Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berdampak pada Cuaca di Indonesia, Kapan Puncak El Nino Terjadi?

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/Nexus 7
Puncak el nino di Indonesia.
|
Editor: Farid Firdaus

KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi terjadinya puncak El Nino di Indonesia.

Sub Koordinator Bidang Analisis dan Informasi Iklim Amsari Mudzakir Setiawan mengatakan, puncak El Nino di Indonesia diperkirakan terjadi pada akhir tahun ini dan awal 2024.

"Jadi kalau dari prediksi kita, itu (El Nino) puncaknya nanti akan terjadi di periode November, Desember, Januari (2024)," tuturnya kepada Kompas.com, Senin (5/6/2023).

Amsari menjelaskan, siklus El Nino biasanya akan mencapai puncak di akhir tahun kemudian meluruh lagi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebagai informasi, El Nino adalah suatu fenomena pemanasan suhu muka laut (SML) di atas kondisi normalnya.

El Nino ini tidak terjadi di Indonesia, tetapi di Samudra Pasifik tropis bagian tengah. Namun, berdampak pada cuaca atau iklim di Tanah Air.

Baca juga: Mengenal Apa Itu El Nino dan Dampaknya bagi Bumi

El Nino masih dalam pantauan

Pada Juni 2023, BMKG masih memantau kemungkinan terjadinya El Nino yang dilakukan sejak pertengahan Mei.

Berdasarkan pantauan BMKG dan badan meteorologi dunia lainnya, sejak pertengahan Mei Indeks Niño 3.4 itu sudah melewati batas 0,5.

Indeks Niño 3.4 adalah indeks yang menunjukkan apakah El Nino sudah terjadi atau belum.

El Nino dipastikan terjadi apabila Indeks Niño 3.4 melewati 0,5 selama 3 bulan berturut-turut.

"Tetapi ini baru terjadi selama setengah bulan. Untuk mendeklarasi atau menyatakan El Nino terjadi itu biasanya kita memerlukan waktu biasanya 3 bulan berturut-turut," terang Amsari.

Untuk beberapa hari ke depan, Amsari memperkirakan bahwa El Nino akan mulai terjadi pada periode Mei, Juni, Juli.

"Kita perlu konfirmasi sekitar dua bulan lagi untuk menyatakan El Nino sudah terjadi," tandasnya.

Baca juga: El Nino Bikin Potensi Kebakaran Hutan Berlipatganda

Dampak El Nino di Indonesia

El Nino kemungkinan besar akan terjadi dan berdampak pada cuaca di beberapa wilayah di Indonesia.

"Beberapa prediksi BMKG dan juga lembaga meteorologi dunia insya Allah akan lahir (El Nino),"

Amsari menjelaskan, dampak El Nino akan dirasakan di berbagai wilayah di Indonesia. Di antaranya pengurangan curah hujan, kekeringan, dan kebakaran hutan.

Wilayah terdampak El Nino

Secara umum, wilayah Indonesia akan terdampak El Nino.

Namun, respons hujan akan berbeda-beda untuk masing-masing wilayah. Begitu juga dengan waktunya.

"Misalnya ini untuk Juni, Juli, Agustus, September, Oktober, November, Desember, hampir seluruh wilayah indonesia hujannya terdampak kondisi El Nino," kata Amsari.

Selanjutnya, untuk periode Desember (2023), Januari (2024), dan Febuari (2024), dampak El Nino akan lebih terasa di wilayah berikut:

  • Jawa bagian utara.
  • Jawa Tengah.
  • Jawa Timur.
  • Bali.
  • Nusa Tenggara Barat (NTB) Nusa Tenggara Timur (NTT).
  • Sulawesi.
  • Maluku dan Maluku Utara.
  • Papua.

Sedangkan untuk wilayah Indonesia bagian barat, Amsari mengatakan, wilayah tersebut tidak terlalu terdampak untuk periode Desember, Januari, Februari, Maret, April, dan Mei.

Baca juga: 6 Cara Mencegah Dampak El Nino pada Sektor Pertanian

Imbauan BMKG

BMKG mengimbau agar masyarakat selalu meng-update informasi dan perkembangan terkini terkait iklim maupun cuaca dari BMKG.

"Karena (Nl nino) ini kan masih dalam pertumbuhan dan kita pantau, jadi lahir atau tidak," ucap Amsari.

Selain itu, masyarakat juga perlu mempersiapkan datangnya musim kemarau berkepanjangan. Pasalnya, selama 3 tahun sebelumnya, masyarakat terbiasa menghadapi hujan karena El Nina.

Pada tahun ini, El Nina berhenti dan berangsur-angsur ke El Nino.

"Tentunya kita perlu waspada terhadap kekurangan air, untuk wilayah-wilayah lain yang rawan kebakaran hujan perlu diwaspadai," tandasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi