Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan
Bergabung sejak: 24 Mar 2020

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Jangan Remehkan Turis Domestik

Baca di App
Lihat Foto
Indonesia Travel
Pemandangan Raja Ampat dari Bukit Pianemo. Terdapat kearifan lokal berupa tradisi sasi yang telah menjadi bagian dari budaya di masyarakat setempat.
Editor: Sandro Gatra

SATU di antara sekian banyak kesadaran yang diperoleh dari pagebluk Corona adalah bahwa wisatawan domestik tidak kalah penting -- demi menghindari istilah lebih penting -- ketimbang wisatawan luar negeri.

Selama pintu gerbang Indonesia bagi para wisatawan dari luar negeri tertutup akibat kebijakan locked down, maka terbukti para perusahaan perhotelan, restoran, taman hiburan serta penerbangan mampu bertahan hudup dengan melayani para turis domestik berwisata ke destinasi wisata dalam negeri sendiri.

Memang omzet turisme menurun akibat kehilangan para turis asing yang dilarang masuk wilayah Indonesia.

Namun, pada masa pagebluk Corona justru terbukti bahwa para wisatawan dalam negeri memiliki peran dan potensi tersendiri cukup bermakna bagi industri pariwisata secara menyeluruh.

Bagus bahwa Kemenparekraf telah memaklumatkan para destinasi wisata unggulan Indonesia mulai dari Borobudur sampai dengan Morotai.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Namun, saya yakin bahwa sebenarnya masih amat terlalu banyak lagi destinasi wisata unggulan berada di persada Nusantara sebagai negeri terunggul dalam kemahatajiran keanekaragaman hayati dan kebudayaan tiada tanding di marcapada.

Bahwa sementara ini masih banyak destinasi wisata alam dan budaya Indonesia belum terkesan unggul adalah bukan akibat mereka tidak unggul, namun akibat belum diunggulkan seperti Tanah Lot atau Labuan Bajo.

Misalnya, danau di Indonesia sebenarnya bukan hanya Danau Toba. Berdasarkan data yang dirilis oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) tahun 2020, Indonesia memiliki lebih dari 1.575 danau, terdiri dari 840 danau besar dan 735 danau kecil alias yang disebut sebagai situ.

Terjamin setiap danau dan situ di Indonesia masing-masing memiliki jati diri yang siap dinarasikan demi mendukung promosi untuk mendongkrak potensi industri pariwisata secara bukan alang kepalang.

Seyogianya masing-masing danau dan situ di-branding dengan narasi masing-masing demi meningkatkan daya pesona masing-masing agar para turis domestik dan internasional berhasrat datang ke danau dan situ yang dipromosikan.

Apalagi jika promosi didukung dan dilengkapi infrastruktur yang memadai, maka dapat diyakini potensi industri pariwisata Indonesia pasti meroket seperti yang selalu diharapkan Presiden Jokowi.

Pemerintah pusat Amerika Serikat sebagai negara dengan perbendaharaan keanegaragaman budaya yang juga berlimpah-ruah, sempat menugaskan setiap negara bagian untuk menginventarisasi lalu membuat narasi tentang para destinasi wisata di negara bagian masing-masing untuk kemudian didayagunakan sebagai promosi wisata masing-masing negara bagian.

Maka destinasi wisata jangan hanya ditetapkan secara nasional, tetapi juga secara regional oleh masing-masing kepala daerah.

Sebaiknya Mas Menteri Sandiaga Uno menugaskan setiap kepala daerah untuk mendata serta membuat narasi semenarik mungkin tentang para destinasi wisata alam, budaya maupun rekreasional di daerah masing-masing.

Jangan kita kalah dari Amerika Serikat, Jepang, China, Vietnam, dan Thailand dalam gigih mempromosikan destinasi wisata daerah masing-masing kepada masyarakat dalam negeri masing-masing.

Turis domestik sangat potensial mengonsumsi produk kuliner tradisional produksi UMKM setempat.

Secara aritmatika sederhana saja dapat dihitung apabila hanya 10 persen saja dari rakyat Indonesia mau berperan sebagai turis yang berkunjung ke destinasi dalam negeri, maka sudah diperoleh potensi sedahsyat 27 juta wisatawan domestik yang berarti lima kali lipat penduduk Singapura.

Pendek kata secara kuantitas maupun kualitas, jangan remehkan turis domestik. MERDEKA!

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi