KOMPAS.com - Perempuan biasanya menjadi sosok yang lekat dengan kompetisi kecantikan, serta memakai baju terbaik dan riasan wajah.
Namun di Niger, Afrika Barat, laki-lakilah yang akan menjaga penampilan mereka bahkan mengikuti kompetisi kecantikan demi mendapatkan pasangan.
Hal itu umum terjadi pada laki-laki yang berasal dari Suku Wodaabe yang tinggal di Republik Niger, Afrika Barat.
Baca juga: Tradisi Unik Pernikahan Suku Urhobo di Nigeria, Pengantin Wanita Dipangku Pengantin Pria
Suku Wodaabe
Dilansir dari Atlas of Humanity, Suku Wodaabe atau Bororo merupakan subkelompok kecil dari etnis Fulani.
Mereka tinggal bermigrasi di antara Niger, Afrika Barat hingga menuju Afrika Tengah di Kamerun dan Chad.
Orang Wodaabe berbicara dengan bahasa Fula. Dalam bahasa tersebut, 'woda' berarti 'tabu sementara 'wodaabe' artinya 'orang tabu'.
Mereka sering disebut 'orang tabu' karena hidup terisolasi dari etnis Fulani lainnya dan hanya mau menerapkan tradisi masa lalu dalam keseharian mereka.
Oleh kelompok lain, Wodaabe sering dihina dengan sebutan Bororo yang berarti 'mereka tinggal di kandang ternak'.
Mayoritas warga bekerja sebagai pengembala ternak dan pedagang nomaden. Meski begitu, sebagian besar warga adalah vegetarian dan menggunakan ternak sebatas untuk transaksi.
Baca juga: Bukan Kekar, Perut Buncit Justru Buat Pria Suku Bodi di Afrika Dapat Kehormatan
Standar kecantikan laki-laki Wodaabe
Menurut Dailymail, laki-laki Wodaabe suka berdandan dan memperhatikan kecantikan mereka.Budaya Wodaabe menekankan mata putih, gigi putih, dan badan tinggi sebagai puncak kecantikan.
Ini membuat para laki-laki menggunakan riasan berwarna cerah untuk menonjolkan wajah mereka.
Wajah mereka dicat dengan tanah liat merah atau kunyit, menggunakan eyeliner hitam untuk membuat mata tampak lebih putih, dan memakai lipstik gelap yang membuat gigi terlihat lebih putih.
Untuk menunjukkan keindahan mata dan gigi, mereka akan memutar dan memelototkan mata serta menyeringai lebar hingga giginya terlihat.
Agar terlihat tinggi, mereka memakai hiasan kepala dari bulu burung unta putih. Penampilan ini masih akan ditambah dengan cat wajah dan pakaian berwarna cerah.
Baca juga: Mengenal Suku Bajo di Indonesia, Jadi Inspirasi Film Avatar The Way of Water
Festival mencuri istri
Nah, para laki-laki Wodaabe akan menggunakan penampilan warna-warni itu di festival tahunan Tuareg yang biasanya dilaksanakan di akhir musim hujan bulan September.
Di sini, mereka akan menari dan menyanyi yang ditujukan untuk para perempuan selama seminggu.
Di puncak acara, dilaksanakan Gerewol yang dikenal sebagai festival mencuri istri.
Warga Wodaabe biasanya menikah di usia muda sekitar usia 12 atau 13 tahun. Ini berarti sebagian besar orang yang mengikuti upacara tersebut sudah menikah.
Meski begitu, Wodaabe meyakini kalau tidur dengan orang yang sudah menikah tidaklah tabu. Inilah alasan mengapa festival ini dapat digunakan untuk 'mencuri istri' orang lain.
Jika melihat ada laki-laki yang menarik, perempuan itu bisa memutuskan untuk berhubungan dengannya, meninggalkan suami lamanya, menikah dengan pilihannya, bahkan memutuskan punya dua suami.
Karena ini, suami yang tidak ingin istrinya 'dicuri' akan melarang mereka untuk berpartisipasi dalam festival tersebut.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.