Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini yang Terjadi jika Tubuh Menghirup Udara dengan Kualitas Buruk

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.ID/TOTOK WIJAYANTO (TOK)
Lanskap Kota Jakarta yang diselimuti kabut asap polusi, Kamis (24/5/2023). Menurut data situs penyedia peta polusi IQAir, indeks kualitas udara saat itu mencapai 155 atau masuk dalam kategori tidak sehat.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Kualitas udara di Ibu Kota Indonesia, Jakarta mencapai tingkat yang sangat buruk.

Dilansir dari Kompas.com, Jumat (9/6/2023), hasil pengukuran IQAir menunjukkan indeks udara Jakarta di angka 152 dengan polutan utama mencapai PM 2,5 dan nilai konsentrasi 57 mikrogram per meter kubik.

Data itu menempatkan Jakarta sebagai kota dengan kualitas udara terburuk ketiga di dunia pada Selasa (6/6/2023).

Baca juga: Ramai soal Warganet Rasakan Udara Dingin, BMKG Jelaskan Penyebabnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Respons tubuh ketika menghirup udara yang buruk

Buruknya kualitas udara di sebuah kawasan bisa berdampak pada kesehatan seseorang. Tubuh akan merespons dengan memberikan tanda gejala tertentu begitu menghirup udara dengan kualitas buruk.

Dilansir dari Best Life, berikut respons tubuh ketika Anda menghirup udara dengan kualitas buruk dengan intensitas yang cukup lama:

1. Iritasi pada mata dan tenggorokan

Kualitas udara yang buruk bisa berdampak pada kesehatan mata dan tenggorokan.

Tenggorokan bisa saja gatal dan mata juga mengalami iritasi jika terpapar udara buruk terus menerus.

Seseorang juga sangat mungkin mengalami batuk, kesulitan bernapas, dan masalah kesehatan lainnya.

Kelompok yang paling rentan merasakan dampak tersebut adalah mereka yang memiliki masalah paru-paru, seperti asma, alergi, dan penyakit pernapasan lainnya.

Baca juga: Billboard Serial Black Knight Tuai Apresiasi Warganet, Tampilkan Indikator Kualitas Udara Jakarta

2. Risiko sinus

Hidung yang terus menerus menghirup udara berkualitas buruk dapat merusak jaringan halus hidung, sinus, dan paru-paru.

Polutan di dalam uradara dalam jangka pendek akan bermanifestasi sebagai alergi, asma, dan masalah sinus.

Jangka panjangnya bisa berdampak pada iritasi kondisi paru-paru yang serius hingga kanker.

 

3. Kerusakan organ vital

Kualitas udara yang terus buruk akan berdampak pada kesehatan organ vital.

Polutan udara yang buruk dalam jangka panjang bisa menyebabkan kerusakan pada paru-paru, aliran darah, dan organ vital lainnya.

Udara berkualitas buruk membuat sedikitnya oksigen yang terhirup dan masuk ke paru-paru.

Hal ini akan melemahkan fungsi otak, jantung, dan ginjal Anda.

Baca juga: Saat Blackpink Kepanasan dengan Udara di Jakarta...

4. Risiko kematian meningkat

Udara dengan kualitas buruk memberikan efek yang sangat serius bagi kesehatan.

Dilansir dari WHO, sepertiga kematian akibat stroke, kanker paru-paru, dan penyakit jantung disebabkan oleh polusi udara. 

Hal ini memiliki efek yang setara dengan merokok dan jauh lebih tinggi daripada konsumsi garam terlalu banyak.

Baca juga: Kenapa Kita Tidak Bisa Melihat Udara?

Cara melindungi ciri dari udara berkualitas buruk

Brady Scott dari American Association for Respiratory Care menyebutkan, cara melindungi diri dari udara berkualitas buruk adalah dengan tetap berada di ruangan.

"Orang-orang mengenal tubuh mereka dengan sangat baik. Jika mereka melihat beberapa perubahan yang berkaitan dengan udara buruk, mungkin mereka perlu menghubungi dokter atau penyedia praktik lanjutan," terang dia, dilansir dari NBC News.

Bagi penderita asma, sangat disarankan menggunakan inhaler 15 menit sebelum keluar rumah di saat kualitas udara buruk.

Sementara bagi masyarakat yang masih harus beraktivitas di tengah kualitas udara yang buruk diimbau untuk menggunakan masker.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi