Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Restoran Sushi di London Ini Larang Pengunjungnya Pakai Parfum, Mengapa?

Baca di App
Lihat Foto
THINKSTOCK
Ilustrasi restoran sushi larang konsumen pakai parfum.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com – Sebuah restoran sushi di London, Inggris melarang pengunjungnya untuk memakai parfum.

Hal itu karena restoran yang bernama Sushi Kanesaka ini tidak ingin ada wewangian yang mengalahkan bau cuka yang disajikan bersama dengan 18 set menu hidangannya.

Dilansir dari DailyMail, larangan itu termasuk dalam dress code yang diterapkan oleh restoran dengan harga set menunya sebesar 420 euro atau sekitar Rp 6,9 juta per orang.

Dress code lain yang diberikan kepada tamu mencakup larangan khas tempat makan mewah pada umumnya, seperti larangan mengenakan pakaian olahraga, topi, atau sepatu kets.

Adapun alamat dari restoran sushi tersebut ada di 45 Park Lane, Hotel Dorchester Collection, London, Inggris.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aroma cuka dan ikan yang menyegarkan dari restoran tersebut dianggap penting bagi pengalaman pengunjung mencicip sushi.

“Untuk memastikan pengalaman sushi terbaik untuk Anda dan sesama penunjung, kami dengan hormat meminta Anda untuk tidak memakai parfum,” tulis keterangan Sushi Kanesaka.

Baca juga: Ramai soal Makan Sushi Pakai Tangan Ditegur Harus Menggunakan Sumpit, Benarkah Itu Budaya Jepang?


Restoran menawarkan gaya omasake

Para tamu akan menikmati pengalaman penyajian gaya omasake di mana koki memutuskan makanan apa yang akan disajikan untuk pengunjung.

Gaya omasake ini sangat terkenal bagi para penikmat sushi di seluruh penjuru dunia.

Chef Shinji Kanesake menggambarkannya sebagai pengalaman yang sangat spesial dan unik yang menawarkan hubungan pribadi yang intim antara koki dan pengunjung.

“Restoran menyiapkan sushi Edomae menggunakan bahan-bahan terbaik, teknik tradisional, dan dedikasi penuh,” kata Chef Kanesake.

Ia menuturkan, pengalaman ini membawa pengunjung ke jalan-jalan Ginza, Tokyo dan menawarkan ketenangan pelayanan omakase tradisional.

Tanggapan pakar

Dikutip dari The Guardian, direktur Institute of Philosophy di University of London’s School of Advanced Study Barry Smith mengatakan, aroma adalah bagian terpenting dari pencicipan kuliner.

“Yang Anda dapatkan dari lidah adalah asin, manis, asam, gurih. Semua rasa lainnya berasal dari hidung,” kata dia.

Namun, Smith menunjukkan bahwa penciuman memiliki dua komponen, yakni aroma atau bau yang dihirup dari lingkungan, dan bau yang keluar dari mulut dan terhirup hidung selama makan.

“Bisakah bau lingkungan mengganggu bau di mulut Anda? Tidak jelas itu terjadi,” ucap Smith.

“Saat Anda mengecap atau menelan, Anda sedang menghembuskan napas dan kita tidak bisa menghembuskan dan menarik napas pada saat yang sama,” sambungnya.

Baca juga: Hiu Goblin Langka yang Sedang Mengandung Tertangkap Nelayan, Nyaris Jadi Hidangan di Restoran

Kendati demikian, penelitian dan pengalaman sehari-hari mendukung pandangan bahwa aroma sekitar penting untuk pengalaman bersantap yang lebih sempurna.

“Aroma lingkungan tersebut pasti dapat memengaruhi rasa makanan dan suasana hati,” tutur psikolog dari Universitas Oxford, Charles Spence.

Menurutnya, akan sedikit membingungkan otak ketika seseorang mencium sebuah aroma kuat dan mencicip makanan dengan aroma yang sama sekali berbeda. 

Spence menyebut, aroma dari suasana sekitar saat kita makan dapat membantu mengatur konteks sebuah hidangan.

Restoran pun mempunyai aroma suasana tersendiri dengan tujuan untuk mendorong suasana hati tertentu dan untuk memicu nostalgia di benak penunjung.

Penelitian yang dilakukan oleh kepala penelitian rinologi dan THT Norwich Medical School Carl Philpott mengatakan, aroma lingkungan yang halus mungkin lebih mudah terganggu oleh parfum.

Aroma ikan sushi segar sangat halus dan tidak terlalu kentara, sehingga dapat dengan mudah dikalahkan oleh bau parfum.

Parfum yang lebih kuat mungkin baik-baik saja bagi restoran yang menyajikan rasa dan aroma yang berani, seperti masakan India atau Thailand.

Baca juga: Bisakah Tinta Cumi-cumi Dikonsumsi? Ini Kata Ahli Gizi

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi