Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Soeharto Lahir di Bantul 8 Juni 1921

Baca di App
Lihat Foto
PAT HENDRANTO
Presiden Soeharto saat dilantik dan diambil sumpahnya menjadi Presiden pada 27 Maret 1968.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Hari ini 102 tahun yang lalu, tepatnya pada 8 Juni 1921, Presiden ke-2 Republik Indonesia (RI) Soeharto dilahirkan.

Dikutip dari laman tni.mil.id, Soeharto lahir di Dusun Kemusuk, Desa Argomulyo, yang saat ini masuk wilayah Kecamatan Sedayu, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Soeharto menjabat sebagai presiden RI selama 32 tahun, yakni mulai 1967-1998.

Baca juga: Hari-hari Lengsernya Soeharto Setelah 32 Tahun Menjabat Presiden

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menumpas G30S/PKI

Bintang Soeharto muncul dan meroket dan sampai pada posisi Presiden Indonesia saat dia berhasil menumpas Gerakan 30 September 1965 dan menyatakan Partai Komunis Indonesia sebagai organisasi terlarang.

Soeharto kemudian diberi mandat oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) sebagai presiden pada 12 Maret 1967, mengambil alih kepemimpinan dari Sukarno.

Setelah periode pertama memimpin sebagai presiden Indonesia, Soeharto kembali ditunjuk oleh MPR pada periode 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, dan 1998.

Pada 21 Mei 1998, Soeharto mengundurkan diri menyusul terjadinya kerusuhan Mei 1998 dan pendudukan gedung DPR/MPR oleh ribuan mahasiswa.

Soeharto merupakan orang Indonesia terlama dalam jabatannya sebagai presiden. Soeharto kemudian digantikan oleh BJ Habibie.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Pergantian Presiden RI, Soeharto Ditunjuk Gantikan Sukarno

Karier militer Soeharto

Sebelum menjadi presiden, Soeharto adalah pemimpin militer pada masa pendudukan Jepang dan Belanda, dengan pangkat terakhir mayor jenderal.

Soeharto memulai karier kemiliterannya dari pangkat sersan tentara Koninklijk Nederlands(ch)-Indisch Leger (KNIL) atau Tentara Kerajaan Hindia Belanda. 

Setelah Jepang datang, dia kemudian menjadi komandan PETA atau Tentara Sukarela Pembela Tanah Air. 

Dalam bahasa Jepang, PETA disebut Kyodo boei giyugun atau kesatuan militer yang dibentuk Jepang di Indonesia dalam masa pendudukan Jepang.

Di PETA, Soeharto menjabat komandan resimen dengan pangkat mayor, dan komandan batalyon berpangkat letnan kolonel.

Pada 1949, Soeharto berhasil memimpin pasukannya dengan merebut kembali Kota Yogyakarta dari Belanda.

Pada usia sekitar 32 tahun, tepatnya 1 Maret 1953, tugasnya dipindahkan ke Markas Divisi dan diangkat menjadi Komandan Resimen Infenteri 15.

Pada 3 Juni 1956, Soeharto diangkat menjadi Kepala Staf Panglima Tentara dan Teritorium IV Diponegoro di Semarang.

Dari Kepala Staf, Soeharto diangkat sebagai pejabat Panglima Tentara dan Teritorium IV Diponegoro. Pada 1 Januari 1957, pangkatnya dinaikkan menjadi kolonel.

Baca juga: Tepat 15 Tahun Lalu, Soeharto, Presiden Paling Lama dalam Sejarah Indonesia Mangkat

 

G30S, PKI, dan Supersemar

Pangkatnya dinaikkan menjadi mayor jenderal pada 1 Januari 1962 dan menjadi Panglima Komando Mandala Pembebasan Irian Barat.

Sekembalinya dari Indonesia Timur, Soeharto yang telah naik pangkat menjadi mayor jenderal, ditarik ke markas besar ABRI oleh Jenderal A.H. Nasution.

Pada pertengahan 1962-1965, Soeharto diangkat sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad).

Diberitakan Kompas.com (19/2/2022), Soeharto mengambil alih pimpinan Angkatan Darat saat meletusnya kejadian G-30S/PKI pada 1 Oktober 1965.

Selain dikukuhkan sebagai Panglima Angkatan Darat (Pangad), Soeharto ditunjuk sebagai Pangkopkamtib oleh Presiden Sukarno.

Maret 1966, Soeharto menerima Surat Perintah 11 Maret (Supersemar) dari Sukarno.

Tugasnya, mengembalikan keamanan dan ketertiban serta mengamankan ajaran-ajaran Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno.

Baca juga: Eks Cakrabirawa Kisahkan Detik-detik G-30-S: Penculik Dewan Jenderal Pamit ke Soeharto

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi