Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Firmansyah, Anak SD yang Viral Usai Disebut Pindah ke SLB karena Di-bully

Baca di App
Lihat Foto
TikTok/@satriabagus60
Tangkap layar video anak SD yang disebut pindah ke SLB karena di-bully.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Sebuah video yang menunjukkan seorang anak berpakaian seragam SD yang disebut pindah ke Sekolah Luar Biasa (SLB) karena di-bully viral di media sosial.

Video tersebut pertama kali diunggah oleh pemilik akun TikTok ini, Selasa (30/5/2023).

"Ini untuk pelajaran orang tua termasuk saya sendiri yang punya anak masih sekolah. Selalu tanya awasi ajak bicara tentang keseharian anak kita. Tidak di desa di kota stop bullying," tulis pengunggah.

Baca juga: Viral, Video Pengendara Adang Bus Lawan Arah di Jalan Lingkar Tegal-Bebes: Sudah Telanjur Kesal, Saya Matikan Mesin Motor!

Baca juga: Video Viral Petani di Sragen Hendak Isi Solar Cekcok dengan Petugas SPBU, Pertamina: Tidak Bawa Surat Rekomendasi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalam videonya, Satria Bagus, pemilik akun tersebut menanyai seorang bocah laki-laki yang berangkat sekolah bersama ayahnya.

Anak tersebut mengatakan ia pindah ke SLB karena diganggu temannya di SD.

Ayahnya menambahkan, buku anaknya sering disobek di sekolah. Meski sudah melaporkan ke guru, perundungan tetap terjadi.

Hingga Jumat (1/6/2023) pagi, video tersebut telah disukai 201.800 warganet dan mendapatkan 8.888 komentar.

Baca juga: Viral, Video Ibu-ibu Marahi Polisi karena Anaknya Gagal Ujian SIM C, Ini Faktanya


Penjelasan penggunggah

Dilansir dari KompasTV, Rabu (31/5/2023), Satria Bagus mengklarifikasi bahwa anak tersebut pindah ke SLB karena memiliki tingkat Intellectual Quotient (IQ) yang tidak memungkinkannya meneruskan pendidikan di sekolah umum.

“Saya mendapatkan info kalau adek Firmansyah itu tidak bisa meneruskan ke sekolah umum kenapa, karena dia setelah tes psikolog atau tes IQ mendapatkan nilai 50,” jelasnya.

Ia melampirkan hasil psikotes anak usia 12 tahun itu yang dikeluarkan oleh Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Salatiga pada 5 April 2023.

Baca juga: Viral, Foto Masa Berlaku Nopol Kendaraan Bermotor sampai 2031, Ini Kata Polisi

Kisah Firmansyah pindah ke SLB

Diberitakan Kompas.com, Rabu (31/5/2023), anak laki-laki dalam video tersebut bernama Muhammad Firmansyah (12).

Firman tinggal bersama keluarganya di Dusun Doplang 2, Desa Pakis, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Ayah Firman, Suwadi menjelaskan Firman pindah dari SD ke SLB karena "kurang pemikiran" atau mudah lupa saat belajar dibanding teman-temannya yang lain.

"Firman itu sekolah di SLB sudah empat tahun, sejak kelas dua hingga ini sudah kelas lima. Sebentar lagi kelas enam. Biar nanti SMP dan SMA di SLB juga," kata Suwadi.

"Gurunya bilang kondisi Firman, saya jadi tahu memang Firman kurang pemikiran. Sekarang setelah pindah sekolah, Firman menjadi lebih baik," katanya.

Suwadi mengaku hal itu tidak menjadi masalah baginya selama sang anak bisa tetap sekolah.

Baca juga: Viral, Video Rumah 2 Lantai dengan Batako Dipasang Sejajar, Pemilik: Apa yang Salah?

Semangat belajar di SLB

Meski harus pindah sekolah, Suwadi mengungkapkan bahwa sang anak justru senang belajar di SLB.

"Memang Firman ini ada kurang, tapi sekarang di SLB dia sudah nyaman, senang, temannya juga banyak. Dia sering lupa," tambahnya.

Suwadi mengatakan, anaknya aktif bersekolah, bermain bersama teman, bahkan mengaji di mushola.

Dalam kesehariannya, tidak ada yang aneh dengan anak bungsu dari tiga bersaudara ini.

"Biasa saja, bicara juga lancar. Setiap hari juga biasa, main dengan teman-temannya," kata dia.

Baca juga: Saat Banyak Sekolah di Jepang Tutup akibat Resesi Seks...

Untuk berangkat sekolah, Suwadi mengaku setiap hari ia harus mengantar putranya berjalan kaki sejauh kurang lebih empat kilometer menuju sekolah. Meski begitu, Firman memiliki semangat belajar tinggi terlepas dari keadaannya.

"Ya capek tidak capek, kalau anaknya punya niat, kita orangtua mengantar saja," lanjut dia.

Saat ini, Suwadi mengaku tengah fokus dengan pendidikan Firman. Ini terutama karena hanya tinggal Firman anaknya yang masih bersekolah.

Kakaknya yang pertama sudah menikah. Sementara kakak kedua sudah lulus SMA. Selain anak sulungnya, mereka tinggal berempat di rumah tersebut.

Suwardi bekerja serabutan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Ia dibantu sang istri yang bekerja membuat besek untuk ikan dengan pendapatan sehari Rp 13.000.

"Lumayan masih bisa buat makan dan sekolah," paparnya.

Baca juga: Ramai soal Banyak Pengangguran karena Kualifikasi Loker Terlalu Tinggi, Kemenaker: Ada Fenomena Mismatch

Tidak di-bully

Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disdikbudpora) Kabupaten Semarang Jawa Tengah Sukaton Purtomo Priyatmo membantah kabar soal tindakan bullying yang diterima Firman.

"Teman-temannya hanya menyampaikan soal siswa tersebut yang tidak bisa baca tulis, sementara yang lain sudah bisa," ujarnya.

Menurutnya, Firman masuk sekolah negeri pada tahun ajaran 2018/2019 saat usia delapan tahun.

"Dia ternyata sulit adaptasi dan sulit menerima materi pelajaran, bahkan selama kelas satu tidak bisa menulis dan membaca. Karena kondisi tersebut, gurunya tidak memberi nilai terhadap siswa tersebut," ungkapnya.

Baca juga: Cara Cek NISN Siswa dengan Mudah

Sukanto menyebut, karena Firman tidak punya nilai, siswa itu akhirnya tinggal kelas.

"Hingga memasuki tahun berikutnya, diketahui siswa masuk kategori inklusi dan orang tua diberi tahu kondisinya. Lalu diberi pemahaman, tetap sekolah negeri atau pindah ke SLB," jelas Sukaton.

Akhirnya, orang tua Firman memindahkan anaknya ke SLB sekitar empat tahun lalu.

"Ternyata di sana malah lebih baik dan berkembang. Siswa sudah mau belajar membaca dan menulis, perkembangan bagus karena ada perhatian selama sekolah di SLB," pungkas Sukanto.

Baca juga: Profil Abdullah Mudzakir, Siswa SMK di Semarang yang Berhasil Temukan Bug di Sistem Google

(Sumber:Kompas.com/Dian Ade Permana | Editor:Khairina, Ardi Priyatno Utomo)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi