Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Stadion Manahan, Gelanggang Olahraga Versi Mini GBK

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.COM/Fristin Intan Sulistyowati
Profil Stadion Manahan
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Stadion Manahan adalah salah satu ikon olahraga kebanggaan kota Solo, Jawa Tengah.

Stadion yang berada di pusat kota Solo ini pernah digadang-gadang menjadi lokasi penyelenggaraan Piala Dunia U-20 sebelum akhirnya FIFA mencoret Indonesia sebagai tuan rumah.

Kini, Ketua PSSI Erick Thohir menunjukkan Stadion Manahan menjadi kandidat venue babak penyisihan Grup K AFC Piala Asia U-23 di mana timnas Indonesia akan melawan Turkmenistan dan Taiwan, September 2023.

Alasannya, menurut Erick, Stadion Manahan telah berstandar Internasional dan FIFA, sehingga dinilai mampu menggelar pertandingan bertaraf Internasional maupun Nasional.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kami berkomunikasi dengan FIFA dan AFC untuk mempertimbangkan fasilitas ini (Stadion Manahan), dapat digunakan untuk salah satu (pertandingan) babak penyisihan untuk kejuaraan AFC U23," ucapnya, dilansir dari Kompas.com, Minggu (4/6/2023).

Baca juga: Perjalanan Penantian 32 Tahun Medali Emas SEA Games untuk Timnas Indonesia


Lantas, seperti apa Stadion Manahan sehingga beberapa kali ditunjuk sebagai tempat pertandingan sepak bola bertaraf Internasional?

Profil Stadion Manahan

Stadion Manahan berlokasi di Jalan Adi Sucipto No 1, Manahan, Banjarsari, Surakarta.

Tempatnya sangat strategis karena berdekatan dengan Stasiun Kereta Purwosari, Terminal Tirtonadi, Bandara Adi Soemarmo, hotel berbintang hingga pusat perbelanjaan.

Tak heran, Stadion Manahan menjadi salah satu lokasi yang paling representatif untuk menyelenggarakan acara olahraga skala nasional dan internasional.

Gelanggang olahraga ini diresmikan oleh Soeharto pada 21 Februari 1998.

Dulunya, lapangan ini kerap digunakan untuk pacuan kuda Kadipaten Mangkunegaran.

Baca juga: Gas Air Mata di Stadion Kanjuruhan Kedaluwarsa, Apa Dampaknya?

Ide pembangunan Stadion Manahan dilaksanakan pada 1989 atas perintah Soeharto, presiden saat itu.

Stadion Manahan dibangun dengan luas sekitar 170.000 meter persegi dan total bangunan seluas 33.300 meter persegi.

Setahun setelah diresmikan, Stadion Manahan terpilih menjadi lokasi gelaran puncak peringatan Hari Olahraga nasional (Haornas) XVI.

Pada 2018, pemerintah kota Solo melakukan renovasi terhadap Stadion Manahan untuk persiapan gelaran Piala Dunia U-20 2023.

Dilansir dari Kompas.com (2021), biaya renovasi Stadion Manahan mencapai sekitar Rp 301 miliar.

Baca juga: Keistimewaan Stadion Manahan Solo, Calon Venue Final Piala Dunia U-20 Indonesia

Stadion Manahan versi mini GBK

Saat direvitalisasi pada 2018, Direktur Bina Penataan bangunan Ditjen Cipta Karya Iwan Suprijanto mengatakan, Stadion Manahan bakal menjadi versi mini dari Stadion Gelora Bung Karno (GBK).

"Kami akan buat seperti mini GBK," ucapnya, dikutip dari Kompas.com (2018).

Revitalisasi itu ditargetkan selesai dalam 407 hari kalender oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk KSO PT Penta Rekyasa.

Adapun lingkup revitalisasi meliputi pekerjaan struktur stadion bagian tribun barat, tribun timur, tibur utara dan tribun selatan, serta pekerjaan field of play.

Baca juga: Muasal Manahan, dari Hadiah Sayembara, Stadion hingga Kereta Api

Keistimewaan Stadion Manahan

Selain letaknya yang strategis dan memiliki nilai sejarah di bidang olahraga, Stadion Manahan mempunya sederet keistimewaan.

Stadion ini mampu menampung 20.000 penonton dengan sistem kursi tunggal (single seat).

Area lapangan Stadion Manahan ditanami rumput Zoysia Japonica yang warnanya lebih hijau dan berakar kuat.

Rumput ini serupa dengan jenis rumput yang ditanam di Stadion Gelora Bung Karno.

Drainase lapangan Stadion Manahan juga sangat baik. Sistem drainase itu memungkinkan tidak adanya genangan air di lapangan ketika pertandingan di hari hujan.

Baca juga: Perbandingan Harga Tiket Timnas Indonesia Vs Argentina dengan Konser Coldplay, Mahal Mana?

Pencahayaan Stadion Manahan sangat menndukung untuk pertandingan di malam hari.

Sumber cahaya di stadion ini menggunakan lampu LED berkekuatan tinggi dengan sistem penerangan field of play (FOP) 1.500 Lux dan akan dioptimalkan sebesar 2.400 Lux.

Atap Stadion Manahan juga mengelilingi bangunan atas sehingga penonton bisa menikmati pertandingan tanpa terganggu cuaca panas maupun hujan.

Salah satu fitur unik di Stadion Manahan adalah fasad stadion yang memiliki motif seperti batik Kawung, khas Solo.

Baca juga: 5 Tips Olahraga Malam di Stadion Manahan Solo, Ajak Teman

Fasilitas Stadion Manahan

Stadion Manahan dilengkapi dengan berbagia fasilitas.

Sebagai contoh, lintasan lari di stadion ini dirancang mengelilingi lapangan sebagaimana stadion tipe Olympic pada umumnya.

Fasilitas lainnya berupa ruang ganti pemain yang dilengkapi dengan kolam berendam air panas (jacuzzi).

Dilansir dari laman Pemerintahan Kota Surakarta, area parkir Stadion Manahan mampu menampung 2.300 motor dan 300 mobil.

Baca juga: Menilik Sejarah Stadion Kanjuruhan, Tempat Kericuhan yang Tewaskan 129 Orang

Fasilitas lain juga tersedia di sekitar lapangan, mulai dari tenis, bisbol, sirkuit motor, sirkuit sepeda, ruang billiard, dan lainnya.

Stadion Manahan memiliki fasilitas taman lengkap dengan sarana fitness dan jogging yang bisa digunakan secara gratis.

Terbaru, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka mengizinkan pembukaan Stadion Manahan hingga malam. Kini masyarakat bisa merasakan olahraga di malam hari setelah penat seharian bekerja.

Baca juga: Stadion Manahan Solo Kini Buka sampai Malam, Bisa Refreshing Olahraga Usai Penat Bekerja

Stadion Manahan jadi kandang klub-klub Indonesia

Stadion Manahan pernah menjadi kandang klub sepak bola Tanah Air, salah satunya Pelita Jaya pada 2000-2002.

Persijatim yang menjadi cikal bakal Sriwijaya juga pernah berkandang di Stadion Manahan dalam Liga Indonesia pada 2003-2006.

Stadion ini juga pernah menjadi rumah Persis Solo pada 2006.

Puncaknya, Stadion Manahan pernah terpiih menjadi lokasi penyelenggaaan event olahraga difabel terbesar di Asia Tenggara, yaitu ASEAN Para Games pada 2011.

Baca juga: Sederet Tragedi Suporter Sepak Bola di Indonesia

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi