Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Banyak Nama "Kim" di Korea? Ternyata Ini Alasan dan Sejarahnya

Baca di App
Lihat Foto
WEVERSE/BIGHIT MUSIC
Tepat pada hari ulang tahun ke-10, Selasa (13/6/2023), boy group BTS merilis video musik lagu Take Two versi live. Para member BTS (dari kiri atas searah jarum jam) V, RM, J-Hope, Suga, Jimin, Jin, dan Jungkook.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Kim menjadi nama yang paling populer dan banyak digunakan oleh orang di Korea Selatan (Korsel).

Menurut catatan Britannica, sekitar 20 persen atau 10 juta dari 49,3 juta penduduk Korsel memakai nama keluarga "Kim". 

Sebut saja pesohor dengan nama lahir Kim ada tiga personel BTS seperti Jin dengan lahir Kim Seok-jin, Kim Nam-joon dengan nama panggung RM, dan Kim Tae-hyung yang memiliki nama panggung V. 

Selain itu, ada bintang film Kim Tae-ri, Kim Ji Won, dan Kim Soo Hyun.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Deretan tersebut bisa bertambah panjang jika penguasa Korea Utara ikut ditambahkan dari Kim Il-sung, Kim Jong-il, dan Kim Jong-un. 

Selain Kim, nama lainnya yang tidak kalah populer di Negeri Ginseng adalah Lee dan Park.

Bila ditotal secara keseluruhan, hampir separuh orang Korsel mempunyai nama Kim, Lee, dan Park. 

Lantas, kenapa banyak orang Korea Selatan memiliki nama Kim, apa alasannya dan bagaimana sejarahnya?

Baca juga: Rating Drama Korea My Perfect Stranger Kian Melonjak

Sejarah nama Kim di Korea

Dikutip dari Medium, nama keluarga Kim bisa dirunut sejak masa Kerajaan Silla yang berkuasa sejak 57 sebelum masehi hingga tahun 935 Masehi. 

Pada masa itu, ada 3 kerajaan besar di semenanjung Korea yakni Guguryeo, Baekje, dan Silla.

Setelah konflik selama berabad-abad, Silla menyatukan ketiga kerajaan pada tahun 668 Masehi hingga diambil alih oleh dinasti baru bernama Goryeo (918–1392).

Kim adalah nama keluarga kerajaan atau bangsawan

 

Nama keluarga Kim yang berarti "emas" di Silla kemudian diserap ke dalam monarki dan diberi status bangsawan oleh keluarga Wang yang berkuasa.

Ketika kedua kerajaan ini bersatu, penggabungan yang dihasilkan menyebabkan nama Kim menjadi salah satu nama keluarga paling populer.

Dinasti Goryeo digantikan oleh Joseon (1392–1897), ketika Yi (Lee) Seonggye, seorang jenderal Goryeo, menggulingkan keluarga Wang.

Joseon bertahan hingga tahun 1897 (1910 dengan nama berbeda), ketika negara itu dianeksasi oleh Jepang.

Selama pemerintahan 500 tahun, keluarga Yi (Lee) menjadi salah satu keluarga terpadat di negara itu. Lee masih merupakan nama keluarga terpadat kedua di Korea Selatan, terhitung 15 persen dari populasi.

Baca juga: Kim Min Gue Siap Tunjukkan Sisi Lain di Fan Meeting Hari Ini

Reformasi penamaan budak

Dikutip dari Onlyou, pada puncak Dinasti Joseon, jumlah budak mencapai 60 persen dari populasi penduduk.

Selama periode ini, nama keluarga adalah simbol kekuasaan dan kelas, dan hanya bangsawan yang memiliki nama keluarga. Sebaliknya, budak tidak diberi nama resmi termasuk nama keluarga karena nama keluarga saat itu dinilai sebuah kemewahan. 

Namun, sistem ini ditinggalkan setelah dua perang berturut-turut melawan Dinasti Qing dan Jepang.

Konflik ini menghabiskan kekayaan dinasti dan membuat Joseon kekurangan uang.

Kurangnya sumber daya mendorong monarki untuk mereformasi sistem penamaannya, yang memberikan hak kepada budak dan rakyat jelata untuk membeli nama keluarga dan meningkatkan status sosial mereka.

 

Reformasi ini dimaksudkan untuk menghasilkan lebih banyak pendapatan pajak karena budak tidak perlu membayar pajak sebelum perubahan karena kurangnya nama keluarga.

Mayoritas populasi budak memilih untuk membeli nama keluarga yang berpengaruh, seperti Kim, untuk memamerkan status tinggi mereka.

Kim yang awalnya diperuntukkan hanya bagi anggota keluarga kerajaan atau bangsawan, selanjutnya bisa dimiliki oleh siapa saja. 

 

Sementara yang lain memilih untuk mengadopsi nama keluarga dari majikan mereka sebelumnya.

Keputusan ini menyebabkan peningkatan ukuran keluarga untuk keluarga kuat yang memiliki banyak budak.

Pendudukan Jepang di semenanjung Korea

Pada tahun 1910, setelah perang berkepanjangan, Korea dianeksasi dan dijajah oleh Jepang.

Untuk mengontrol semenanjung secara efektif, Jepang mengamanatkan setiap orang dewasa untuk melaporkan nama belakang mereka ke administrasi kolonial.

Undang-undang ini mendorong mereka yang tidak memiliki nama keluarga untuk memilih nama belakang, dan lagi-lagi nama Kim yang banyak dipilih.

Hal tersebut kemudian menambah jumlah nama belakang Kim yang pada saat itu sudah populer.

 

Apakah semua Kim sama?

Meskipun memiliki nama belakang yang identik, tidak semua Kim terkait satu sama lain.

Sebuah komponen mendasar dari sistem kekerabatan tradisional Korea adalah klan, atau bon-gwan, yang nama belakang menandakan asal geografis bersama.

Dengan demikian, berbagai Kims dapat melacak nenek moyang mereka ke lokasi yang berbeda.

Di masa lalu, dilarang oleh undang-undang untuk menikah dengan seseorang dari klan yang sama karena takut mereka memiliki hubungan jauh.

Bahkan ada contoh praktik ini dalam drama populer, Reply 1988, dengan protagonis, Sun Woo dan Bora, melawan keberatan dari ibu mereka, yang menentang pernikahan mereka karena mereka memiliki nama keluarga dan klan yang sama.

Pemerintah melakukan upaya pada tiga kesempatan terpisah pada tahun 1978, 1988, dan 1996 untuk melegalkan pernikahan antara orang-orang dengan nama keluarga dan klan yang sama, tetapi reaksi publik meyakinkan mereka untuk mundur dari keputusan mereka.

Seiring waktu, kekhawatiran ini mereda, dan undang-undang asli akhirnya dicabut pada tahun 1999.

Nah, itulah sejarah kenapa banyak orang Korea dengan nama Kim sebagai nama keluarga. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi