Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu ADHD, Gejala, Penyebab, dan Cara Penanganannya?

Baca di App
Lihat Foto
wayhomestudio
Ilustrasi orang dewasa mengalami ADHD
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com – Sebuah unggahan video yang menyebutkan mengenai perilaku "ADHD", viral di media sosial setelah diunggah oleh akun TikTok ini pada Jumat (2/6/2023).

Unggahan merekam kegiatan seseorang sedang berdiam namun tangannya tidak bisa diam serta saat berjalan dirinya tidak fokus untuk berjalan. Sehingga seseorang itu menendang batu atau menyenggol daun dari pohon yang dilewatinya.

Perilaku tersebut diklaim sebagai perilaku saat terkena ADHD. 

Hingga Selasa (6/6/2023), unggahan itu sudah disukai lebih dari 681.100 kali dan mendapatkan lebih dari 11.100 komentar warganet.

Lalu apa itu ADHD? 

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Ramai soal Kebiasaan Mengopek Kuku Tangan, Benarkah Tanda dari Gangguan Kecemasan? Ini Kata Psikolog

Penjelasan psikolog

Dosen psikolog Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta Ratna Yunita Setiyani Subardjo mengatakan, ADHD merupakan singkatan Attention Deficit Hyperactivity Disorder atau gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktifitas. 

Ia juga mengatakan, ADHD adalah kondisi gangguan mental pada seseorang yang akan mengalami kesulitan untuk fokus pada suatu hal dan tidak bisa berdiam diri.

Kondisi menurutnya biasanya muncul sejak kanak-kanak dan bisa diderita sampai dewasa. 

Dikutip dari Siloam, gangguan ADHD ini dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu:

Penyebab ADHD

Ratna mengatakan, penyebab munculnya ADHD bisa bermacam-macam, terlebih jika seseorang mempunyai faktor risiko ADHD seperti genetik .

“Faktor genetik sebagai faktor risiko, karena mempunyai garis keturunan yang memang menderita ADHD,” kata Ratna kepada Kompas.com, Selasa (6/6/2023).

Berikut ini beberapa faktor risiko yang bisa memicu terjadinya ADHD: 

Baca juga: Ramai soal Kebiasaan Bicara Sendiri Dikaitkan dengan Tanda Gangguan Mental dan Orang Cerdas, Benarkah? Ini Kata Psikolog

Gejala ADHD

Ratna mengatakan, banyak gejala yang dapat dilihat melalui perilakunya yang dibagi menjadi dua yakni gejala kurang perhatian dan hiperaktif.

Gejala kurang perhatian seperti:

Gejala hiperaktif antara lain:

Baca juga: Ramai soal Transable, Apakah Kondisi Ini Termasuk Gangguan Mental?

 

Diagnosis ADHD

Diagnosis ADHD dilakukan oleh dokter melalui beberapa tahap sebagai berikut:

  • Wawancara medis. Dokter akan mencari tahu riwayat penyakit (baik penyakit turunan ataupun tidak), masalah psikologis, serta kegiatan dan catatan sekolah pengidap ADHD. Wawancara medis ini bisa dilakukan kepada pengidap maupun orang-orang di sekitarnya.
  • Pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik ini bertujuan untuk memeriksa kondisi kesehatan pengidap secara menyeluruh.
  • Tes kuesioner, dapat berupa gambar maupun pertanyaan psikologis.

Penanganan pengidap ADHD

Sampai saat ini, ADHD adalah gangguan mental yang belum bisa disembuhkan secara total.

Akan tetapi, ada beberapa penanganan yang bisa dilakukan untuk membantu pengidap ADHD agar bisa menyesuaikan kondisinya dengan rutinitas sehari-hari.

Langkah penanganan untuk pengidap ADHD adalah sebagai berikut:

  • Obat penenang yang diresepkan oleh dokter. Cara ini dilakukan untuk membantu pengidap ADHD agar dapat mengurangi perilaku hiperaktif dan impulsifnya.
  • Terapi CBT, yaitu psikoterapi untuk membantu pengidap ADHD agar dapat mengubah perilaku serta pola pikirnya menjadi lebih positif ketika menghadapi masalah di dalam kehidupannya.
  • Menerapkan metode pengasuhan yang tepat untuk anak pengidap ADHD. Misalnya, orang tua dapat membuat jadwal rutinitas serta memberikan arahan yang jelas. Orang tua juga dapat memberikan contoh untuk berperilaku tenang.

Nah, itulah penjelasan mengenai ADHD yang merupakan gangguan mental yang bisa memengaruhi aktivitas anak setiap harinya.

Anak yang menderita ADHD haruslah ditangani secara tepat baik dari pola asuh orang tua maupun melalui bantuan profesional.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi