Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Arti Kata "Ajojing" yang Ramai di TikTok? Ini Penjelasan Ahli Bahasa

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/ERICSSEN
Kerumunan clubbers sedang berdansa dan berjingkrak-jingkrak di lantai dansa kelab malam tersohor Zouk Singapore, Kamis (21/4/2022) pukul 02.00 dini hari. Pemerintah Singapura mengizinkan kelab malam kembali buka mulai Rabu (20/4/2022) setelah tutup selama dua tahun karena pandemi Covid-19.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Kata 'ajojing' ramai di TikTok seiring banyaknya warganet yang menggunakan suara latar "Ajojing Ala Ala Ajojing" dalam kontennya.

Musik yang ditampilkan pada lagu tersebut mengusung nuansa khas Sunda dengan tabuhan kendang dan tiupan suling.

Berbagai konten yang menggunakan lagu tersebut sebagai suara latar kemudian menjadi viral, bahkan ditonton sampai jutaan kali.

Salah satunya adalah akun ini yang kontennya sudah diputar sebanyak 21,7 juta kali hingga Jumat (9/6/2023).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Ajojing alala ajojing," tulis akun tersebut.

Baca juga: Viral, Video Polisi Nyawer Bunga ke Tahanan yang Lomba Nyanyi, Kapolres Madiun: Reaksi Spontanitas

Baca juga: Deretan Negara yang Larang Penggunaan TikTok, Apa Alasannya?

Lantas, apa arti kata ajojing yang banyak digunakan di TikTok?

Arti kata ajojing

Ahli bahasa yang juga Kepala Balai Bahasa Sulawesi Selatan Ganjar Harimansyah mengatakan, kata ajojing sebenarnya sudah ada di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sejak lama.

Dalam KBBI, kata ajojing mempunyai arti dansa dengan gerakan berjingkrak.

"Sinonim dengan kata 'jojing'," kata Ganjar kepada Kompas.com, Jumat (9/6/2023).

Ia menjelaskan, kata ajojing di dalam KBBI masih digolongkan ke dalam ragam cakapan, yakni ragam bahasa yang digunakan dalam ragam takbaku atau nonformal.

Baca juga: Inilah Arti Kata Babayo, Bahasa Gaul yang Viral gara-gara TikTok

Mulai dipakai pada era 1980-1990

Lebih lanjut, Ganjar menerangkan bahwa kata ajojing mulai dipakai dalam bahasa gaul era 1980-1990-an.

"Konon, kata ini banyak digunakan oleh anak muda penutur bahasa Sunda di Jawa Barat waktu itu," papar Ganjar.

Selain berarti 'berdansa; bergjoget', ia mengatakan bahwa kata tersebut bisa berarti 'bertemu; berkumpul' atau 'jalan-jalan'.

Dalam hal ini, kata ajojing juga populer di kalangan anak muda kota besar bersama kata gaul lainnya, seperti:

Baca juga: Terungkap, Arti Kata Slebew yang Diviralkan Jeje Citayam Fashion Week

Syarat bahasa daerah diserap ke bahasa Indonesia

Ganjar menjelaskan, ada 4 syarat agar bahasa daerah dapat diserap ke bahasa Indonesia.

Faktor tersebut adalah:

  • Konsepnya unik, belum ada konsep yang sama dalam bahasa Indonesia
  • Eufonik, tidak sulit dilafalkan
  • Seturut kaidah bahasa Indonesia
  • Kerap digunakan.

Ia menjelaskan, kekerapan pemakaian sebuah kata dapat diukur menggunakan frekuensi (frequence) dan julat (range).

Frekuensi adalah kekerapan kemunculan sebuah kata dalam korpus pemakaian bahasa Indonesia.

Sedangkan julat adalah ketersebaran kemunculan kata tersebut di beberapa wilayah atau tempat.

"Demikian juga dengan kata dalam bahasa gaul, kata itu bisa masuk ke dalam bahasa Indonesia karena kekerapan penggunaannya tinggi dan kemunculannya tidak sesaat pada zamannya," jelas Ganjar.

"Seperti kata 'ajojing', meski populer pada tahun 1980-1990-an, kata tersebut populer juga pada tahun 2000-an dan sekarang," pungkasnya.

Baca juga: Arti Kata Jamet yang Viral di TikTok, Jangan Sembarangan Diucapkan

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi