Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tragedi Paiton 2003: Kronologi, Penyebab, dan Jumlah Korban

Baca di App
Lihat Foto
Ilustrasi kecelakaan bus dalam Tragedi Paiton 2003.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Tragedi Paiton yang terjadi 8 Oktober 2003 masih meninggalkan duka bagi masyarakat hingga saat ini.

Kejadian 20 tahun silam ini kembali dikenang oleh akun TikTok ini, Kamis (23/5/2023). 

Pengunggah membagikan ingatan sejumlah keluarga korban sebelum meninggal dunia dalam peristiwa nahas tersebut.

"Saya punya firasat sebelum berangkat, masih kurang tiga bulan, 'Mi, di sekolah ada study tour di Jakarta dan Bali'," pengakuan salah seorang keluarga korban.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menarik perhatian pengguna, unggahan ini mendapat lebih dari 2,2 juta tayangan, 135.000 suka, dan 280 komentar hingga Jumat (2/6/2023).

Lantas, bagaimana kronologi Tragedi Paiton yang terjadi pada 2003?

Baca juga: Cut Zahara Fona dan Bayi Ajaib, Hoaks 1970-an yang Buat Presiden Soeharto dan Jajaran Tertarik


Kronologi dan penyebab Tragedi Paiton 2003

Tragedi Paiton adalah sebuah kecelakaan yang menewaskan 54 siswa penumpang bus periwisata pada 8 Oktober 2003.

Dikutip dari Kompas.com (18/6/2022), kecelakaan maut ini terjadi di kawasan PLTU Paiton, Banyuglugur, Situbondo, Jawa Timur, sehingga lebih dikenal sebagai Tragedi Paiton.

Kejadian bermula dari rombongan SMK Yayasan Pembina Generasi Muda (Yapemda) Sleman, Yogyakarta, yang melakukan darmawisata ke Bali menggunakan tiba bus AO Transport.

Kegiatan tahunan ini berjalan lancar, hingga tiba saat perjalanan pulang menuju Sleman.

Kala itu, bus kedua melewati tanjakan di tikungan Jalan Raya Surabaya-Banyuwangi, tepatnya di kawasan Banyuglugur, Situbondo, Rabu (8/10/2003) malam.

Tiba-tiba sebuah truk kontainer memotong jalur dan menabrak bagian depan bus. Kondisi kian parah saat sebuah truk tronton dari arah belakang menabrak bus rombongan pariwisata.

Bus terjepit dan terbakar

Bus yang ditumpangi rombongan siswa dan guru SMK Yapemda itu pun terjepit dua truk hingga akhirnya terbakar.

Kebakaran dipicu dari kebocoran tangki bahan bakar truk bernomor polisi L 8493 F yang mengenai sekering bus.

Percikan api kemudian muncul di bagian depan bus yang ditabrak, sehingga membuat penumpang panik dan berlarian ke bagian belakang bus.

Malam itu, seluruh penumpang berusaha menyelamatkan diri dengan mencoba keluar dari pintu belakang bus.

Nahasnya, pintu belakang tak dapat dibuka karena tertabrak truk tronton. Tak adanya alat pemecah kaca turut menyebabkan seluruh penumpang terjebak di dalam bus.

Mereka pun terbakar dan tewas mengenaskan di dalam bus.

Baca juga: Kronologi Kerusuhan Mako Brimob 8 Mei 2018, Tragedi yang Tewaskan 5 Polisi dan 1 Tahanan Teroris

 

Korban Tragedi Paiton 2023

Jumlah korban Tragedi Paiton sebanyak 57 orang, terdiri dari 54 siswa, dua guru, dan satu pemandu wisata.

Sementara itu, supir bus, Arwan, dan kernet bernama Budi Santoso berhasil selamat setelah melompat dari bus.

Dilaporkan Kompas.com (2/7/2022), dua bus rombongan lain tak menyadari bahwa rekan mereka tertimpa kecelakaan saat perjalanan pulang.

Informasi terbakarnya bus kedua baru diketahui setelah rombongan tiba di Sleman.

Tak hanya itu, bus pada Rabu malam ternyata dikemudikan oleh kernet yang menjadi sopir cadangan.

Sopir dan kernet juga sempat dikabarkan melarikan diri, tetapi dibantah oleh perusahaan otobus.

Menurut pihak otobus, mereka berusaha membantu mengeluarkan penumpang dari bus, tetapi kebakaran begitu cepat terjadi sehingga tidak ada penumpang yang selamat.

Api dengan cepat melahap bus karena adanya bahan-bahan yang mudah terbakar, seperti tas dan karpet yang diletakkan di kursi penumpang.

Baca juga: Kecelakaan Bus di Guci Disebut karena Rem Tangan Ditekan Anak-anak, Ini Penjelasan Polisi

Korban tewas berkumpul di bagian belakang bus

Malam itu, warga sekitar PLTU Paiton mengatakan bahwa mereka menyaksikan kobaran api dan letupan kecil saat bus terbakar.

Tak lama, petugas pemadam kebakaran pun datang untuk membantu memadamkan api.

Setelah api berhasil padam, petugas menemukan banyak korban tewas di bagian belakang bus, tepatnya di dekat pintu keluar.

Para korban diduga berusaha membuka pintu yang macet setelah ditabrak truk di bagian belakang bus.

Peristiwa ini pun memaksa RSUD Sitobondo untuk mengawetkan jenazah menggunakan balok es lantaran banyaknya jumlah korban.

Saat itu, jenazah korban Tragedi Paiton ditempatkan di lorong karena ruang kamar mayat di RSUD Situbondo tidak mencukupi.

(Sumber: Kompas.com/Tri Indriawati | Editor: Tri Indriawati, Rachmawati)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi