KOMPAS.com - Kapal selam Titan mengalami ledakan dahsyat setelah dilaporkan hilang sejak Minggu (18/6/2023) saat melakukan ekspedisi ke lokasi bangkai Titanic di Samudra Atlantik.
Penjaga Pantai AS juga sudah memastikan lima penumpang kapal selam tersebut tewas menyusul temuan puing-puing kapal.
Salah satu penumpang adalah Stockton Rush, CEO dari perusahaan OceanGate yang mengoperasikan kapal selam Titan dalam ekspedisi tersebut.
Stockton Rush mendirikan OceanGate sejak 2009 dan memulai ekspedisi ke reruntuhan kapal Titanic pada 2019.
Selama beroperasi, OceanGate dengan kapal selamnya beberapa kali memunculkan kontroversi serta gugatan dari karyawan dan penumpang.
Baca juga: Profil OceanGate, Perusahaan Penyelenggara Tur Kapal Selam Titanic yang Hilang di Samudra Atlantik
Dilansir dari Al Jazeera, Direktur Operasi Kelautan OceanGate David Lochridge menuliskan laporan tentang teknis kapal selam perusahaan pada 2018.
Menurutnya, kapal tersebut masih membutuhkan pengujian lebih lanjut atau penumpang akan terancam saat berada di kedalaman ekstrem.
Mengetahui laporan tersebut, OceanGate justru menggugat Lochridge ke Pengadilan Distrik AS di Seattle atas tuduhan pelanggaran perjanjian kerahasiaan.
David Lochridge mengugat balik karena ia dipecat secara tidak sah akibat laporan tersebut.
Ia juga menjelaskan, OceanGate tidak membangun area pandang bagi penumpang di kapal selam sesuai sertifikat yang diajukan.
Kasus ini diselesaikan beberapa bulan setelah pengajuan ke pengadilan melalui perjanjian yang dirahasiakan.
Baca juga: Kelima Penumpang Kapal Selam Titan Resmi Dinyatakan Tewas, Ucapan Belasungkawa Mengalir Deras
Peringatan karena terlalu eksperimentalPada tahun yang sama, OceanGate menerima peringatan dari Marine Technology Society, sebuah kelompok profesional berisi insinyur kelautan, pakar teknologi, pembuat kebijakan, dan pendidik.
Kelompok tersebut menyebut OceanGate melakukan pendekatan eksperimental dan tidak meminta uji coba pihak ketiga dalam aktivitasnya.
Hal ini dikhawatirkan mengakibatkan hasil negatif yang akan berdampak serius bagi semua orang di industri kelautan.
Dikutip dari Independent, perusahaan bersikeras mempertahankan kebijakan operasionalnya pada 2019.
Baca juga: Cerita Mereka yang Pernah Naik Kapal Selam Titan: Tandatangani Surat Pernyataan Kematian...
Diberitakan oleh CBS News, Marc dan Sharon Hagle asal Florida menggugat CEO OceanGate, Stockton Rush pada Februari lalu.
Mereka meminta pengembalian dana deposit atas tiket perjalanan kapal selam yang dibatalkan.
OceanGate disebut membatalkan ekspedisi karena tidak bisa menjamin kapal akan sampai di kedalaman laut lokasi reruntuhan Titanic.
Perjalanan lain juga batal karena kapal mengalami kegagalan peralatan.
Baca juga: Apa Itu Catastrophic Implosion yang Sebabkan Kapal Selam Wisata Titanic Hancur?
Alami sejumlah kerusakanTidak hanya itu, beberapa kerusakan juga dialami kapal selam Titan selama beberapa tahun terakhir.
Pada 2022, lambung kapal selam menunjukkan tanda-tanda "kelelahan" sehingga kedalaman penyelaman harus dikurangi.
Pada tahun yang sama, Titan mengalami masalah baterai sehingga harus dipasang secara manual.
Kapal juga mengalami masalah pada lampu dan jalur komunikasi yang terputus selama hampir tiga jam di bawah air.
Baca juga: Hancur Menjadi Puing-puing, Ini Lokasi Penemuan Kapal Selam Titan
Desain tidak memenuhi strandarSementara itu, Marine Technology Society menyebut desain kapal selam Titan tidak memenuhi sertifikasi DNV-GL untuk standar peralatan kelautan.
Area pandang bagi penumpang kapal selam Titan hanya boleh untuk kedalaman 1.300 meter. Padahal, kapal ini dibuat untuk menyelam hingga kedalaman 4.000 meter.
Bagi Marine Technology Society, kondisi tersebut menyesatkan publik dan melangar kode etik.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.