KOMPAS.com - Revolusi Perancis, juga disebut Revolusi 1789, adalah gerakan revolusioner yang mengguncang Perancis antara tahun 1787 dan 1799.
Peristiwa ini berusaha mengubah hubungan antara penguasa dan orang-orang yang mereka perintah, serta untuk mendefinisikan kembali sifat kekuasaan politik.
Baca juga: 5 Penemuan Penting dari Revolusi Industri, Apa Saja?
Lantas, apa yang menyebabkan Revolusi Perancis terjadi, dan bagaimana peristiwa itu berakhir?
Mengenal revolusi Perancis
RevolusiPerancis adalah peristiwa penting dalam sejarah dunia yang terjadi dalam kurun waktu 1787 dan 1799, berakhir dengan naiknya Napoleon Bonaparte.
Selama periode tersebut, warga Perancis secara radikal mengubah lanskap politik mereka, mencabut institusi yang berusia berabad-abad seperti monarki dan sistem feodal.
Baca juga: Mengenal Sejarah Awal Revolusi Industri
Dilansir dari Encyclopedia Britannica, revolusi mulai terbentuk di Perancis ketika pengawas keuangan, Charles-Alexandre de Calonne, mengatur pemanggilan majelis "terkemuka".
Ia mengundang para uskup, bangsawan besar, dan beberapa perwakilan borjuis pada Februari 1787 untuk mengusulkan reformasi yang dirancang untuk menghilangkan defisit anggaran dengan meningkatkan pajak kelas istimewa.
Pergolakan yang terjadi di Perancis disebabkan oleh rasa muak terhadap aristokrasi Perancis dan kebijakan ekonomi Raja Louis XVI.
Meskipun berubah menjadi pertumpahan darah, Revolusi Perancis membantu membentuk demokrasi modern dengan menunjukkan kekuatan yang melekat pada kehendak rakyat.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Napoleon Bonaparte Gagal Taklukkan Rusia
Penyebab revolusi Perancis
Dilansir dari History, saat abad ke-18 berakhir, keterlibatan mahal Perancis dalam Revolusi Amerika, ditambah dengan pengeluaran mewah oleh Raja Louis XVI, telah membuat Perancis berada di ambang kebangkrutan.
Tidak hanya kas kerajaan yang kosong, tetapi beberapa tahun mengalami panen yang buruk, kekeringan, penyakit ternak, dan harga roti yang melonjak.
Hal tersebut telah memicu ketidakpuasan, terutama di kalangan petani dan kaum miskin perkotaan.
Baca juga: Sejarah Wagner Group, Tentara Bayaran yang Kini Balik Menyerang Rusia
Banyak yang mengungkapkan keputusasaan dan ketidakpuasan mereka terhadap rezim yang memberlakukan pajak berat, tetapi gagal memberikan bantuan apa pun.
Mereka mulai mengekspresikan kekecewaannya dengan merusak, merampok, dan melakukan mogok.
Pada musim gugur tahun 1786, jenderal pengawas Raja Louis XVI, Charles Alexandre de Calonne Charles, mengusulkan paket reformasi keuangan.
Itu mencakup pajak tanah universal yang tidak lagi memberikan pengecualian bagi kelas aristokrat.
Baca juga: Bukan Titanic, Ini Bangkai Kapal yang Karam Paling Dalam Sepanjang Sejarah
Akhir dari revolusi Perancis
Empat tahun Direktori berkuasa penuh bersamaan dengan krisis keuangan, ketidakpuasan rakyat, inefisiensi, dan korupsi politik.
Pada akhir 1790-an, para direktur hampir sepenuhnya mengandalkan militer untuk mempertahankan otoritas mereka dan telah menyerahkan sebagian besar kekuasaan mereka kepada para Jenderal di lapangan.
Pada tanggal 9 November 1799, ketika rasa frustrasi masyarakat dengan kepemimpinan mereka mencapai puncaknya, Napoleon Bonaparte melancarkan kudeta.
Ia menghapus Direktori dan mengangkat dirinya sendiri sebagai "First Consul” (konsul pertama) Perancis.
Peristiwa tersebut menandai berakhirnya Revolusi Perancis dan awal era Napoleon, di mana Perancis akan mendominasi sebagian besar Benua Eropa.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.