Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mimpi SBY soal Naik Kereta Bareng Megawati dan Jokowi, Apa Artinya?

Baca di App
Lihat Foto
Tangkapan layar akun @SBYudhoyono
Utas soal mimpi SBY naik kereta dengan Megawati dan Jokowi.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Utas Susilo Bambang Yodhoyono (SBY) menarik perhatian publik usai mengaku bermimpi satu kereta dengan Presiden RI ke-5, Megawati Soekarnoputri dan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Mimpi SBY itu diceritakan melalui laman Twitternya, @SBYudhoyono, Senin (19/6/2023).

"Saya bermimpi, di suatu hari Pak Jokowi datang ke rumah saya di Cikeas untuk kemudian bersama-sama menjemput Ibu Megawati di kediamannya. Selanjutnya kami bertiga menuju Stasiun Gambir. *SBY*," tulis SBY.

Dalam mimpinya itu, SBY mengaku naik kereta api Gajayana bersama dengan Megawati dan Jokowi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dia bersama Jokowi turun di Solo dan melanjutkan perjalanan ke Pacitan. Sementara Megawati melanjutkan perjalanan ke Blitar untuk berziarah ke makam Presiden RI 1 Soekarno.

Menariknya, mimpi SBY itu diceritakan sehari setelah Ketua DPP PDI-P Puan Maharani dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bertemu.

Lantas, apa maksud dari mimpi SBY yang disampaikan dalam utas itu?

Baca juga: Tak Ikut Pilpres 2024, Mengapa Publik Bandingkan Kinerja SBY-Jokowi?

Arti mimpi SBY

Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Cecep Hidayat mengatakan, mimpi SBY merupakan metafora yang disampaikan SBY.

"Nah, di sini Pak SBY memberi metafora ya, bagaimana dia menemui Jokowi dan mendatangi Megawati dan bersama-sama naik kereta," kata Cecep saat dihubungi Kompas.com, Selasa (20/6/2023).

Selanjutnya saat SBY dan Jokowi turun di Solo dan lanjut ke Pacitan dengan bus, menurut Cecep itu bisa menjadi gambaran bagaimana SBY bisa terbuka untuk membangun koalisi dengan PDI-P.

Di sisi lain, Cecep juga mengatakan, Ganjar juga belum mengumumkan bakal calon wakil presiden yang akan mendampinginya

Sementara Puan baru saja mengumumkan 10 nama cawapres Ganjar yang di dalamnya terdapat AHY.

"Jadi SBY itu membuka diri meskipun dalam beberapa kesempatan sebelumnya kedua partai ini bertolak belakang," ungkap Cecep.

Baca juga: Tanggapi Mimpi SBY, PDI-P: Kita Hidup di Dunia Nyata, Demokrat Beda Koalisi

 

Pesan SBY kepada Anies

Kendati demikian, Cecep juga mengungkapkan, mimpi SBY itu bisa juga merupakan pesan yang ditujukan kepada dua kelompok, yakni terkait dengan bakal cawapres Anies atau cawapres Ganjar.

"Dalam koalisi bersama Nasdem, PKS, dan Partai Demokrat, itu kan Anies masih belum mendeklarasikan cawapresnya. Menurut berita yang beredar, ini mengerucut ke AHY. Namun di sisi lain masih menginginkan cawapres yang komplemen dengan Anies, yaitu kelompok NU," terang Cecep.

Cecep menduga, ada kemungkinan jika AHY tidak dipilih menjadi cawapres Anies, maka SBY bakal merespon pertemuan dengan Puan tempo hari.

Baca juga: Pertemuan Puan-AHY, Babak Baru Konstelasi Politik Nasional

Apakah mimpi SBY sinyal koalisi?

Anggota Majelis Tinggi Partai demokrat Syarief Hasan mengungkap maksud dari mimpi SBY yang merupakan sebuah harapan di masa mendatang.

Menurutnya, mimpi SBY itu menunjukkan bahwa Presiden RI ke-6 itu ingin berkomunikasi dengan Jokowi dan Megawati.

Meskipun begitu, Syarief tidak tahu pasti kapan mimpi itu terjadi.

"Dia punya mimpi suatu saat tiga mantan presiden bisa bertemu dan menjemput presiden ke 8. Jadi pemilu lancar, komunikasi dari mantan presiden ini bagus. Negaranya juga baik,” terangnya, dikutip dari Kompas.com, Selasa (20/5/2023).

Tetapi Syarief juga enggan berandai-andai bahwa mimpi SBY itu merupakan sinyal Demokrat akan berkoalisi dengan PDI-P dalam pemilihan presiden (pilpres) mendatang.

"Artinya bersamalah, bukan berkoalisi. Kalau bersama itu kan luas artinya," imbuhnya.

Lebih lanjut, Syarief mengatakan, komunikasi SBY dan Megawati sebenarnya masih berjalan. Keduanya kerap bertegur sapa ketika bertemu dalam acara resmi negara.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi