Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Hal yang Penting Diketahui Orangtua Saat Anak Bermain Game Roleplay

Baca di App
Lihat Foto
Pixabay
Ilustrasi game roleplay yang viral di TikTok.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com – Belakangan ini tren game RP atau roleplay ramai diperbincangkan di media sosial TikTok.

Roleplay merupakan salah satu jenis game yang meminta pemain memainkan karakter tertentu.

Dihimpun dari sejumlah berita Kompas.com, berikut 5 hal yang perlu diketahui orangtua mengenai game roleplay di TikTok:

Baca juga: Banyak Disorot Dampak Negatifnya pada Anak, Apa Itu Roleplay?

1. Apa itu roleplay di TikTok?

Dilansir dari Kompas.com, Selasa (20/6/2023), pemain yang memainkan game ini disebut dengan roleplayer.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Roleplayer akan menjadi tokoh tertentu atau orang lain untuk berinteraksi dengan roleplayer lain di TikTok.

Interaksi yang dibangun dalam game RP di TikTok bervariasi. Para roleplayer bisa saling me-follow untuk berteman atau disebut dengan “mutualan”.

Jika sudah mutualan, roleplayer bisa menjalin hubungan fiksi tertentu dalam game RP di TikTok.

Pemain RP dapat berperan menjadi tokoh tertentu yang sesuai dengan di kehidupan nyata atau menjadi orang lain yang benar-benar fiksi.

Selain di TikTok, game roleplay sebenarnya juga telah ramai dimainkan di berbagai media sosial, salah satunya yakni Twitter.

Sama seperti di TikTok, pemain roleplayer di Twitter juga membuat dan memainkan karakter fiksi untuk saling berinteraksi.

Baik di TikTok maupun Twitter, kebanyakan roleplayer berperan sebagai artis K-pop. Mereka akan menggunakan foto profil artis K-pop, tetapi dengan nama yang biasanya telah dibuat sendiri sesuai keinginan.

Baca juga: Apa Itu Game Roleplay? Kenali Arti dan Bahayanya!

Game roleplay di media sosial sangat berbeda dengan game roleplay seperti Ragnarok Online atau Genshin Impact.

Pengguna tidak membutuhkan sama sekali aplikasi khusus untuk memainkan roleplayer di media sosial.

Karakter, cerita, dan interaksi dari game roleplay di media sosial sepenuhnya dibuat serta dikendalikan sendiri oleh roleplayer yang berperan sebagai orang lain secara fiktif. Mereka hanya perlu membuat akun dengan karakter fiksi untuk memainkan roleplay. 

 

2. Manfaat roleplay di TikTok

Psikolog klinis Christine Wibhowo mengatakan, RP bukanlah hal baru melainkan sudah sejak zaman dahulu.

“Misalnya kayak zaman dulu itu pasaran ya jadi bermain peran sebagai penjual pembeli, itu semua menurut saya oke banget ya,” ucap Christine dilansir dari Kompas.com, Rabu (21/6/2023).

Christine menuturkan, manfaat game roleplay dapat membuat anak belajar bagaimana menjadi orang dewasa nantinya dan diterima di kalangannya.

Baca juga: Bermain Roleplay Online dan Rumah-rumahan, Apa Bedanya?

3. Bahaya permainan roleplay

Kendati memiliki manfaat, game roleplay juga dapat menjadi hal yang membahayakan bagi anak. Salah satunya yakni jika anak memainkan perang yang tidak baik di dalam game.

“Karena (sesuatu) yang dilakukan anak atau dilakukan orang berkali-kali walaupun awalnya hanya menirukan tapi karena melakukannya berkali-kali maka itu akan jadi karakter,” jelasnya.

Jika terus dibiarkan, hal itu dapat menyebabkan roleplayer kehilangan identitasnya sendiri di dunia nyata.

Game roleplay juga dapat menyebabkan terjadinya gangguan kejiwaan pada anak.

“Perlu dicek pada saat anak memainkan peran jadi orang lain atau tokoh idolanya, dia masih sadar enggak kalau dia itu sebenarnya bukan si pemeran itu,” terangnya.

Adapun pada orang yang mengalami masalah kejiwaan, game roleplay juga bisa menjadi berbahaya karena bisa memperparah masalah kejiawaan.

“Pada orang-orang yang sedang mengalami masalah, maka hati-hati ketika bermain roleplay. Karena bisa jadi si peran itu masuk ke dalam diri kita. Apalagi kita lagi bermasalah pikirannya nge-blank lagi kosong. Nah itu kemungkinan kitab isa ketularan dari si perannya itu,” ungkap dia.

“Sebagai orang yang nyata ini hilang gitu (kepribadiannya). Jadi kayak pecah kepribadiannya. Nah, ini tambah gangguan lain,” tutupnya.

Baca juga: Cara Ganti Password Akun TikTok, Praktis dan Mudah

4. Tanda-tanda anak kecanduan roleplay

Mengutip dari Kompas.com, Kamis (22/6/2023), berikut tanda-tanda anak kecanduan roleplay yang perlu diwaspadai oleh orangtua:

  • Lebih sensitif ketika tidak bermain

Anak akan mudah kesal, memberontak, membentak, cepat marah, dan tidak sabar dengan aktivitas normal sehari-hari, maka ada yang salah pada dirinya dan mungkin itu adalah tanda ia kecanduan game roleplay.

  • Menghabiskan banyak uang untuk game

Beberapa game roleplay mendorong pemainnya untuk melakukan pembayaran asli dalam aplikasi, seperti untuk membeli atribut atau peralatan tertentu yang menunjang karakter yang dimainkan.

  • Mengabaikan tugas harian dan mudah membuang waktu

Anak yang sudah kecanduan roleplay, akan mudah lupa dengan kebutuhan di dunia nyata, seperti mengerjakan tugas sekolah, belajar, dan sebagainya. Waktunya hanya dihabiskan dnegan bermain game.

  • Mengabaikan orang terdekat

Anak yang sudah kecanduan dengan game roleplay ada kecenderungan besar acuh dengan orang di sekitarnya, di dunia nyata, termasuk keluarga atau teman dekatnya.

Bahkan, dari sikap pengabaiannya ini, anak bisa mulai belajar berbohong untuk menghindari interaksi dengan orang di dunia nyata.

  • Abai dengan diri sendiri

Individu yang kecanduan game bisa lupa makan makanan sehat atau sama sekali tidak makan, mandi, serta ganti pakaian untuk kesehatan dan kebersihan dirinya sendiri. Akibatnya, mereka bisa kekurangan nutrisi dan mudah sakit.

Baca juga: Apa Arti Kata Ajojing yang Ramai di TikTok? Ini Penjelasan Ahli Bahasa

 

5. Apa yang sebaiknya dilakukan orangtua?

Dilansir dari Kompas.com, Rabu (21/6/2023), dokter spesialis kejiwaan Zuliva Oktanida Syarif menyarankan, sebaiknya para orangtua mengambil sikap bijak namun tetap tenang untuk menangani anak yang sudah kecanduan permainan online seperti roleplay.

Sebelum mengambil tindakan, pertama-tama orangtua harus mencari tahu terlebih dahulu mengenai seluk-beluk game yang dimainkan dan kemungkinan dampak buruknya.

“Kemudian, dekati anak, cari tahu apa yang dia cari dari bermain ini,” kata Zuliva.

Bisa ada banyak kemungkinan penyebab anak kecanduan bermain roleplay, salah satunya adalah mungkin mereka merasa kurang perhatian dari orangtua.

“Mungkin dia depresi di keluarga karena orangtua yang sibuk bekerja, sehingga ia mencari kebahagiaan lain dari bermain RP ini,” jelasnya.

Menurutnya, penyebab bermain roleplay tersebut harus diatasi terlebih dahulu oleh orang tua bersama anaknya.

Selanjutnya, orangtua harus mencari tahu dampak psikologis yang mungkin sudah ada pada anak dari kebiasaan bermain roleplay.

“Kalau memang kesulitan, orangtua bisa mencari bantuan profesional, bisa ke psikolog atau psikiater, untuk anak dinilai lebih lanjut apakah sudah memiliki dampak psikologis akibat permainan ini,” terangnya.

Jika sudah ada dampak psikologis pada anak dari kecanduan roleplay, ia mungkin membutuhkan terapi.

Baca juga: Cara Mengatur Privasi Unggahan Video di TikTok

Lebih lanjut, Zuliva menilai bentakan atau amarah yang meluap-luap dari orangtua kepada anak tidak efektif dalam menyampaikan pesan mengenai dampak buruk dair kecanduan roleplay.

"Coba untuk Kelola emosi agar tidak emosional ketika menghadapi anak yang ternyata bermain atau bahkan sudah kecanduan ini,” kata dia.

“Kalau orangtua bereaksi dengan marah-marah, anak sulit menangkap maksudnya apa, apa pesannya,” sambungnya.

Menurutnya, anak-anak cenderung masih sulit untuk menangkap pesan tersirat dari orangtua tanpa adanya penjelasan yang konkret.

“Dia hanya tahu bahwa orangtuanya marah terhadap dirinya, anak tidak menangkap pesan apa yang perlu dipelajari dari hal (sikap orangtua) itu. Sehingga, bisa dikatakan percuma kita (sebagai orangtua) marah-marah,” ucapnya.

Ia mengungkapkan, sikap keras orang tua kepada anak yang melakukan kesalahan dapat merusak relasi emosional, justru menimbulkan masalah baru seperti anak menjadi tidak terbuka atau sembunyi-sembunyi.

Apalagi, jika anak merasa dipermalukan oleh sikap orangtua. Itu bisa menyebabkan berkurangnya rasa percaya diri anak.

Untuk diketahui, anak-anak khususnya yang beranjak remaja berada dalam fase belajar mengendalikan emosi dan mengunkapkan perasaan.

“Jadi, orangtua diharapkan untuk lebih bisa mengendalikan emosi dalam menyikap hal ini (kecanduan game roleplay,” tandasnya.

Baca juga: Cara Mengubah Status Akun TikTok Menjadi Privat

(Sumber: Kompas.com/Zulfikar Hardiansyah, Alinda Hardiantoro, Shintaloka Pradita Sicca I Editor: Zulfikar Hardiansyah, Shintaloka Pradita Sicca)

 
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi