Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang Bagus Dwi, Kamerawan Jejak Petualang yang Hilang di Papua

Baca di App
Komentar Lihat Foto
instagram Medina Kamil
Tangkapan layar Instagram Medina Kamil mengenang kameramen Jejak Petualang Bagus Dwi yang hilang di Papua
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Bagus Dwi, juru kamera acara Jejak Petualang (TV7/Trans7) hilang di Papua pada Selasa 6 Juni 2006. 

Kejadian 17 tahun lalu itu masih membekas di ingatan sebagian besar orang terdekat Bagus dan juga sebagian masyarakat yang mengingatnya. 

Termasuk salah satunya presenter Jejak Petualang Medina Kamil yang saat kejadian bersama Bagus menuju Papua. 

Berikut ini kenangan dan detik-detik kejadian sebelum hilangnya kameramen Jejak Petualang Bagus Dwi di Papua. 

Tergulung ombak di Laut Arafuru, Papua

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pada Selasa, 6 Juni 2006, tim Jejak Petualang bersiap untuk menyusuri pedalaman Papua untuk melihat secara langsung kehidupan Suku Korowai Citak dan Suku Asmat.

Mereka beranggotakan lima orang, yakni Dody Johanjaya (produser), Wendy Muhammad Firman (produser), Bagus Dwi (juru kamera), Budi Kurniawan (juru kamera), dan Medina Kamil (pembawa acara).

Saat itu, Tim JP mengikuti Ekspedisi Papua bersama Tim Petualangan Bahari dan Tim Petualangan Liar selama 26 hari. Mereka kemudian menyebar ke berbagai pelosok di Papua.

Untuk menuju ke tempat tujuan, Tim JP menggunakan longboat 12 meter dengan lebar 1,7 meter.

Mereka pun mulai meninggalkan Pelabuhan Agats menuju Timika sekitar pukul 08.00 waktu setempat, didampingi tiga awak longboat.

Produser Tim JP, Dody Johanjaya pun menceritakan kisahnya ini dalam sebuah tulisan berseri berjudul "Jejak Petualang TV7: Petualangan yang Tak Ingin Saya Ulangi" di Harian Kompas, 14 Juni 2006.

Baca juga: Kamerawan Jejak Petualang Hilang di Laut Arafuru Sejak 2006, Medina Kamil: Mas Bagus, Pulang Toh

Detik-detik longboat terbalik

Di awal perjalanan, Dody menceritakan suasana ceria masih terlihat jelas di antara para tim. Namun, tak lama setelahnya langit mulai berkabut.

Saat itu, mereka sudah melintasi mercusuar dan menandakan bahwa longboat yang mereka tumpangi telah meninggalkan muara Agats.

Ombak kecil mulai tampak saat meninggalkan muara Agats. Tetapi hal itu tidak memengaruhi laju longboat yang membelah ombak di depannya.

Guncangan hebat mulai mereka rasakan ketika ombak semakin membesar. Air laut pun mulai banyak masuk ke longboat.

Saat kru sibuk mengeluarkan air dari longboat, ombak besar tiba-tiba menghantam mereka. Air laut memenuhi longboat hingga setengah tubuh.

Beberapa saat kemudian, ombak lebih besar menghantam mereka dan menenggelamkan longboat.

"Ketika timbul di permukaan laut, saya lihat longboat sudah terbalik. Seluruh isi longboat bertebaran di laut," kata Dody dalam ceritanya.

"Saya sempat lihat jam yang menunjukkan pukul 10.00, jadi hanya berselang dua jam dari Agats longboat kami terbalik," ujar Dody.

Baca juga: Dengan Nanar, Medina Kamil Ceritakan Kamerawan Jejak Petualang yang Hilang, Genap Sudah 17 Tahun Belum Ditemukan

 

Tim JP terpisah dengan Bagus

Dody kemudian mencari rekan-rekannya setelah berhasil muncul ke permukaan laut.

Ia pun berhasil menemukan Medina yang tak terlalu jauh dari jangkauannya dan segera menariknya untuk mendekat. Menyusul kemudian Wendy.

Beruntung, mereka juga menemukan dry box besar yang terapung dan menggunakannya untuk pegangan.

Selanjutnya, Dody melihat Budi yang sedang memgangi kamerah dan day pack di kejauhan. Ia meminta Budi untuk melepaskan barang-barang itu dan mendekat.

Namun, ombak besar menghalangi pandangan Dodi kepada Budi.

Di sisi lainnya, Dody sempat melihat Bagus yang sedang berusaha naik ke longboat dengan bantuan awak loangboat.

Bersama Wendy dan Medina, Dody mencoba berenang mendekati longboat yang terbalik dan bergabung dengan Bagus.

Namun, ombak yang datang berlawanan arah menyulitkan mereka untuk mendekat. Bagus dan awak longboat pun terus menjauh dari rombongan Dody.

Tak lama setelahnya, Budi tiba-tiba muncul dan mendekati Dody.

"Kami kini berempat, berpegangan satu sama lain di box yang mengapung membawa kami entah ke mana. Saat itulah kami melihat Bagus untuk yang terakhir kalinya," ujar Dody.

Baca juga: 5 Fakta Medina Kamil dan Kru Jejak Petualang Terdampar di Papua

Hilang kontak

Dalam konferensi pers, Director of News and Current Affairs TV7 Bambang Sukartiono saat itu mengatakan telah kehilangan kontak sejak Selasa pagi.

"Kami kehilangan kontak sejak Selasa pagi saat mereka dalam perjalanan mengarungi laut dari Agats menuju Timika, yang seharusnya ditempuh dalam 11 jam. Mereka menumpang longboat yang diawaki warga lokal bermesin 40 PK," ujarnya, dikutip dari pemberitaan Harian Kompas, 10 Juni 2006.

Proses pencarian pun diakukan. Dari Jayapura, tim pencari menemukan jejak Tim JP di Pulau Tiga, pulau yang biasa disinggahi oleh awak loangboat menuju Timika ketika cuaca buruk.

Pulau Tiga adalah pulau tak berpenghuni yang letaknya tiga jam perjalanan dari Agats.

Di pulau itu, tim menemukan 12 bungkus kopi susu instan dan tiga bungkus mi instan yang diyakini milik Tim JP.

Tim SAR juga menemukan bekas perapian yang susunannya berbeda dengan perapian yang biasa dibuat masyarakat lokal.

Proses pencarian dilakukan dari Timika menuju Agats juga belum membuahkan hasil. Bahkan, mereka juga tak menemukan tanda-tanda adanya longboat tenggelam.

Baca juga: Pernah Terombang-ambing sampai Terdampar Saat Pandu Jejak Petualang, Medina Kamil: Sudah Diingatkan Kalau Ini Bukan Cuma Jalan-jalan

Bertahan hidup di pulau terpencil

Setelah terombang-ambing di lautan selama hampir 24 jam, Tim JP akhirnya menemukan sebuah pulau.

Tubuh mereka langsung ambruk dan terkulai lemas hingga tertidur di hamparan pasir pulau itu.

Di pulau itu, mereka berjuang untuk bertahan hidup selama empat hari.

Untuk bertahan hidup, mereka berusaha menampung air dari genangan di sela-sela sebuah pohon tumbang. Air itu dibagi berempat dengan takaran tutup botol.

Siput menjadi santapan mereka selama di pulau kecil itu. Terkadang, mereka juga berhasil mendapatkan ikan berukuran jari kaki sebagai makanan selingan.

Pada suatu malam, Dodi yang kesulitan tidur memikirkan nasib dan keberadaan Bagus.

Dalam benaknya, Bagus mungkin bernasib lebih baik karena bersama awak longboat lokal yang tahu medan.

Baca juga: Sudah 17 Tahun Kamerawan Jejak Petualang Hilang di Papua, Medina Kamil: Langsung Kepisah, Enggak Ada Omongan

 

Tim JP berhasil ditemukan, kecuali Bagus

Pada Sabtu, 10 Juni 2006, Tim SAR akhirnya berhasil menemukan Tim JP yang terdiri dari Dody, Wendy, Budi, dan Medina.

Sayangnya, Bagus bersama tiga awak longboat belum ditemukan oleh Tim SAR.

Tim JP kemudian kembali ke Jakarta pada 13 Juni 2006 setelah dievakuasi dari Timika, Papua.

Namun, upaya pencarian juru kamera Bagus Dwi Wahyu Adi terus dilanjutkan di perairan antara Timika dan Agats.

"Terima kasih kepada teman-teman semua. Saya tidak sanggup bicara karena Bagus belum ditemukan," kata Dody tertunduk sedih dalam jumpa pers setibanya di Jakarta, dikutip dari Harian Kompas, 14 Juni 2006.

Tim SAR dibantu dengan masyarakat adat lokal turut membantu pencarian Bagus dan tiga awak longboat.

Disebutkan bahwa kabut dan ombak besar menjadi tantangan selama proses pencarian.

Namun, hingga proses pencarian berakhir, Bagus dan tiga awak longboat pun tak kunjung ditemukan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi