Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mr Assaat, Presiden Indonesia Asal Minangkabau yang Terlupakan

Baca di App
Lihat Foto
Twitter/@tanyakanrl
Tangkapan layar twit soal Mr. Assaat, Presiden Negara RI yang kerap terlupa
|
Editor: Farid Firdaus

KOMPAS.com - Sejak Indonesia merdeka hingga saat ini, masyarakat mengenal tujuh presiden yang memimpin dengan durasi berbeda.

Namun, selain tujuh presiden, Republik Indonesia ternyata sempat dipimpin oleh pria berdarah Minangkabau, Mr Assaat.

Fakta tersebut tak jarang kerap terlupa atau bahkan baru diketahui, salah satunya oleh warganet Twitter ini, Selasa (6/6/2023).

Dengan mengunggah foto Assaat bertuliskan "Presiden Indonesia kedua yang terlupakan berasal dari Minangkabau", pengunggah menanyakan kebenaran informasi tersebut.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Beliau beneran pernah jadi presiden RI? sayangnya di sekolah ga diajarin ini," tulisnya.

Hingga Rabu (7/6/2023) siang, twit soal Mr Assaat telah menuai lebih dari 1,8 juta tayangan, 40.800 suka, dan 2.400 twit ulang.

Baca juga: Siapa Pahlawan Pertama yang Menghiasi Uang Rupiah?


Mr Assaat, Presiden Negara Republik Indonesia

Sejarawan sekaligus dosen Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret (FIB UNS) Surakarta, Isnaini, membenarkan bahwa Mr Assaat pernah menjadi Presiden Negara Republik Indonesia (RI).

Dia menjelaskan, Assaat dilantik menjadi Pelaksana Tugas Presiden pada 27 Desember 1949 oleh Sukarno yang kala itu menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS).

"Semenjak saat itu, negara RI yang menjadi negara bagian RIS berada di bawah komando Assaat yang memiliki gelar kebangsawanan Datuk Mudo," terangnya, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (7/6/2023).

Baca juga: Sejarah Program Perumahan Rakyat dari Zaman Sukarno hingga Jokowi

Sebagai informasi, Konferensi Meja Bundar (KMB) di Belanda pada Desember 1949 membuat bentuk Indonesia menjadi tujuh negara bagian dan sembilan satuan kenegaraan yang tergabung dalam RIS.

Salah satu negara bagian tersebut, yakni Negara Republik Indonesia yang memiliki wilayah di Yogyakarta.

Menurut Isnaini, terpilihnya Assaat menjadi Presiden RI berkat kiprah di berbagai kegiatan kenegaraan.

Pria kelahiram Agam Dalam, Sumatera Barat pada 18 September 1904 ini juga beberapa kali menduduki jabatan-jabatan penting yang membuatnya terkenal di kalangan pemerintahan.

Bukan hanya itu, Assaat juga aktif terlibat dalam organisasi kepemudaan di tahun 1920-an.

"Hal itulah yang menguatkan Sukarno memilih Assaat memangku jabatan sebagai Presiden Negara RI," ungkap Isnaini.

Baca juga: 6 Tokoh Proklamasi Kemerdekaan Indonesia: Soekarno, Hatta hingga Otto Iskandardinata (1)

Kiprah Mr Assaat selama menjadi Presiden RI

Setelah memangku jabatan sebagai Presiden RI, Isnaini mengatakan, agenda pertama yang dilakukan Mr Assaat adalah mengadakan perjalanan keliling daerah yang menjadi wilayahnya.

Kegiatan tersebut Assaat lakukan agar dapat melihat secara langsung kondisi wilayahnya untuk kemudian dilakukan pembangunan.

Dia juga menghilangkan sisa-sisa sistem feodal, seperti penggunaan istilah dan sebutan untuk para pejabat, termasuk panggilan "Paduka Yang Mulia" dan "Tuanku".

"Digantikan dengan sebutan Bapak atau Ibu. Sebutan itu sampai sekarang masih digunakan, misalnya Bapak Presiden, Ibu Negara, Bapak Gubernur, dan sebagainya. Semua itu berkat Assaat," ungkap Isnaini.

Namun, lantaran periode Assaat menjadi Presiden Negara RI sangat singkat, tepatnya kurang dari satu tahun, maka belum banyak agenda kegiatan yang dilakukan.

Setelah RIS bubar pada 15 Agustus 1950 dan Indonesia kembali menjadi negara kesatuan, status kepemimpinan pun dikembalikan kepada Soekarno.

"Dan Assaat menjadi anggota parlemen hingga menjadi menteri," papar Isnaini.

Baca juga: 5 Tokoh Proklamasi Kemerdekaan: Sartono, Pandu Kartawiguna, hingga Abikoesno Tjokrosoejoso (2)

RI pimpinan Assaat buat sejarah tak terputus

Di sisi lain, seperti dikutip Kompas.com (5/7/2022), meski tak memimpin lama, peran Assaat sebagai pemangku sementara jabatan Presiden Negara RI sangatlah penting.

Terutama, dalam menjaga kedaulatan Negara Republik Indonesia kala itu.

Sebab, jika tidak ada pemimpin pemerintahan RI saat itu, akan ada kekosongan dalam sejarah Indonesia.

Artinya, tanpa pemerintahan Assaat, bisa jadi sejarah RI terputus atau sempat menghilang sebelum akhirnya muncul kembali saat RIS melebur menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Keberadaan RI pimpinan Assaat di dalam RIS membuat sejarah Republik Indonesia tidak pernah terputus sejak memproklamasikan kemerdekaan pada 1945 hingga kini.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi