Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Baduy Minta Sinyal Internet Dimatikan, Ini Kata Kemenkominfo

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/ASEP FATHULRAHMAN
Sejumlah warga Baduy berjalan menuju Kantor Gubernur Banten untuk mengikuti tradisi Seba Baduy di Kota Serang, Sabtu (29/4/2023). Tradisi yang berlangsung setiap tahun tersebut ditandai dengan penyerahan hasil panen serta penyampaian aspirasi warga Baduy kepada pemerintah.
|
Editor: Farid Firdaus

KOMPAS.com - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) buka suara terkait permintaan warga Baduy yang ingin sinyal internet di wilayah Baduy Dalam dimatikan.

Direktur Jenderal (Dirjen) Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kemenkominfo Usman Kansong mengatakan, pihaknya menghormati permintaan warga Baduy dan akan menindaklanjutinya.

"Prinsipnya kita hormati permintaan ketua adat Baduy untuk memutus jaringan internet yang masuk ke Baduy Dalam," kata dia kepada Kompas.com, Sabtu (10/6/2023) malam.

Kendati demikian, menurut Usman, Kemenkominfo masih menunggu surat dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak yang belum mereka terima.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Pemkab Lebak itu kan mengatakan bahwa mereka mendapatkan surat dari ketua adat Baduy dan katanya akan meneruskan surat itu kepada Kominfo. Nah, kita masih menunggu surat itu," tutur Usman.

Kalau suratnya sudah diterima, lanjut Usman, Kemenkominfo akan mengundang operator seluler untuk menindaklanjuti permintaan itu.

Baca juga: Warga Baduy Minta Sinyal Internet Wilayahnya Dimatikan, Akankah Pengaruhi Panggilan Seluler?

Pemutusan libatkan operator seluler

Kemenkominfo menduga, sinyal internet yang ingin diputus oleh warga Baduy adalah jaringan sinyal internet yang sudah beroperasi.

"Dan yang sudah beroperasi itu kan dioperasikan oleh operator seluler. Jadi kita duduk bersama mencarikan solusinya seperti apa, apakah kita akan memutus jaringan internet ke Baduy Dalam," kata Usman.

Dalam diskusi itu, pihak-pihak terkait akan memutuskan pelaksanaan teknis pemutusan, apakah diputus atau dialihkan ke daerah-daerah sekitarnya.

"Kalau sudah operasi kan bukan di Kominfo, tapi di operator seluler. Dan itu kita harus duduk bersama karena Kominfo kan dalam hal ini sifatnya adalah regulator," tandasnya.

Baca juga: Viral, Video Sebut Anak Baduy Kebal Disuntik Vaksin, Ini Faktanya

Terpisah, pengamat keamanan siber dari Vaksin.com, Alfons Tanujaya, menjelaskan, pemutusan jaringan internet di suatu wilayah bisa saja dilakukan.

"Secara teknis, (penghapusan sinyal internet) sulit dan memerlukan effort (usaha) khusus," ucapnya kepada Kompas.com, Sabtu (10/6/2023).

Misalnya, kata Alfons, dengan memblokir atau mengacaukan frekuensi pengantar wireless akses.

"Kita bisa blok WiFi atau seluler dengan alat tertentu. Nanti gelombang satelit juga harus di blok," kata dia.

"Alat baru lagi karena ada starlink," imbuh Alfons.

Baca juga: Suku Baduy Terancam Kehilangan Satu Generasi karena Ponsel Pintar

Permintaan warga Baduy

Sebelumnya, Barisan Kolot Baduy di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten, sepakat untuk meminta penghapusan sinyal internet di wilayahnya.

Usulan itu disampaikan oleh Pemimpin Lembaga Ada Baudy ke Bupati Lebak melalui sebuah surat.

Alasan penghapusan sinyal internet dilakukan karena dinilai berdampak negatif bagi generasi penerus Baduy, terutama mereka yang berada di wilayah Baduy Dalam.

Keberadaan sinyal internet memudahkan generasi muda untuk mengakses berbagai aplikasi dan konten yang tidak mendidik.

Permohonan penghapusan sinyal diprioritaskan untuk wilayah Baduy Dalam yang meliputi kampung Cikeusik, Cibeo, dan Cikartawana.

"Kalau di (Baduy) luar kan masih banyak usaha, jadi masih dibutuhkan untuk bisnis online," tutur Kepala Desa Kanekes, Saija, dilansir dari Kompas.com, Jumat (8/6/2023).

Usulan tersebut disambut baik oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lebab, Imam Rismahyadin.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi