Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Manfaat Teh: Mengontrol Gula Darah, Menurunkan Risiko Kanker, dan Penyakit Jantung

Baca di App
Lihat Foto
Marek Rucinski
Manfaat minum teh menurut sains.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Teh adalah salah satu minuman yang banyak digemari oleh sebagian besar orang di dunia.

Hal ini karena teh cocok diminum kapan saja, baik itu sebelum beraktivitas di pagi hari maupun saat bersantai di malam hari.

Teh, terutama teh hijau telah dikenal akan manfaatnya. Beberapa penelitian juga telah membuktikan khasiat teh yang dikaitkan dengan kesehatan.

Lantas, apa saja manfaat minum teh? 

Baca juga: Kopi Vs Teh, Mana yang Lebih Sehat?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manfaat minum teh menurut sains

Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/Pixel-Shot
Manfaat minum teh menurut sains.
1. Teh membantu menurunkan tekanan darah

Dilansir dari Studyfinds, satu studi menunjukkan bahwa teh bisa untuk menjaga tekanan darah agar tetap terkendali. Para peneliti menemukan bahwa teh mengandung senyawa yang dapat membantu pembuluh darah rileks.

Studi tersebut menunjukkan protein spesifik yang disebut KCNQ5, yang mengatur aliran ion, diaktifkan oleh dua senyawa tanaman dalam teh yang melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas.

Senyawa itu adalah epicatechin gallate dan epigallocatechin-3-gallate. Kedua senyawa ini dapat merangsang protein KCNQ5 untuk memindahkan ion kalium keluar dari sel.

Dalam studi tersebut, peneliti menemukan bahwa saluran ion bekerja paling efisien di bawah aplikasi langsung teh hitam murni daripada teh yang ditambahkan susu.

2. Penurunan risiko kanker dan penyakit jantung

Memakan satu apel dalam sehari dengan secangkir teh dikaitkan dengan manfaatnya yang bisa memperpanjang usia.

Para ilmuwan mengatakan bahwa makanan yang kaya flavonoid, seperti senyawa yang ditemukan dalam konsentrasi tinggi pada buah apel dan teh dapat menurunkan risiko kematian seseorang.

Para peneliti memeriksa data diet dari lebih dari 53.000 warga Denmark yang dikumpulkan selama 23 tahun. Temuan menunjukkan, mereka yang rutin mengonsumsi makanan kaya flavonoid mengalami penurunan risiko terkena kanker dan penyakit jantung.

Selain itu, efek perlindungan itu paling kuat bagi mereka yang berisiko tinggi terkena penyakit kronis karena merokok dan minum lebih dari dua minuman beralkohol per hari.

Menurut hasil penelitian, jumlah flavonoid harian yang direkomendasikan adalah 500 mg. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa secangkir teh biasa menyediakan sekitar 172 mg flavonoid.

Baca juga: 10 Manfaat Minum Teh pada Pagi Hari, Apa Saja?

 

3. Mengurangi risiko demensia dan stroke

Secangkir teh yang rutin dikonsumsi setiap hari dapat membantu melawan risiko kesehatan yang serius seiring bertambahnya usia.

Sebuah penelitian menemukan bahwa minum lebih banyak kopi atau teh bisa menurunkan risiko menderita stroke atau mengembangkan demensia di kemudian hari.

Dalam ulasan terhadap lebih dari 365.000 orang dewasa yang lebih tua, penulis studi menemukan hubungan antara peserta yang minum lebih banyak kopi dan teh dan penurunan tingkat kasus stroke dan demensia di antara kelompok berusia 50 hingga 74 tahun.

Para peneliti mengikuti mereka selama empat tahun dan setiap orang melaporkan sendiri kebiasaan minum kopi dan teh mereka setiap hari. Selama waktu itu, 5.079 peserta mengalami demensia dan 10.053 mengalami setidaknya satu stroke.

Temuan mengungkapkan bahwa orang yang minum dua hingga tiga cangkir kopi dan dua hingga tiga cangkir teh setiap hari menurunkan risiko terkena stroke hingga 32 persen. Risiko mereka terkena demensia turun 28 persen dibandingkan dengan orang yang tidak minum minuman apa pun.

4. Mengurangi risiko gagal hati

Minum berkafein seperti kopi dan teh dapat memberikan sentakan energi di pagi hari. Selain itu, menurut sebuah studi baru mengatakan bahwa kedua minuman itu ternyata juga dapat untuk menghindari komplikasi hati yang serius di kemudian hari.

Dalam studi tersebut, peneliti menganalisis data pada 2.424 peserta dari studi longitudinal yang meneliti individu berusia 45 tahun atau lebih dengan mengukur biomarker kesehatan dari peserta, termasuk data darah, tinggi badan, berat badan, dan tingkat kekakuan hati seseorang.

Studi tersebut menyimpulkan bahwa konsumsi kopi dan teh herbal dikaitkan dengan kemungkinan yang lebih rendah untuk mengembangkan jaringan parut pada hati yang seringkali merupakan pendahulu dari sirosis atau gagal hati.

Temuan ini tetap konsisten terlepas dari variabel lain, seperti gaya hidup, metabolisme, atau lingkungan seseorang.

Baca juga: Bukan Pakai Air Mendidih, Ini Cara Seduh Teh yang Tepat agar Kental dan Wangi

5. Meningkatkan kesehatan otak

Teh hijau telah lama disebut memiliki manfaat dalam membantu mencegah kondisi dari penyakit alzheimer dan kanker.

Sebuah studi baru-baru ini menunjukkan bahwa teh hijau mengandung bahan yang membantu mengurangi kehilangan memori, resistensi insulin otak, dan juga risiko obesitas.

Penelitian yang dirilis oleh Federation of American Societies for Experimental Biology menunjukkan bahwa epigallocatechin-3-gallate (EGCG), bahan aktif biologis yang lazim dalam teh hijau dapat mengurangi resistensi insulin yang diinduksi lemak tinggi dan fruktosa tinggi di otak, seperti serta gangguan kognitif.

Sementara penelitian sebelumnya telah mengidentifikasi EGCG sebagai cara untuk mengobati banyak penyakit pada manusia. Penelitian terbaru ini juga menunjukkan dampak positif pada resistensi insulin dan kerusakan kognitif yang dipicu oleh diet rata-rata orang barat.

6. Membantu pembakaran lemak

Dikutip dari Healthline, tinjauan 2022 menemukan teh hijau memiliki kemampuan untuk memengaruhi metabolisme Anda secara positif ditingkatkan dengan latihan aerobik atau ketahanan.

Meski begitu, National Institutes of Health Office of Dietary Supplements mengatakan bahwa efek keseluruhan teh hijau dalam memengaruhi penurunan berat badan cenderung kecil.

Baca juga: Apakah Teh Hijau Bisa Menurunkan Berat Badan?

7. Membantu mengontrol gula darah

Sebuah ulasan 2020 menemukan bahwa teh hijau dapat membantu mengurangi gula darah saat puasa dalam jangka pendek tetapi tampaknya tidak berpengaruh pada gula darah atau insulin dalam jangka panjang.

Sebuah studi 2021 pada orang dewasa China juga menunjukkan adanya kemungkinan kematian 10 persen lebih rendah akibat diabetes tipe 2 bagi mereka yang meminumnya setiap hari.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi