Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pesawat Jatuh Usai Kopilot Putus dari Pacarnya, Semua Penumpang Tewas

Baca di App
Lihat Foto
Akun Twitter @AirCrash_
Pesawat Aribus A320 dengan nomor penerbangan 9525 milik Germanwings jatuh di Pegunungan Alpen pada 24 Maret 2015. Diketahui, kopilot secara sengaja menjatuhkan pesawat untuk bunuh diri.
|
Editor: Farid Firdaus

KOMPAS.com - Jatuhnya pesawat Germanwings pada 24 Maret 2015 silam menjadi catatan kelam bagi dunia penerbangan Eropa.

Sebanyak 150 orang yang terdiri dari awak kabin dan penumpang dinyatakan tewas setelah pesawat jatuh di Pegunungan Alpen, Perancis.

Pesawat tersebut seharusnya melayani penerbangan dari Barcelona, Spanyol menuju Dusserdorf, Jerman.

Namun, kopilot Andreas Lubitz diyakini dengan sengaja menabrakkan pesawat ke pegunungan yang menewaskan dirinya dan 149 orang lainnya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah penyelidikan dilakukan, otoritas Perancis mendapati temuan bahwa Lubitz putus dari pacarnya sehari sebelum ia melakukan aksi nekat tersebut.

Berikut kisah pesawat yang jatuh usai kopilot putus dari pacarnya.

Baca juga: Rahasia 4 Anak Korban Pesawat Jatuh Bisa Bertahan Hidup 40 Hari di Hutan Amazon

Kronologi pesawat Germanwings jatuh

Germanwings yang menggunakan pesawat Airbus A320 dengan nomor penerbangan 9525 dijadwalkan terbang dari Bandara Internasional Bacelona-El Prat pukul 10.01 waktu setempat.

Rencananya, pesawat tersebut tiba di Bandara Internasional Dusseldorf pukul 11.39 waktu setempat.

Namun, sebuah peristiwa tak terduga terjadi ketika pesawat mencapai ketinggian jelajah 38.000 kaki pukul 10.27 waktu setempat.

Dilansir dari History, kapten Patrick Sondheimer yang berusia 34 tahun meminta Lubitz yang usianya 27 tahun untuk mengambil alih kemudi.

Sondheimer berkata kepada Lubitz bahwa dirinya akan meninggalkan kokpit untuk pergi ke kamar mandi.

Ketika Lubitz mengambil alih kemudi, pesawat kemudian dilaporkan mengalami penurunan secara cepat pukul 10.31 waktu setempat.

Tidak lama setelahnya, pesawat tersebut jatuh di Pegunungan Alpen, tepatnya di Perancis Selatan.

Peristiwa tersebut menewaskan 150 orang yang terdiri dari awak kabin dan penumpang.

Baca juga: Kisah Pilot Indonesia Terbangkan Pesawat Penumpang Terbesar di Dunia ke Bali

Kopilot kunci pintu kokpit

Otoritas setempat selanjutnya melakukan penyelidikan guna mengungkap penyebab jatuhnya pesawat.

Penyelidik mendapati temuan bahwa Lubitz mengunci pintu kokpit dan tidak mengizinkan Sondheimer untuk masuk.

Suara sang kapten yang panik juga terdengar dari rekaman black box pesawat. Ketika ia terkunci dari luar, ia berusaha menghentikan aksi Lubitz.

Penyelidik menduga, Lubitz telah berniat untuk melakukan aksi bunuh diri setelah mengatur ketinggian pesawat pada 100 kaki saat kapten keluar kokpit.

Baca juga: Cerita 4 Anak Korban Kecelakaan Pesawat, Terlunta-lunta Selama 40 Hari di Hutan Amazon Kolombia

Kopilot alami depresi

Lubitz yang disebut sebagai aktor utama jatuhnya pesawat juga dikatakan memiliki catatan depresi berat.

Sebelum tewas karena menabrakkan pesawat, ia sudah mencari cara meninggal dengan cara bunuh diri melalui internet.

Ia juga menggunakan internet untuk mencari tahu soal keamanan pintu kokpit.

Menurut catatan maskapai, Lubitz sudah mengikuti program pelatihan pilot untuk Lufthansa pada 2008. Adapun, Germanwings adalah maskapai yang berada di bawah induk Lufthansa.

Namun, Lubitz memutuskan cuti pada 2009 untuk menjalani perawatan terhadap masalah psikologis.

Ia kemudian kembali lagi ke pelatihan dan mendapat lisensi pilot komersial pada 2012.

Perjalanan Lubitz di dunia penerbangan berlanjut bersama Germanwings pada 2013.

Baca juga: Saat Hidung Pesawat Air France A350 Pesek Tertabrak Burung...

Kopilot sembunyikan riwayat masalah psikologis

Penyelidik yang mencari tahu sosok Lubiz juga menemukan fakta bahwa kopilot ini telah berobat ke dokter untuk kondisi yang tidak diketahui.

Hal tersebut dilakukan Lubitz berbulan-bulan sebelum ia menabrakkan pesawat dengan sengaja.

Catatan medisnya menunjukkan bahwa ia dinyatakan tidak layak untuk bekerja, tapi menyembunyikan dokumen ini dari maskapai.

Baca juga: Kisah Menegangkan Pesawat Aloha Airlines 243, Terbang dengan Kondisi Atap Terlepas

Kopilot putus dari pacar sebelum pesawat jatuh

Selain menemukan catatan masalah psikologis, penyelidik turut memeriksa pacar Lubitz.

Penyelidik lalu mengetahui bahwa hubungan asmaranya dengan Lubitz kandas sehari sebelum pesawat jatuh.

Padahal, Lubitz telah membina hubungan bersama pacarnya selama tujuh tahun dan berencana menikah pada 2016.

Peristiwa putusnya Lubitz dengan sang kekasih serta terjadinya kecelakaan lalu memberi petunjuk bagi jatuhnya pesawat.

Penyelidik juga mengatakan, lokasi jatuhnya pesawat adalah tempat yang biasa didatangi Lubitz untuk berseluncur pada 1996-2003.

Baca juga: Benarkah Pesawat Tidak Memiliki Wiper Kaca Depan? Ini Penjelasannya

Sementara penyelidik menyebut sang kopilot memiliki masalah psikologis, hal ini justru dibantah oleh tetangga Lubitz.

Johannes Rossmann yang tinggal beberapa pintu dari rumah Lubitz di Montabaur, Jerman mengatakan bahwa sang kopilot memiliki tubuh yang sehat.

"Ia jelas tidak merokok. Ia benar-benar menjaga dirinya sendiri. Ia selalu jogging. Saya tidak yakin apakah ia ikut maraton, tapi ia sangat hebat," katanya, dikutip dari Mirror.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi