Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guncang Selatan Jawa, Apa Itu Gempa Megathrust?

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/Andrey VP
Ilustrasi gempa.
|
Editor: Farid Firdaus

KOMPAS.com - Gempa dengan magnitudo (M) 6,0 mengguncang wilayah selatan Jawa, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis (8/6/2023) pukul 00.04 WIB.

Hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan bahwa gempa memiliki parameter update dengan kekuatan M 5,8.

Episenter gempa berada di 9,15 derajat LS dan 110,64 derajat BT yang terletak di laut pada jarak 128 kilometer arah Selatan Gunungkidul, Yogyakarta pada kedalaman 46 kilometer.

Memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa kali ini termasuk jenis gempa bumi dangkal.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gempa tersebut disebabkan oleh aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia.

Baca juga: 5 Hal soal Gempa Yogyakarta M 6,0 di Selatan Jawa, Penyebab, dan Dampaknya

Termasuk gempa megathrust

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempa di Selatan Jawa memiliki mekanisme pergerakan naik atau thrust fault.

"Gempa M 5,8 di selatan DIY-Jawa Timur dengan mekanisme naik (thrusting)," kata Daryono dalam keterangannya, Kamis (8/6/2023).

"Ini menjadi ciri aktivitas gempa interplate di zona megathrust Selatan Jawa," tambahnya.

Saat dikonfirmasi lebih lanjut, Daryono mengonfirmasi bahwa gempa tersebut termasuk gempa megathrust.

"Ya, tepat. Karena memang dari zonanya," jelas Daryono.

Baca juga: Guncangan Gempa Terasa di Kulon Progo, Ada yang Berhambur Keluar Rumah, Warga: Dikira Kereta Lewat

Apa itu gempa megathrust ?

Melalui akun Twitter pribadinya @DaryonoBMKG, Daryono memberi penjelasan soal gempa megathrust.

Kompas.com telah meinta izin kepada Daryono untuk menayangkan ulang cuitannya.

Ia menerangkan, gempa dapat disebut sebagai gempa megathrust jika berpusat di bidang kontak antarlempeng dengan kedalaman kurang dari 45-50 kilometer.

Baca juga: Analisis BMKG Gempa Yogyakarta M 6,0 di Selatan Jawa

Bahaya gempa megathrust

Dilansir dari Kompas.com (11/4/2021), gempa megathrust dapat diartikan berdasarkan kata penyusunnya.

Mega memiliki arti besar, sedangkan thrust artinya adalah dorongan. Yang dimaksud dorongan adalah gerak sesar naik yang dapat menimbulkan gempa dan tsunami.

Tsunami akibat megathrust disebabkan karena daya dorong dari gempa ini menimbulkan gerakan vertikal besar di dasar laut.

Secara otomatis, gerakan tersebut menyebabkan volume air bergeser dalam jumlah besar lalu bergerak yang menyebabkan tsunami.

Meski begitu, tidak semua gempa megathrust menyebabkan tsunami karena ada beberapa syarat yang harus dipenuhi ketika tsunami terjadi.

Di antaranya adalah:

  • Memiliki kekuatan yang besar.
  • Hiposenter yang dangkal.
  • Gerakan sesar naik.

Selain menyebabkan gempa dan tsunami, megathrust juga bisa menimbulkan longsor bawah permukaan air dari landas kontingen ke laut dalam.

Hal tersebut dapat diidentifikasi dari sampel inti yang diambil dari dasar laut.

Baca juga: Iya, Kaget Merasakan Gempa, Kebetulan Baru Saja Istirahat

Segmen megathrust di Indonesia

Daryono menyampaikan, gempa akibat sesar aktif sebenarnya lebih sering terjadi dan menimbulkan kerusakan ketimbang megathrust.

"Hanya saja sumber gempa megathrust mampu membangkitkan gempa dahsyat dengan magnitudo mencapai 8 atau bahkan 9," kata Daryono, dikutip dari Kompas.com (5/3/2021).

Ia mengatakan, gempa sesar aktif lebih sering terjadi di daratan, dekat perkotaan, bahkan tempat tinggal kita.

Namun, megathrust bersumber di laut sehingga gempa ini dapat menyebabkan tsunami.

Di Indonesia, megathrust  terdiri atas 13 segmen. Berikut daftarnya:

  • Barat Sumatra ada 6 segmen.
  • Selatan Jawa ada 3 segmen.
  • Selatan Bali hingga Sumba 1 segmen.
  • Utara Sulawesi 1 segmen.
  • Laut Maluku 1 segmen.
  • Utara Papua 1 segmen.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi