Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arkeolog Temukan Liontin Penis Berusia 42.000 Tahun, Penggambaran Alat Kelamin Manusia Paling Awal di Dunia

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi Arkeologi
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Arkeolog menemukan liontin berbentuk penis yang diukir dari sebongkah grafit yang kemungkinan merupakan artefak lingga tertua di dunia.

Dikutip dari iflscience, benda mirip lingga ini ditemukan pada 2016 di sebuah situs yang dikenal sebagai Tolbor-21 yang terletak di Pegunungan Khangai, Mongolia utara.

Benda tersebut terdiri dari liontin grafit berukir yang berukuran sekitar 4,3 cm (1,7 inci) panjangnya, lebar 2,1 cm (0,8 inci), dan ketebalan 1,3 cm (0,5 inci).

Ukurannya yang relatif kecil ini menunjukkan bahwa kemungkinan besar ini adalah ornamen pribadi, mungkin perhiasan keberuntungan atau jimat.

Baca juga: Arkeolog Temukan Pahatan Batu Kuno Bergambar Manusia, Kapal, dan Hewan Berusia 2.700 Tahun di Swedia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Dibuat sekitar 42.000 tahun lalu

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan pada 12 Juni di jurnal Scientific Reports, benda tersebut telah menjadi bagian dari koleksi Akademi Ilmu Pengetahuan Mongolia sejak 2016, saat benda itu ditemukan. 

Setelah melakukan penanggalan radiokarbon dari bahan organik di lapisan yang sama dan analisis mikroskopis, para peneliti menentukan bahwa artefak Paleolitik dibuat sekitar 42.000 tahun yang lalu.

Selain itu, diketahui juga bahwa pengrajin kuno (si pemahat liontin) menggunakan grafit yang diperoleh dari jarak sekitar 62 mil (100 kilometer) untuk membuat bagian yang secara anatomis akurat.

"Grafit adalah bahan yang langka dan tidak umum digunakan di wilayah ini selama periode waktu tersebut," kata penulis utama studi Solange Rigaud, seorang arkeolog di University of Bordeaux dan Pusat Penelitian Ilmiah Nasional (CNRS) di Perancis, dikutip dari Live Science.

"Benda ini berasal dari tempat yang jauh dan mungkin dipertukarkan oleh kelompok nomaden yang berbeda," tambahnya.

Baca juga: Arkeolog Temukan Terowongan Misterius Saat Menggali Makam Cleopatra

Dibuat menggunakan alat batu

Para peneliti menduga pembuat liontin menggunakan alat batu untuk mengukir liontin tersebut.

Hal tersebut karena ukirannya sangat detail, bahkan terdapat alur yang menggambarkan uretra penis, tabung yang membawa air seni.

Selain itu, terdapat pula alur tambahan yang melintasi bagian tengah liontin yang kemungkinan besar digunakan untuk mengikat liontin tersebut ke pemakainya. 

Menurut peneliti, kemungkinan besar liontin itu dijadikan sebagai kalung.

Kendati demikian, liontin itu ditemukan dalam keadaan sebagian rusak, namun secara keseluruhan masih dalam kondisi baik.

"Bagian depan liontin terawat dengan baik, sementara sisi yang berlawanan memiliki lebih banyak keausan," kata Rigaud.

"Hal ini bisa jadi karena sisi yang aus bergesekan dengan pemakainya, yang menggantungkan liontinnya di leher," tambahnya.

Baca juga: Ilmuwan China Menggali Lubang Sedalam 10.000 Meter untuk Mencapai Bebatuan Zaman Kapur

Karya seni lingga tertua di dunia

Tim peneliti mengatakan bahwa liontin ini bukan hanya karya seni lingga tertua di dunia, tapi juga merupakan representasi antropomorfis berjenis kelamin paling awal yang tercatat.

Menurut catatan sejarah, temuan liontin itu mendahului ukiran alat kelamin manusia lainnya, termasuk seni gua vulva dari 37.000 tahun yang lalu di Abri Castanet, Perancis.

Namun, para peneliti belum menyimpulkan apa makna keseluruhan di balik karya tersebut.

"Sulit untuk mengetahui fungsi pastinya," kata Rigaud.

"Ada kemungkinan bahwa orang ini mengenakan ornamen tubuh sebagai cara untuk menyampaikan informasi kepada orang lain untuk menunjukkan identitas kelompok mereka, atau memiliki makna pribadi bagi pemakainya," sambungnya.

Meskipun ini kemungkinan adalah artefak tertua yang diketahui dengan "presentasi lingga" di dunia, Rigaud mengatakan bahwa ini bukan ornamen tubuh tertua.

Menurut penelitian, para arkeolog di seluruh Eurasia telah menemukan ornamen pribadi yang berasal dari gigi hewan dan kerang berlubang di situs-situs yang berusia antara 130.000 dan 150.000 tahun.

Di mana, situs-situs tersebut pernah dihuni oleh Neanderthal.

Selain liontin lingga, para arkeolog juga pernah menemukan liontin dan manik-manik yang terbuat dari cangkang telur burung unta, liontin batu tambahan, dan potongan-potongan tulang binatang di situs arkeologi tersebut.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi