KOMPAS.com - Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) akan mendatangkan wasit legendaris dunia Pierluigi Collina ke Indonesia.
Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengatakan, kedatangan Collina ke Indonesia untuk memberikan pelatihan dan semangat kepada wasit-wasit Indonesia.
"Kami juga ada insentif, saya mendorong FIFA mengirimkan wasit Collina," kata Erick dalam jumpa pers di GBK Arena, Kamis (22/6/2023).
Ia berharap, kedatangan Collina ini akan berdampak baik bagi perwasitan di Indonesia.
Lantas, seperti apa profil Pierluigi Collina?
Baca juga: PSSI Siap Datangkan Wasit Legendaris Pierluigi Collina
Cita-cita jadi pemain sepak bola
Dikutip dari History of Soccer, Collina merupakan wasit Italia yang terkenal akan ketegasannya dalam memimpin pertandingan.
Lahir di Bologna, Italia, Collina sebenarnya bercita-cita untuk menjadi pemain sepak bola.
Namun, ia menyadari bahwa mimpinya itu tidak masuk akal ketika berumur 17. Atas saran temannya, Collina pun mengikuti kursus wasit.
Dengan penampilannya yang tinggi, mengesankan, dan sifat berwibawa, Collina adalah wasit yang setara dengan anak ajaib.
Setelah mengasah kemampuannya di liga bawah, ia dipromosikan ke liga atas sepak bola Italia pada tahun 1991.
Nama Collina mulai tenar ketika Serie A menjadi salah satu kompetisi utama di Eropa.
Saat itu, mata dunia tertuju pada sepak bola Italia. Sejumlah talenta hebat tumbuh dan bermunculan di negara itu.
Berpenampilan ikonik
Memiliki tinggi 188 cm dan berkepala botak menjadi ciri khas dari penampilan Collina.
Dengan penampilannya itu, ia terkenal tak mudah terintimidasi oleh pemain-pemain seperti Paolo Maldini dan Roberto Baggio.
Sebaliknya, ketegasan dan ketenangannya membawa namanya sebagai wasit terbaik Italia dan FIFA selama pertengahan 1990-an.
Olimpiade 1996 menjadi debut Collina di turnamen besar internasional dan langsung memimpin laga final.
Laga itu membawa namanya terus melejit. Ia juga menjadi bagian dari wasit Piala Dunia 1998.
Baca juga: Pesan PSSI untuk Wasit Liga Indonesia yang Lolos Seleksi
Momen terbesar Collina: MU Vs Bayern Munich
Laga final Liga Champions 1999 antara Manchester United melawan Bayern Munich di Camp Nou menjadi momen paling dikenangnya.
Sebab ia menyaksikan secara langsung laga comeback terbesar di dunia sepak bola, dikutip dari Sport Brief.
Dalam pertandingan itu, MU mencetak dua gol dalam dua menit untuk kemenangan comeback yang luar biasa, setelah tertinggal di sebagian besar pertandingan.
"Itu adalah dua menit terakhir final Liga Champions. Saya melihat para pemain Bayern di bangku cadangan bersiap untuk merayakan gelar. Fans di stadion senang tim mereka dimahkotai dengan gelar Liga Champions," ujarnya.
Namun, dua menit terakhir pertandingan mengubah segalanya, setelah MU sukses mencetak gol.
"Saya tidak akan pernah lupa bagaimana tribun Inggris dipenuhi dengan kebisingan yang luar biasa seolah-olah mereka adalah singa yang mengaum, sementara ada keheningan pemakaman di tribun Bayern," jelas dia.
Baca juga: Indonesia Vs Argentina, PSSI Bicara Hukuman Suporter Nekat Masuk Lapangan
Warisan Collina
Collina sangat berpengaruh sehingga fedeerasi sepak bola Italia memperpanjang usia pensiunnya satu tahun untuk memimpin Piala Dunia 2006.
Namun, setelah adanya konflik kepentingan terkait kesepakatan sponsorship, Pierluigi Collina pensiun.
Pada 24 Agustus 2005, pertandingan kompetitif terakhir Collina sebelum pensiun adalah Everton vs Villarreal di kualifikasi Liga Champions.
Dia dinobatkan sebagai wasit terbaik dunia oleh International Federation of Football History & Statistics selama enam tahun berturut-turut (dari 1998 hingga 2003).
Belum ada satu pun wasit yang pernah meraih prestasi serupa.
Prestasi tersebut menarik UEFA untuk mengangkatnya sebagai kepala wasit sekaligus konsultan Asosiasi Wasit Sepak Bola Italia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.