Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Tekanan Darah Rendah Dapat Meningkatkan Risiko Stroke?

Baca di App
Lihat Foto
iStockphoto/AmnajKhetsamtip
ilustrasi apakah tekanan darah rendah dapat meningkatkan risiko stroke?
|
Editor: Muhammad Zaenuddin

KOMPAS.com - Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika ada masalah dengan aliran darah ke bagian otak Anda.

Meskipun tekanan darah tinggi lebih umum diketahui sebagai faktor penyebab stroke, ada beberapa contoh ketika penurunan tekanan darah juga dapat meningkatkan risikonya.

Diketahui bahwa orang dengan tekanan darah rendah mungkin mengalami lebih banyak komplikasi dan hasil yang lebih buruk setelah stroke.

Baca juga: 3 Jenis Kondisi Tekanan Darah Rendah Paling Umum, Apa Saja?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Apa itu stroke?

Stroke terjadi ketika aliran darah ke bagian otak terganggu, yang dapat menyebabkan kerusakan sel-sel otak di daerah tubuh yang terkena.

Dikutip dari Cleveland Clinic, stroke termasuk kondisi yang mengancam jiwa yang terjadi ketika bagian otak Anda tidak memiliki aliran darah yang cukup.

Ini paling sering terjadi karena arteri yang tersumbat atau pendarahan di otak Anda. Tanpa suplai darah yang stabil, sel-sel otak di area tersebut mulai mati karena kekurangan oksigen.

Baca juga: Asyik Main PUBG, Pria di India Terserang Stroke sampai Meninggal

Tekanan darah tinggi (hipertensi) merupakan faktor risiko yang paling populer sebagai penyebab stroke.

Akan tetapi, beberapa penelitian menunjukkan risiko yang lebih tinggi dari komplikasi akibat stroke dengan tekanan darah rendah.

Penurunan tekanan darah secara tiba-tiba saat Anda bangun dari duduk atau berbaring (hipotensi ortostatik) dapat meningkatkan risiko stroke iskemik serta stroke berulang.

Baca juga: Tekanan Darah Rendah pada Anak: Penyebab dan Gejalanya

Tekanan darah rendah dan stroke

Meskipun tekanan darah rendah kurang umum pada orang yang mengalami stroke iskemik, ada sejumlah kondisi di mana penurunan tekanan darah dapat meningkatkan risiko stroke.

Seperti dilansir Healthline, beberapa orang, terutama lansia, memiliki kondisi yang dikenal sebagai hipotensi ortostatik atau penurunan tekanan darah secara tiba-tiba.

Ini biasanya terjadi ketika mereka bangun dari posisi duduk atau berbaring. Akibatnya, tubuh lebih sulit mendapatkan aliran darah yang cukup ke otak saat berdiri.

Baca juga: 3 Risiko Komplikasi Tekanan Darah Rendah yang Perlu Diwaspadai

Menurut sebuah studi pada 2018 terhadap lebih dari 11.000 orang dewasa yang dipantau selama 25 tahun, risiko stroke iskemik dua kali lebih tinggi di antara orang dengan hipotensi ortostatik.

Para peneliti menemukan bahwa sekitar 15 persen peserta dengan hipotensi ortostatik mengalami stroke iskemik, dibandingkan dengan 6,8 persen yang tidak mengalami kondisi tersebut.

Selain itu, studi pada 2020 menemukan bahwa orang dengan hipotensi ortostatik mungkin memiliki risiko lebih besar terkena stroke berulang dan masalah kardiovaskular lainnya dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki kondisi tersebut.

Baca juga: 4 Jenis Makanan yang Baik untuk Penderita Darah Rendah, Apa Saja?

Namun, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk menentukan penyebab sebenarnya dari kondisi tersebut.

Sejalan dengan itu, dilansir dari Medical News Today, sebuah studi pada 2018 melihat apakah ada hubungan antara hipotensi ortostatik dan stroke, demensia, dan penurunan kognitif.

Para peneliti mendefinisikan hipotensi ortostatik sebagai penurunan tekanan darah sistolik minimal 20 mm Hg atau penurunan tekanan darah diastolik minimal 10 mm Hg saat berdiri.

Orang dengan hipotensi ortostatik memiliki risiko dua kali lipat mengalami stroke iskemik dibandingkan dengan orang tanpa kondisi tersebut.

Penurunan tekanan darah yang tajam juga dapat menyebabkan transient ischemic attack, atau stroke ringan, karena berkurangnya aliran darah ke otak untuk sementara.

Namun, jenis transient ischemic attack "aliran rendah" ini kurang umum dibandingkan jenis lainnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi