KOMPAS.com - Unggahan video yang menayangkan rombongan siswa SD Muhammadiyah 4 Surabaya study tour ke Jepang, ramai di media sosial.
Hal tersebut diketahui setelah akun TikTok ini mengunggah video ketika para siswa berada di Negeri Sakura.
Pengunggah mengatakan, ia bertemu dengan para siswa yang sedang study tour di Osaka, Jepang.
Pengunggah juga berujar bahwa dirinya sempat mengobrol dengan Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 4 Surabaya saat berada di Jepang.
"Bocil: Aku lo piknik nang jepang,koe nandi?" tulis pengunggah, Sabtu (11/6/2023) lalu.
Penjelasan SD Muhammadiyah 4 Surabaya
Humas SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya Erfin mengatakan bahwa siswa yang berada di Jepang tersebut tengah mengikuti program International Student Exchange (Istudex).
Program tersebut dilangsungkan pada 3-11 Juni 2023 lalu yang diikuti oleh siswa kelas 4-6.
Pendaftaran Istudex dibuka untuk kelas reguler dan Cambridge International Program (CIP).
"Pendampingnya hanya kepala sekolah saja," kata Erfin saat dihubungi Kompas.com, Selasa (13/6/2023).
Baca juga: Siswa MAN 1 Bekasi Gagal Study Tour, Uang Rp 474 Juta Dipakai Pemilik EO untuk Bayar Utang
Rombongan terdiri dari 12 siswa
Para siswa yang berangkat menuju Jepang terbang dari Bandara Internasional Juanda, Sidoarjo pada Sabtu (3/6/2023) pagi.
Rombongan terdiri dari 12 orang yang dijadwalkan menjelajahi Jepang selama 9 hari.
Sebelum terbang, mereka berkumpul di bandara T2 pukul 05.30 WIB. Selanjutnya, pendamping konsultan Istudex memeriksa jumlah peserta.
Para siswa kemudian di-briefing dan dicek kesiapan administrasi serta diberi penjelasan teknis.
Selama di Negeri Sakura, para siswa berkunjung ke Tokyo dan beberapa kota lain.
Baca juga: Siswa MAN 1 Bekasi Nangis Gagal Study Tour karena Ditipu EO
Study tour ke Jepang telan biaya Rp 30 juta
Lebih lanjut, Erfin menjelaskan bahwa Istudex SD Muhammadiyah 4 Surabaya ke Jepang dimaksudkan untuk mengembangkan wawasan global anak didiknya.
Program tersebut juga bertujuan supaya para siswa belajar dari negara maju agar mereka mampu merefleksikan sejauh mana harus belajar dan bertindak.
"Awal tahun kemarin ke Singapura dan Malaysia. Benar (kegiatan digelar setiap tahun)," imbuh Erfin.
Erfin juga menjelaskan, sebelum para siswa berangkat ke Jepang, mereka diharuskan untuk membuat paspor lalu mengenal bahasa Jepang dari guru bahasa Jepang, Sensei Hida.
"Lalu latihan tampilan Indonesia raya, Semanggi Suroboyo, dan lagu Jepang untuk persembahan di Jepang," jelasnya.
Supaya para siswa bisa berangkat ke Jepang, Erfin membeberkan bahwa orangtua mereka dibebani biaya sebesar Rp 30 juta.
Baca juga: MAN 1 Bekasi Laporkan EO yang Terima Rp 474 Juta tapi Tak Berangkatkan Siswa Study Tour
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.