KOMPAS.com - Sebuah twit yang menyertakan video dan foto bernarasi situasi "chaos" akibat pemberlakuan sistem transit kereta lokal di Stasiun Blitar, viral di media sosial.
Twit itu dibagikan akun Twitter @rayamurni pada Kamis (1/6/2023).
"Hari pertama pemberlakuan sistem ka lokal transit di STASIUN BLITAR Hasilnya chaos dan petugas kurang responsive," demikian tulis narasi dalam twit tersebut.
Pengunggah berharap agar pihak PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan PT KAI Commuter memberikan perhatian terkait masalah tersebut.
"Tolong dong @KAI121 @CommuterLine. Kasian penumpang yang kurang edukasi dan lansia masih bingung dan kurang informasi atas sistem transitan seperti ini," lanjut pengunggah.
Kompas.com telah berupaya menghubungi pengunggah untuk menanyakan lebih lanjut soal twitnya itu.
Namun, hingga Sabtu (3/6/2023) pukul 14.45 WIB, pesan yang dikirim tak kunjung mendapatkan balasan.
Baca juga: Rekrutmen KAI Lulusan SLTA, D3, dan D4/S1, Berikut Formasi dan Syaratnya
Baca juga: Ramai soal Rombongan Jemaah Haji Berangkat Pakai Kereta Api, KAI: Pertama Kali dalam Sejarah
Lantas, bagaimana penjelasan pihak KAI Commuter?
Sudah semakin kondusif
Vice President (VP) Corporate Secretary PT KAI Commuter Anne Purba mengatakan, situasi dalam video viral tersebut terjadi pada hari pertama pemberlakuan Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka) 2023.
Adapun hari pertama pemberlakuan Gapeka 2023 pada 1 Juni 2023.
"Itu kondisi hari pertama (Gapeka 2023) dan sampai saat ini semakin kondusif," ujar Anne, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu siang.
"Akan terus kami evaluasi agar pola transitnya lebih baik," tambah dia.
Baca juga: Ramai soal Tempat Duduk Harina Eksekutif Menghadap Mundur, Ini Penjelasan KAI
Sebagai informasi, pola operasi Kereta Api (KA) lokal Penataran atau Commuterline Penataran dan KA Dhoho atau Commuterline Dhoho mengalami perubahan pada Gapeka 2023.
Mulai 1 Juni 2023, pola operasi Commuterline Dhoho dan Penataran hanya sampai di Stasiun Blitar.
Bagi penumpang dari Stasiun Malang yang biasanya naik KA Penataran akan menuju ke arah Kediri, kini harus turun dan berganti kereta, KA Dhoho di Stasiun Blitar.
Demikian halnya bagi penumpang KA Dhoho dari arah Kediri menuju Malang, juga harus turun dulu di Stasiun Blitar untuk berganti kereta, KA Penataran.
Baca juga: Warganet Keluhkan Jadwal KRL Palur-Jogja Terbaru Tidak Ramah Pelaju, Ini Tanggapan KCI
Alasan pemberlakuan pola transit
Anne pun menjelaskan tujuan dibuatnya pola transit tersebut.
"Pola transit ini dibuat untuk meningkatkan kapasitas angkut di (KA) Dhoho, juga memotong waktu tunggu dari yang sebelumnya bisa lebih dari 60 menit menjadi 15-20 menit," ujarnya.
Saat ini, lanjut Anne, terdapat 4 perjalanan pergi-pulang (PP) Commuterline Penataran dan 5 PP Commuterline Dhoho.
Alasan mengapa jumlah perjalanan Commuterline Dhoho dan Penataran tidak sama dikarenakan faktor lintas yang dilewati dua KA tersebut.
"Mengingat di lintas (Commuterline) Dhoho sudah double track semantara (Commuterline) Penataran belum," bebernya.
Terkait adanya penumpang yang menurutnya kurang teredukasi mengenai pemberlakuan sistem transit, Anne menyebut bahwa pihaknya terus berupaya menginformasikan kepada penumpang.
"Penambahan petugas di lapangan, dan terus melakukan edukasi baik secara langsung, announcement stasiun, lewat media, dan komunitas secara terus menerus," tandasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.