petir.
Baca juga: Waspada Puting Beliung, Kenali Indikasinya!
Sebagaimana telah dibahas, tornado terbentuk ketika udara yang hangat dan lembab bertabrakan dengan udara yang dingin dan kering.
Udara dingin yang lebih padat didorong ke atas udara hangat, dan ini biasanya akan menghasilkan badai petir.
Udara hangat kemudian naik melewati udara dingin, menyebabkan aliran udara ke atas (updraft). Aliran udara ke atas akan mulai berputar jika angin berubah dalam kecepatan atau arah yang tajam.
Saat udara berputar ke atas, akan menarik lebih banyak udara hangat dari badai petir yang bergerak, sehingga kecepatan rotasinya meningkat.
Tetesan air dari udara lembab mesosiklon membentuk awan corong yang terus tumbuh dan akhirnya turun dari awan. Ketika itu menyentuh tanah, terjadilah tornado.